I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Saturday, August 22, 2009

Hari Keempat - Goodbye Penang

Semalem gue pasang alarm di HP, supaya bisa bangun extra pagi. Begitu bangun, mandi, dan menikmati sarapan terakhir buatan Mr. Jeremy. Masih dengan menu yang sama.

Kelar sarapan, langsung check out dan tukar kunci ke Mr. Jeremy, say thanks..say goodbye untuk seluruh staff Hutton Lodge, gue pun berangkat meninggalkan hostel.

Kali ini sengaja jalan kaki ke terminal Komtar, menikmati setiap detik dan langkah kaki gue di Penang ini. Ngga terlalu lama menunggu, Rapid Penang yang akan mengantar gue ke airport pun tiba. Selamat tinggal George Town !

Tiba di airport langsung check in, dan nunggu keberangkatan AirAsia gue deh....Goodbye Penang the beautiful island, nice people, nice view everywhere !

Happy Cherry !
Lebuh Chulia
Komplek Tun Abdul Razak (Komtar)
Sunset di Fort Cornwallis
City Hall
Beautiful sky

Hari Ketiga - Batu Ferringhi

Perjalanan Bukit Bendera - Komtar lumayan panjang...rasa lapar udah semakin bikin gue merana. Pas melewati Penang Times Square, tiba - tiba gue memutuskan berhenti, cuma karena gue ngeliat di depan Mall itu sedang berlangsung bazaar dan ada spanduk gede - gede dengan tulisan "The biggest flea market...bla bla bla.." Flea market ?? That's my fave..kalo emang konsepnya sama. Selama berkeliaran di Penang ini mata gue dibikin gatal sama promosi "the biggest flea market" ini yang spanduknya ada dimana - mana...Trus mampirlah gue disitu.

Yang ada gue cuma kecewa...itu cuma bazaar produk otomotif, fashion dan makanan biasa. Entah kenapa bisa tampak meriah begitu dari luar...ngga ada yang istimewa menurut gue. Gue pun berniat melanjutkan perjalanan ke Komtar. Tiba - tiba suara Jason Mraz dengan "I'm Yours" terdengar dari sound system penyelenggara yang dipasang dengan volume besar. Adduhh...lagu yang tiap hari ratusan kali gue denger, buat nemenin gue di ruang kerja gue di kantor. Lagu favorit gue, paling ngga ampe sekarang. "Well open up your mind and see like me...open up your plan and damn you free !"..... Gue pun tinggal beberapa saat di Mall itu, cuma demi mendengarkan suara Jason Mraz. Setelah lagu selesai, perjalanan dilanjutkan. Kali ini gue jalan kaki ke terminal Komtar, karena gedungnya yang tinggi keliatan jelas dari Mall itu. So asumsi gue, terminal Komtar udah dekat.

Tiba di terminal langsung nunggu bus berikutnya ke Batu Ferringhi...nunggunya dengan pergolakan batin, sambil memandang ke arah Prangin Mall. Sebenernya gue pengen banget masuk Mall itu, dan beli McD buat di perjalanan...tapi mengingat hari yang sudah semakin sore, setiap menitnya berarti banget. Apalagi bus menuju Batu Ferringhi termasuk jarang, sementara calon penumpangnya banyak.

Akhirnya bus datang, dan gue harus melewati perjalanan panjang lagi menuju Batu Ferringhi...kali ini agak merana, karena laper. Tiba di Batu Ferringhi gue pun berjalan...berjalan...dan lama - lama gue bingung, walaupun gue tau dimana posisi pantainya, tapi kenapa gue ngga bisa menemukan pintu masuk menuju pantai. Di sepanjang jalan padat dipenuhi oleh hotel dan restauran. Trus wisatawan umum mau masuk pantai gimana pula ?

Akhirnya gue berhasil masuk melalui area parkir gitu. Walopun hujan rintik - rintik, gue menyempatkan diri duduk santai di pantai tersebut. Pikiran gue menerawang. Dulu di iklan - iklan Visit Malaysia di Indovision, salah satu yang dibanggakan oleh negeri ini adalah pantai Batu Ferringhinya...begitu gue tau pantai ini di Penang Island juga, maka gue masukin dalam agenda jalan - jalan gue. Gue yakin ngga ada pantai, at least di Asia, yang lebih indah dari pantai - pantai di Bali, tapi kepuasan hati gue adalah bisa melihat langsung sebuah tempat baru, dan menghilangkan rasa penasaran gue. Dan di sinilah gue..! Ngga ada yang istimewa di Batu Feringghi ini...ngga ada yang indah luar biasa...tapi somehow gue merasa happy dan puas.

Di sini pun gue ngga bisa motret diri gue sama sekali. Tapi itu ngga penting. Ini tujuan terakhir yang pengen gue kunjungi di Penang Island...gue pengen beristirahat sejenak di pantai itu, karena bisa dibilang gue udah di garis finish dari perjalanan panjang yang seru dan melelahkan di Penang Island ini. Duduk santai di sebuah kursi pantai, di bawah pepohonan, gue leluasa memandang langit gelap sore itu, dan hati gue cuma membisikkan "Makasih Tuhan...satu lagi perjalanan luar biasa. Jauh dari rumah, jauh dari negeri gue sendiri. Tapi gue tau, kita berdua ngga pernah saling berjauhan. Terima kasih sudah mengawasi setiap langkah gue, melindungi gue dari atas sana, dan bekerja keras menyiapkan setiap detil keperluan perjalanan gue ini."

Friday, August 21, 2009

Hari Ketiga - Penang Hill

Untuk tiba ke Penang Hill, perjalanan gue panjang banget. Mula - mula, keluar dari Kek Lok Si, gue jalan ke arah pemberhentian bus, tempat sopir Rapid Penang menurunkan ke gue waktu mau ke Kek Lok Si tadi. Trus, pas gue nanya sama salah satu sopir bus yang kebetulan lagi mangkal di situ, bus apa yang harus gue naikin buat ke Penang Hill alias Bukit Bendera. Di sebelah sopir juga ada petugas lainnya yang sepertinya koordinator Rapid Penang di situ. Mereka berdua kompak ngasih info yang gue butuhkan. Katanya gue harus kembali ke arah Kek Lo Si, karena halte busnya ada di dekat situ, di depan bank. Gue jalan lagi.

Gue bingung kok ngga kunjung menemukan halte bus yang dimaksud....sampai akhirnya perjalanan gue malah kembali lagi ke pool Rapid Penang yang tadi...Waduuhhh, gue udah muter jalan panjang bener! Gue nyeberang jalan, bermaksud nyari sopir bus lainnya buat bertanya. Pas gue naek ke salah satu bus yang lagi mangkal, gue kaget sekaligus malu karena di dalam bus itu ada si Pak Koordinator yang gue tanyain tadi. Dengan belagak bloon (atau bloon beneren ?) gue nanya pertanyaan yang sama. Si Pak Koordinator sampe bingung dan geleng- geleng. Mungkin dia serasa mengalami deja vu kali yah. Tapi begitu ngeliat gue yang kecapean dengan nafas ngos - ngosan, dia kayaknya jadi iba, trus nyuruh gue istirahat dulu di dalam bus. Gue bilang gak bisa, karena gue ngejar waktu mau ke Penang Hill. Dia nanya - nanya sama gue kenapa bisa kembali lagi ke pool bus itu. Gue jawab seadanya, gue udah ikutin petunjuknya dia, tapi ngga nemu halte satupun, gue terus berjalan, nanya - nanya ke beberapa orang, dan mereka ngasih petunjuk ke arah sini. Pak Koordinator pun nasihatin gue, supaya jangan asal percaya sama orang asing. Trus dia bilang, dia orang yaang paling tau mengenai Rapid Penang di kawasan itu, cukup percaya dan ikutin petunjuk yang dia kasih.

Tiba - tiba Pak Koordinator nanya lagi, agama gue apaan ? What ??!! Apa pula hubungannya agama sama Rapid Penang. Gue jawab singkat, "Christian, Sir.." Trus dia bilang, kalo gitu sebaiknya gue makan siang dulu di kawasan deket pintu masuk Kek Lok Si. Di situ gue bisa menikmati beragam menu Chinese food. OMG...gue pikir ada urusan apaan sama agama...ternyata cuma urusan perut. Tapi mungkin Pak Koordinator sedikit khawatir ngeliat tampang gue yang...kelaparan ?! Kasian bener...

Okeh, karena ngga bisa menunggu terlalu lama, walaupun masih cape, gue lanjut lagi. Kali ini gue harus bener - bener waspada ngeliat petunjuk 'bank' atau 'halte bus'. Benar juga...dalam jarak sekitar 50 meter dari pool tadi ada Maybank, walaupun gue ngga liat ada halte, tapi gue emang ngeliat beberapa nunggu di situ. Gak tau nunggu apaan...Gue pun nangkring di situ...dan setelah beberapa lama gue ngerti kenapa gue ngga bisa menemukan lokasi ini sebelumnya, karena dijadiin tempat parkir oleh bus - bus gede wisata rombongan yang menumpuk menuju Kek Lok Si. Pantes aja gak keliatan sama gue. Siyyaalll....! Masa tempat nunggu bus umum dijadiin parkiran bus pariwisata ?!

Di saat ujan udah semakin lebat, bus yang gue tunggu pun datang. Kali ini gue tenang, karena gue tau bus ini bakal berakhir di Penang Hill alias Bukit Bendera.

Beginilah padatnya keretapi Penang Hill
Di stasiun pertengahan antara bawah dan puncak Penang Hill

Keretapi tiba di puncak Penang Hill

Sing it !!! I'm on the top of the world looking...down on creation..

Gue tiba di stasiun Penang Hill, stasiun tertua di Malaysia, dan langsung antri beli tiket keretapi yang akan mengantar gue ke puncak Penang Hill. Antriannya panjang banget, selain itu di ruang tunggu banyak banget orang duduk menunggu. Nungguin apaan yah ? Begitu gue dapatkan tiket gue, disitu tertulis '3:15'. Waduuh, maksudnya apaan ? Gue pun nanya petugas penjaga pintu keberangkatan keretapi. Dia jelasin kalo itu berarti gue dapat giliran naik keretapi yang jam 3.15. Begitu mendengar penjelasannya Pak Petugas rasanya gue pengen teriak sekencang - kencangnya...Aaaapppppaaaaaaaaaaaaa....???!!!!*&^%$^@ Saat itu masih jam 01.30 waktu Penang....lama banget gue harus nunggu dongg..?? Apa yang mo gue lakukan di stasiun yang padat itu ? Hujan pulaa...Gue pun ngatur strategi..trus kembali ke Pak Petugas lagi dan gue bilang, "Pak, boleh saya naik kereta berikutnya, kalau memang masih ada tempat kosong...? Karena pesawat saya balik ke Jakarta nanti malam. Saya tidak bisa nunggu kereta sampai jam 3. Tolong Pak..Saya cuma sendirian kok..". Trus si Pak Petugas mengiyakan, dan gue disuruh duduk jangan terlalu jauh dari dia supaya nanti bisa dipanggil. Begitu keretapi berikutnya datang, gue pun dipersilahkan bergabung. Hoooreeee...!!

Naik keretaapi Penang Hill ini unik banget rasanya. Keretanya kecil, tapi kapasitasnya 80 orang...jadi serasa naek KRL Jabotabek kelas ekonomi. Trus yang unik, jalannya menanjak tajam, karena menuju puncak Penang Hill yang tingginya 833 meter di atas permukaan laut. Total perjalanan sampai ke puncak kurang lebih 30 menit...tapi di pertengahan antara stasiun bawah dan stasiun puncak, penumpang disuruh turun untuk berganti kereta yang akan ngantarin sampai ke Puncak. Perjalanan sama sekali ngga membosankan, karena penumpang justru menikmati pemandangan alam yang luar biasa indah dan hijau.

Akhirnya keretapi tiba di puncak. Wuiiihh...dari sini, gue rasa gue bisa melihat seluruh bagian Penang Island...udaranya pun sejuk banget. Mantap...Di puncak Penang Hill ini para wisatawan bisa menikmati beberapa wahana...kayak taman burung, snake show, dll. Selain itu di sini juga terdapat India Temple, masjid, ada hotel juga sepertinya.....banyak deh. Gue pun berkeliling, dan setelah puas kembali ke stasiun untuk naik keretapi turun.

Tiba di bawah lagi, langsung nyari halte bus...target berikutnya : Batu Feringghi !! Gilaaa...sebenernya gue udah cape banget, dan lapar berat karena belum makan siang. Tapi waktu gue sempit, dan apapun yang terjadi 'proyek' Batu Feringgi harus diselesaikan. Gue pun naik bus yang akan mengantar gue kembali ke Komtar.

Say THANKS to Jesus and let yourself feel happy, myself ! Coz your Penang Hill project, has been perfectly completed !!

Hari Ketiga - Kek Lok Si

Gue bangun sedikit lebih siang dari kemarin, karena tujuan gue hari ini adalah Kek Lok Si, di kawasan Air Itam. Dari keterangan di brosur, gue tau bahwa Kek Lok Si buka mulai jam 10am. So, gue berniat berangkat dari Hutton jam 9am aja.

Sarapan Mr. Jeremy masih sama : roti panggang, bolu plus segelas sari jeruk. Gue jadi inget pas waktu di Betel Hostel, Spore. Semua tamu harus nyiapin sarapan sendiri. Agak repot, tapi asiknya jadi boleh ngambil sepuasnya. Tiap pagi gue manggang paling dikit 4 lembar roti gandum, trus dikasih chocolate jam setebal mungkin, ditambah beberapa buah yang disediain. Trus gue bakal menyelundupkan 2 biji apel ke tas gue buat modal makan siang...

Selesai makan siang, gue pun berangkat dari Hutton Lodge menuju Kek Lok Si !!!! Ada 4 tempat yang bikin gue menggebu - gebu pengen ke Penang Island : Sleeping Buddha, Kek Lok Si, Penang Hill, dan Batu Ferringhi. Dan hari ini jadwalnya mewujudkan impian gue ke Kek Lok Si, yang katanya adalah kuil Buddha terbesar di Asia Tenggara. Wow ! Gue napsu pengen liat Pagoda of The Ten Thousand Buddhas dan patung Dewi Kuan Yin raksasa terbuat dari perunggu yang tingginya 30 meter !!

Di dalam Rapid Penang, walaupun perjalanan cukup panjang, gue ngga terlalu ngerasa bosan karena sopirnya ramah dan doyan ngobrol. Setiap naek Rapid Penang emang gue usahain bisa duduk deket Pak Sopir biar bisa nanya - nanya jalan dan liat kiri - kanan jalan dengan jelas.

Begitu turun bus, gue harus jalan kaki lagi, ngelewati kawasan pasar dan tempat - tempat makan gitu. Untuk menuju pintu masuk Kek Lok Si, pengunjung harus melewati tangga menanjak yang puaaannnjjaannngg......yang dipenuhi dengan penjual - penjual barang / aksesoris khas Malaysia. Wait...., Khas Malaysia ? Ngga juga lha...sebagian dari barang - barang yang dijual disini batik again..batik again...Hampir tiba di pintu masuk, di bagian tengah ada semacam kolam yang isinya bejibun kura - kura yang lagi berebutan kangkung yang dilemparin oleh pengunjung.

Akhirnya tiba juga di Kek Lok Si, yang luaassss banget...Gue sampe bingung mo mulai tour gue dari mana dulu. Gue masuk ke setiap praying hall di komplek ini, yang isinya patung Buddha dan patung - patung dewa yang ukurannya jumbo. Selanjutnya gue ke Patung Kuan Yin, dan untuk itu gue harus beli tiket eskalator dulu. Begitu sampe di atas....walaaaaahhhhh...kaget dan takjub....gueddee banget...! Tapi sayangnya lagi gak bisa memotret patung ini dengan leluasa karena sedang dalam proses pembuatan pilarnya setinggi 200 kaki alias 60 meter lebiihhh, jadi si patung raksasa ini sedikit 'bersembunyi'.



Selain itu ada patung Kuan Yin lainnya yang....kok lebih terlihat kayak Bunda Maria ya ? How come ? Di sini gue bener - bener kehabisan akal gimana caranya bisa motret dengan background patung - patung megah yang ada di sini. Selain ngga ada tempat pas buat meletakkan kamera gue, silaunya matahari saat itu bikin hampir semua photo gue jadi gelap. Gue emang belum kompak sama kamera gue nih, jadi gue belum terlalu mahir ngutak - ngatiknya.

Gue agak sedih sebentar karena di tempat yang luar biasa amazing ini gue sulit mengabadikan kenangan gue di sini. Semua orang tampak asik dengan aktivitas dan group tour masing - masing...Tiba - tiba seorang bapak yang melewati gue, berbalik arah dan mendekat ke gue.

Si Bapak nanya, "Do you want me to take your picture ?"
Gue yang kaget, cuma manggut - manggut bloon dan jawab, "Ehh...yes...if you don't mind, Sir".
Si Bapak nanya lagi, "Where do you want to take the photo ?"
Cherry bingung, "I want that statue become the background, Sir !" sambil nunjuk ke arah patung yang ada di hadapan patung perunggu Guan Yin.

Si Bapak yang baik hati ini pun motret gue. Abis itu dia nunjukkin kamera ke gue, dan dia bilang lagi, "You check it first. If you don't like it, I'll take the other one".

Gue yang masih bingung (karena orang ini datang di saat gue lagi desperate dan berharap ada orang baik hati yang bisa gue mintain tolong buat motret gue. Kok pas bangettt ??!!) cuma bisa bilang, "I like it Sir....Thank you very much !"

Siang itu gue dibuat takjub lagi....lebih takjub daripada saat gue pertama kali liat Patung Kuan Yin tadi. Walopun gue mengaku sebagai solo traveler, tapi somehow gue ngga pernah benar - benar sendirian. Tuhan selalu menemani gue, dan dengan berbagai cara melalui orang - orang di sekitar gue, Tuhan pasti bakal bantu gue apabila dalam kesulitan. Even untuk masalah sepele kayak urusan motret - motret kayak gini.

Perjalanan gue di Kek Lok Si ini dilanjutkan ke Pagoda of Ten Thousand Buddhas. Pagodanya tiinngggiiiii....banget, terdiri dari 7 tingkat. Walopun sebenernya gue udah kecapean berkeliling komplek Kek Lok Si ini, tapi gue keukeuh pengen naek sampe top of the Pagoda. Satu per satu tangga gue naikin...di setiap tingkat gue berhenti, untuk liat - liat dan istirahat. Naik tangganya dengan ketinggian lumayan tajam bikin kaki gue pegel banget. Tibalah gue di tingkat paling atas...hhmm..tapi gue ngga yakin itu udah yang paling atas, karna gue rasa masih ada satu tingkat di atasnya lagi cuma pintu masuknya digembok. Oke, anggap aja ini yang paling atas, gue pun berpotret diri ria...cihuuyy ! Congratulation, myself !! You're officially have reached the top of Pagoda of The Ten Thousand Buddhas !


Abis itu turun lagi....dan dalam perjalanan kembali ke tingkat dasar gue ketemu sama 3 orang temen sekamar gue di Hutton...kita pun saling menyapa, "Hi, roomate !". Selesai proyek Pagoda, dengan secuil tenaga yang tersisa gue pun berkeliling komplek lagi, memastikan ngga ada area di Kek Lok Si ini yang luput dari penglihatan dan kunjungan gue.

Walopun gue belum puas berkeliling, tapi karena gue udah terlalu lama di Kek Lok Si, dengan terpaksa gue pun mengambil jalan pulang. Ngga terasa, udah hampir 3 jam gue di sana. Gue ngga boleh berlama - lama, karena Penang Hill menanti kedatangan gue.

Thursday, August 20, 2009

Hari Kedua - George Town Tour...agaaiinn ??

Saat gue asik terkagum-kagum sama indahnya Wat Chaiyamangkalaran (Sleeping Buddha), tiba - tiba kamera gue low battery. Udah gue duga emang, karena selama beberapa hari gue pake terus - menerus, belum pernah gue recharge sejak gue tiba di Penang ini. Abis gue binun, di semua colokan listrik yang ada di Hutton Lodge gak cocok buat charger digicam gue. Di saat binun gitu, HP gue berdering, bikin gue tambah binun lagi. Gue di Penang dan ada yang menghubungi gue....it means roaming !!! Begitu gue liat di layar HP, nomor yang muncul adalah +60...Walahhh, gue yakin ini pasti telepon dari Daniel. Benar ternyata, Daniel udah tiba di Hutton...awalnya gue minta dia nyusul ke Sleeping Buddha, tapi menurut dia kejauhan...akhirnya gue putuskan balik ke Hutton, dengan harapan Daniel bisa bantu gue dengan masalah recharge digicam gue.

Pas nyari arah pulang, gue sempet kebingungan nyari halte bus buat balik ke arah Komtar. Gue kudu jalan kaki jauh bener euuyyy...padahal cuaca lagi puanass minta ampyyuunn...Gue pun naek Rapid Penang dan berenti di Komtar. Berhubung gue berenti di sisi lain dari terminal Komtar, gue nanya sama seorang ibu, kemana arah Jalan Hutton. Si ibu ini baek, ngejelasin ke gue secara detil gimana caranya kalo gue mo jalan kaki ke Jalan Hutton. Sebelum berpisah malah dia sempat berpesan sama gue supaya hati - hati, jaga tas, dan ngingetin gue supaya dompet gue dimasukkan aja ke dalam tas. Thanks Ibu yang baek hati....another angel sent by God, perhaps.

Gue pun harus jalan extra jauh karna ngga mau naek bus buat lanjut ke Jalan Hutton. Tiba di Hutton, langsung disambut sama Daniel yang lagi asik ngobrol sama Zul di teras depan. Walopun baru kenal beberapa menit, udah langsung akrab dan asik ngobrol bareng Daniel...walopun banyak yang bilang banyak banget orang Indonesia di Penang, tapi dia orang Indonesia pertama yang gue temuin di Penang. Dan untungnya lagi Daniel bawa connector supaya gue bisa recharge digicam lagi...Thanks God ! Stay alive, digicam !

Setelah itu kita berdua pun berniat nyari makan di sekitar Hutton. Wahh...ajakan makan jadi sesuatu yang bikin gue berat....akhirnya gue harus mencicipi makanan lokal, kalo gitu. Gue bilang okay, asal nyarinya chinese food aja, itu pun jangan terlalu yang aneh - aneh...Daniel ampe heran begitu tau wisata kuliner ngga masuk dalam agenda gue...dia malah sempet ngejek, katanya sebaiknya gue jangan cuma doyan sangsang doang, harus coba makanan negara lain. Damn..!

Pesanan kita berdua sama, Mie Hokkian...rasa ? asing di lidah tapi....lumayan lha...! Abis dari situ balik Hutton dulu, ngobrol ngalor ngidul lagi, dia share soal perjalanan panjangnya dia berkeliling beberapa negara Asia selama 50 hari...gue jadi ngiler.com. Berbackpacker ria selama 50 hari ?? Maaauuu...!!!

Abis itu kita jalan keliling George Town lagi. Kali ini dia bilang bakal jadi fotografer gue, dan gue boleh sepuas - puasnya minta difoto, buat bales dendam gue selama ini yang merana kalo mo motret diri gue. Pas jam 7 pm, kita pun jalan ke arah Fort Cornwallis, karena dia udah harus menuju Ferry terminal di dekat situ, untuk naek ferry yang akan nganter dia ke Butterworth. Gue dan Daniel pun pisah di Ferry terminal, dan abis itu gue ambil arah balik ke Hutton. Sebenernya ada pertunjukan tarian tradisional di Esplanade, tapi akhirnya gue urung nonton, karena gue rada cape saat itu. Dari Ferry terminal, gue pun pulang ke Jalan Hutton naek Rapid Penang.

Jadwal wisata gue jadi banyak berubah...maunya hari ini gue paling ngga udah menyelesaikan Kek Lok Si atau Penang Hill atau Batu Ferringhi. Tapi berhubung si Daniel nongol ngga tepat waktu, jadi agak - agak berantakan jadwal gue. Anyway, it's nice to find friend here when you're away from home...from your country.

So, malam ini gue tiba jam hampir jam 9 pm di Hutton...don't know what to do, yang jelas cape banget...seneng karena digicam gue udah dalam keadaan ready to use lagi...masih ngebayangin unforgettable moment gue di Sleeping Buddha...Makasih Tuhan, hari ini gue bisa mewujudkan impian gue.

Malam ini gue harus cepet bobo. Besok adalah hari yang 'berat', karna berarti masih ada 3 tujuan lagi yang musti gue datangin.

Wednesday, August 19, 2009

Hari Kedua - Wat Chaiyamangkalaran (Sleeping Buddha)

Dari Cheong Fatt Tze Mansion, gue balik ke Hutton. Gue masih binun melanjutkan perjalanan. Kemaren gue bales email si Daniel untuk janjian jalan bareng hari ini. Daniel adalah anggota milis Indonesia Backpacker yang udah bantu gue dengan ngasih referensi hostel di George Town ini, yaitu Hutton Lodge. Gue juga kasih nomor HP gue in case dia masih tetep mau mampir ke Hutton. Daniel sendiri adalah backpacker yang mau balik ke Jakarta dari Bangkok, dan negara - negara sekitarnya. Sebelum ke Kuala Lumpur dia transit di Butterworth jam 11am, dan kereta berikutnya ke KL adalah jam 9pm. Tapi begitu gue tiba di Hutton sekitar jam 12 siang pun dia gak ada.

So, waktu transit gue di Hutton gue pake buat istirahat sejenak. Tujuan gue berikutnya adalah Wat Chaiyamangkalaran (Sleeping Buddha). Gue nyadar kali ini gue 'dipaksa' untuk mulai belajar naik bus Rapid Penang, karena tour gue di George Town ini udah selesai. Tujuan - tujuan berikutnya udah di luar George Town, yang berarti gue udah ngga bisa cuma mengandalkan kaki - kaki gue yang malang ini lagi, melainkan harus naek bus Rapid Penang.

Gue pun ke halte bus depan SevenEleven buat nunggu Rapid Penang. Begitu naik bus, gue langsung wanti - wanti sopirnya bahwa gue mau berenti di Sleeping Buddha dan gue minta tolong sama dia buat berenti dan kasih tau gue kalo emang udah tiba di sana.

Begitu melintas di Jalan Perak, gue ngeliat bangunan temple Buddha yang didominasi warna emas. Tanpa nanya ke sopir gue langsung turun. Begitu sampai di pintu gerbang temple gue udah 80% yakin bahwa gue turun di temple yang salah. Di gerbangnya aja udah ada tulisan : Buppharam Buddhist Temple. Gue pun sempet masuk, dan sempet foto - foto dulu malah...akhirnya gue nanya sama tukang bersih - bersih di sana....dan eng...ing....eng...gue salah !! Ini bukan Sleeping Buddha !! Untungnya, Sleeping Buddha yang beneren lokasinya bisa ditempuh dengan jalan kaki.

Gak mau rugi, gue pun berkeliling lagi di sekitar temple. Dan gue ketawa sendiri begitu masuk ke sebuah kuil kecil gue menemukan patung Sleeping Buddha kecil di dalamnya. Sepertinya Tuhan tetap berusaha menghibur gue, supaya gue ngga terlalu kecewa karena salah turun bus. Gue mencari Sleeping Buddha, dan gue dapatkan Sleeping Buddha itu, walaupun versi kecil.

Buppharam Buddhist Temple

Haiyyyyaahhh...!! Ini dia Sleeping Buddha kecilnya !

Ular naga panjangnya...bukan kepalaaannggg...!!!

Gue pun berjalan kaki di bawah super duper teriknya sinar matahari Penang saat itu, dan ternyata perjalanannya ngga singkat. Jauuuhhh deh...Tapi begitu dari kejauhan gue udah liat sosok Wat Chaiyamangkalaran yang menjulang, semua cape gue hilang. Gue pun berlari mendekati Wat itu. Memasuki ruangan dalamnya, gue buka sepatu, copot topi gue, dan memandang patung Sleeping Buddha yang maha besar dengan takjub. Terharu nih...inilah gambar yang gue liat di acara di ANTeve bulan April 09 lalu, dan sejak itu yang gue pikirkan gimana biar bisa liat langsung ke Penang. Dan here I am...percaya ngga percaya, bisa sampe juga di sini. Tuhan baek banget mau ngeladenin keinginan gue yang mungkin aneh.

Di dalamnya, gue puter - puter otak buat bisa ngambil gambar gue dengan background Sleeping Buddha raksasa. Berhubung Buddhanya gede banget, jadi susah juga supaya semuanya bisa masuk dalam satu frame. Tapi akhirnya gue berhasil mengabadikan beberapa foto diri gue dengan berbagai teknik alakadarnya. Here I am :