I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Wednesday, May 05, 2010

03 April 2010 : Museum Roadshow

Sebelum ke Dataran Pahlawan Megamall, gue mampir dulu di Melaka Tourist Information Centre yang ada di Rumah Media Melaka. Di sana gue ngambilin brosur wisata Melaka sebanyak - banyaknya. Sayangnya staff yang lagi bertugas ngga terlalu pintar ngasih informasinya. Misalnya pas gue nanya dimana letak Rumahku Muziumku dia malah jawab, "Harus naik bus dari sini." Bus apa ? "Saya kurang paham." Lhaaa....??

Setelah puas 'merampok' brosur - brosur wisata Melaka, perjalanan dilanjut ke Dataran Pahlawan Megamall, buat sarapan sekaligus makan siang ubi keledek (keledek apaan sih ??). Ga bisa berlama - lama di sana, banyak lokasi harus dijelajahi. Kayaknya jadwal hari ini adalah Museum Roadshow...karena gue akan keluar masuk museum - museum yang ada di sekitar Standhuys.

Di mulai dari Muzium Seni Bina Malaysia alias Architecture Museum of Malaysia. Asyiknya untuk masuk ke museum gue gak perlu bayar tiket masuk. Di dalamnya gue bisa liat - liat model rumah - rumah, dan bangunan - bangunan penting di seluruh Malaysia. Gawat nih...dengan ngeliat versi mininya begini bisa membangkitkan rasa pengen tau dan lama - lama penasaran pengen liat langsung. Be careful what you wish for, myself...

Begitu puas ngeliat isi museum, gue pun keluar. Staff museum minta gue untuk isi buku tamu. Begitu gue mendekat ke mejanya, gue liat si Ibu staff ternyata lagi merajut. Wuiiihhh....langsung excited deh gue....Dan ngobrolin soal rajut - merajut sama si Ibu Staff. Trus gue bilang, "Ini topi yang saya pakai juga hasil rajutan saya sendiri...". "Oh..boleh saya tengok ?" kata si Ibu Staff. Gue copot topi dan kasih liat ke Ibu Staff. "Masih kurang rapi sambungan benangnya, karena saya masih belajar", kata gue. Pembicaraan pun jadi berlanjut soal benang...kinlon...minilon...dan seterusnya.

Pengennya gue tinggal beberapa saat di situ untuk ngeliat Ibu Staff merajut, tapi gue sadar sesuatu. Cherry yang datang ke Melaka sejak kemarin adalah Cherry si bekpeker gembel yang agak tomboy, doyan jalan alias panjang kaki, nekat dan cuek. Sedangkan Cherry yang belakangan ini lagi sok tekun belajar merajut kayak Miss Marple, dan mulai doyan ngoleksi beberapa jenis dan warna benang rajutan, anggap aja cuma alter ego. So, ini waktunya Cherry perajut untuk duduk diam di pojok.

Perhentian berikutnya : Musium Setem Melaka alias Melaka Stamp Museum. Untuk masuk ke sini harus bayar RM 1, dan seperti biasa pengunjungnya cuma gue seorang. Kayaknya wisatawan yang datang ke Melaka ngga berminat buat keluar masuk museum. Koleksi yang bisa diliat di sini, pastinya berbagai macam perangko dari bermacam era. Selain buat liat - liat perangko, di sini gue juga bisa sekalian berteduh...Alamaaakkk, di luar sana panas banget !!

Berikutnya gue menuju Muzium UMNO Negeri Melaka. UMNO, singkatan dari United Malays National Organization, adalah partai politik terbesar di Malaysia. Unik juga nih museum, karena isinya semua foto - foto dan dokumen - dokumen politik yang berhubungan dengan sejarah dan perkembangan UMNO di Malaysia.

Next, Muzium Rakyat, Kecantikan dan Layang - Layang. Hhhmm...urusan Kecantikan juga harus dimasukkin dalam museum yah ? tapi bagus juga sih isinya, gimana masyarakat dari berbagai negara di seluruh penjuru dunia menafsirkan kata 'cantik' dan apa usaha mereka untuk tampak 'cantik'... ada yang dengan tatto, piercing, susuk, dll....beberapa foto ampe bikin gue ngeri.

Di Muzium Layang - Layang, gue bisa liat berbagai model dan bentuk Layang - Layang dari berbagai negara. Layang - Layang memang bukan bidang dan hobi gue, tapi cukup mengembalikan kenangan gue maen layang - layang bareng Pardo dan Riko (my lovely brothers)...layang - layang kampung doang, tapi seingat gue cukup menantang, saat gue maenin waktu SD dulu. Tapi kalo gue inget - inget lagi, kayaknya kedua abang gue ini jaman dulu cuma memperalat gue doang deh...Kalo angin lagi stabil, ngga ada musuh di langit yang bisa ditantang, mereka bakal nyuruh gue pegang kendali. "Tarik...ulur...tarik...ulur..., gitu aja, Cei. Kalo loe liat ada layangan lain, panggil gue ya." begitu petunjuknya. Tapi gue kayaknya happy banget dibolehin pegang gulungan benang layang - layang yang lagi berkibar - kibar di udara. Giliran keadaan di langit sana udah mulai menantang, gulungan benang diambil alih, gue cuma jadi jongos yang disuruh ngegulung benang. Tapi kalo kebetulan mereka berdua mau makan ato ke WC, ato sekedar berteduh sejenak dari panasnya sinar matahari, gulungan benang dioper lagi ke gue...yang akan dengan senang hati menerima, seakan - akan mendapat tugas penting aja. Sounds unfair....

Sebenarnya banyak hal yang bisa diliat di museum ini, cuma sayangnya AC nya saat itu mati, jadi cuma pake kipas angin seadanya. Tidur udah pake kipas angin, masa ke museum pun ketemu kipas angin lagi...gerah banget. Gue pun meninggalkan lokasi.

Selanjutnya, gue ke Melaka Sultanate Palace, dengan harga tiket RM 2. Begitu di loket, si petugas menyerahkan tiket masuk dan plastik putih. Buat apa, Pak ? Ternyata sebelum masuk ke dalam museum, pengunjung harus melepas alas kaki, dan menyimpannya di dalam plastik. Jadi, semua pengunjung yang berkeliaran di dalam museum, pasti menjinjing plastik masing - masing yang isinya alas kaki. Hhmm...sekarang kan ada teknologi modern bernama 'rak sepatu' ya....napa harus begini caranya supaya pengunjung ngga mengotori lantai museum dengan alas kaki masing - masing. Sampah plastik kan sangat berbahaya buat lingkungan hidup...bagaimana kita bisa menyelamatkan bumi kalo di museum aja plastik diobral begini...Hallaahh..!! Gaya gue kayak aktivis lingkungan hidup yang paling berdedikasi gitu...padahal masalahnya gue cuma males berkeliling museum sambil bawa plastik begini. Mending isinya ransum makanan atau cemilan...sendal dekil, gitu lho !!

Museum ini adalah replika dari Istana Sultan Mansur Shah yang berkuasa di Malaka tahun 1956 - 1977. Isinya segala hal yang menceritakan sejarah kesultanan Melaka, tentunya Hang Tuah, Hang Jebat dan kawan - kawannya legendaris itu juga bisa ditemui di sini. Di pintu masuk museum, pengunjung bakal disajikan 2 permainan tradisional : congklak dan catur halma. Gue bingung juga sih, ini permainan tradisionalnya siapa sebenernya. Pengunjung boleh memainkan keduanya sepuasnya, di atas karpet nyaman yang disediakan. Dua orang bule lagi serius banget maen congklak, yang bijinya menggunakan gundu. Kenapa seserius itu sih ? Come on..It's just congklak, everyone...Gue mahir mainnya, mau versi curang ato jujur, tapi kalo make biji dari keong.

Gue ngambil tempat di permainan catur halma. Bukan buat main, tapi numpang tiduran sejenak. Enak banget merebahkan diri di situ, apalagi posisinya dekat dengan AC. Gue yakin, kalo ada yang ngasih bantal (who will ?!), dalam beberapa menit gue pasti bakal langsung tertidur pulas. Tapi tanpa bantal pun gue sangat menikmati waktu istirahat yang berharga itu sampai....tiba - tiba seorang anak kecil mendekat dan ngeberantakin susunan anak catur, sampai terlempar kemana - mana. Sial...gue harus segera menjauh nih, jangan sampai gue yang dituduh nanti.

Keluar dari Melaka Sultanate Palace, begitu melihat Dataran Pahlawan Megamall, gue jadi pengen ke sana lagi. Kali ini gue pengen beli es krim McDonald. Gue pun ke sana, beli es krim, dan menikmatinya sambil berkeliling. Tujuan berikutnya adalah....Jalan Jalan. Rasa kantuk muncul saat gue asyik tiduran di Melaka Sultanate Palace tadi. Mungkin efek dari Panadol yang gue minum tadi. Dan sekarang gue rasa gue harus tiduran singkat, supaya stamina oke lagi.

Ahh...ada - ada aja...ngakunya bekpeker nekat, tapi mendadak jadi kayak bayi yang butuh tidur siang segala...Tiba di Jalan Jalan gue langsung cuci kaki, dan rebah di ranjang mungil gue. Hmm..Sam udah ngga keliatan...sebenernya kapan gue bisa pindahan kamar nih ? Kamar rasanya panas banget...Oh, I need AC....AC...AC...Zzz..zzz..zz...

Monday, May 03, 2010

03 April 2010 : Selamat Pagi, Melaka !


Bangun pagi dan langsung kabur ke kamar mandi, memastikan gue adalah mahkluk pertama yang mandi, tanpa perlu antri. Abis mandi gue sempet ngenet bentar, sambil nungguin Sam. Gue harus pindahan kamar hari ini. Semalem gue nikmatin aja sih tidur di fan room, tapi nyamuknya sadis - sadis banget !

Karena Sam belum nongol, gue langsung ninggalin Jalan Jalan. Sibuk nih, gak ada jadwal untuk menunggu. Pagi ini gue mau jalan kaki ke sekitar Stadhuys dan tepi sungai Malaka. Maksud gue jalan - jalan begini juga untuk mengisi waktu sampe jam 9, karena hampir semua museum disini buka mulai jam segitu.

Gue berjalan di tepi sungai Malaka, karena penasaran ngeliat Eye on Malaysia Melaka, roda raksasa setinggi 60 meter dengan 42 gondola. Eye on Malaysia ada di sisi berseberangan dari sungai Malaka...tapi cukup mengobati rasa penasaran gue aja dengan memandangnya dari kejauhan.

Abis itu gue mampir ke Menara Taming Sari di Bandar Hilir. Nama Taming Sari panjang sejarahnya. Taming Sari sebenarnya adalah nama seorang prajurit Kerajaan Majapahit. Once upon a time, Taming Sari berduel dengan Hang Tuah, prajurit dari kerajaan Malaka. Taming Sari kalah, dan untuk itu dia harus menyerahkan keris saktinya kepada Hang Tuah. Keris itu pun dinamakan Taming Sari, sesuai dengan nama pemilik sebelumnya. Perjanjiannya pun dibuat...Malaka boleh menggunakan nama Taming Sari untuk sky towernya, dan Majapahit akan menggunakan nama Hang Tuah sebagai nama jalan di negerinya, Indonesia. Dan dua kalimat terakhir adalah gosip murahan yang sama sekali gak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dari seorang bekpeker gembel bernama...Cherry Sitanggang.

Ternyata Taming Sari mirip Tiger Sky Tower di Sentosa Island, Singapura, dimana pengunjung bisa melihat kota Malaka dari menara dengan ketinggian 80 meter. Harga tiketnya RM 20. Karena harga tiketnya mahal...dan gue udah ngerasain sensasi naek menara ini waktu naek Tiger Sky Tower maka gue putuskan....untuk tidak naek Taming Sari.

Jalan kaki lagi...biar pun masih pagi, tapi Malaka udah panas menyengat. Tujuan berikutnya, Cheng Ho Cultural Museum yang terletak di 51 Lorong Hang Jebat, cuma beberapa puluh meter dari Jalan Jalan. Karena masih terlalu pagi, gue jadi pengunjung pertama di sini. Dari luar museum ini terlihat kecil, karena berada di antara rumah - rumah warga, tapi begitu masuk ke dalamnya, ternyata luas dan bertingkat.
Sejarah Malaka emang gak bisa dilepaskan dari sosok Laksamana Cheng Ho. Menurut catatan sejarah, selama 7 pelayarannya ke berbagai wilayah di Asia dan Afrika, armadanya datang ke Malaka sebanyak 5 kali. Menurut gue, Malaka adalah kota kecil yang sangat menghargai sejarah dan setiap sosok yang pernah mengisi lembar sejarah Malaka. Museum ini salah satunya. Isi museumnya menarik banget dan setiap pengunjung diajak untuk mengenai lebih dekat sosok Laksamana Cheng Ho, termasuk jasa - jasanya bagi Malaka dan dunia.

Salah satu benda di museum ini yang bikin gue takjub adalah patung jerapah yang geeddddeeeeeeeee.....banget !!! Gue udah pernah liat dari dekat jerapah beneren di Kebun Binatang Ragunan - yang gue kasih nama si Jangkung - dan jerapah yang satu ini ukurannya lebih geddddeeeee dari si Jangkung. Begini, kaki sampai badannya setinggi langit - langit lantai dasar, lalu begitu gue naek ke lantai satu, barulah gue bisa liat leher dan kepalanya. Apa hubungan Cheng Ho dan Jerapah ? Gue selalu excited kalo menyangkut binatang..apalagi jerapah gitu lhoo.....!!

Begini ceritanya....seorang penguasa di kota Malindi yang terletak di Afrika memberikan dua ekor jerapah kepada Cheng Ho sebagai hadiah bagi Kaisar Cina. Tiba di Cina, hadiah ini dianggap sangat besar, istimewa, dan mereka menganggap jerapah ini adalah unicorn. Menurut kepercayaan Konfusian, kehadirannya akan melambangkan kebijaksanaan serta kebajikan. Jerapah ini pun diperkenalkan langsung kepada Kaisar oleh seorang utusan dari Malindi. Hadiah yang istimewa ini membuat Kaisar sangat bersemangat dan penasaran mengenai Afrika. Cheng Ho pun memberitakan hal itu pada kerajaan - kerajaan yang ada di Afrika, agar mereka segera mengirimkan utusannya ke Cina....That's all folk...

Puas berkeliling di Cheng Ho Cultural Museum, gue balik ke Jalan Jalan. Gue harus ketemu sama Sam, karena mau pindahan ke mix dorm AC hari ini. Tiba di Jalan Jalan, Sam lagi ngeladenin tamu baru, jadi gue nunggu sambil tiduran di kamar. Gue sempet makan sebiji Panadol karena kepala rasanya sedikit pusing. Mungkin karena gue udah lama kepanasan di luar sana. Gue berharap bisa tiduran sekitar 15 menit sambil nunggu Sam selesai.

Tapi gue liat Sam lagi sibuk ngeberesin kamar buat tamu baru...jadi kasian kalo harus ditungguin gitu. Tiba - tiba gue inget sama nikmatnya ubi bakar yang kemarin gue makan. Pusing gue mendadak lenyap begitu ngebayangin ubi manis yang masih berasap - asap karena panasnya. Demi memuaskan perut kosong nyaring bunyinya ini, gue kabur dari Jalan Jalan untuk menuju Dataran Pahlawan Megamall. Ubbiiii...here I come !!

02 April 2010 - Jonker Street


Jonker street ini menurut gue sedikit mirip Khaosan Road di Bangkok, tapi bersih, rapi dan tertib, gak bising kayak Khaosan Road. Jonker Street 'hidup' cuma di malam hari, di mana para pedagang segala macam produk menggelar dagangan mereka di sepanjang pinggir jalan. Di pinggir jalan lho...bukannya sampai ke tengah jalan kayak Khaosan. Dan kalo malam, jalan ini juga bebas kendaraan, gak kayak Khaosan...udah ramai dan penuh sama manusia dan segala macem gerobak dagangan, bisa - bisanya nanti ada mobil / motor numpang lewat...

Di kiri kanan Jonker juga gak ada hostel/hotel ato pub...yang ada toko - toko souvenir, rumah makan, klenteng, rumah warga....pokoknya Jonker Street ini bersahaja banget deh, makanya gue betah berlama - lama jalan di sini sambil liat - liat barang yang dijual. Gue sempet berenti di sebuah rumah bergaya oriental...di dalamnya ada beberapa orang lagi belajar dansa...di sisi jalan yang lain, beberapa warga lokal yang udah berusia lanjut asyik berkaraoke ria dengan gaya ngelucu...

Gue sempat mampir ke salah satu toko souvenir, dan beli beberapa biji magnet kulkas khas Malaka pesanan Carol. Abis itu juga sempat beli kue isi selai srikaya gitu....satu kantong isinya banyak, hampir 10 kue...gue cuma makan sebiji, sisanya gue diemin aja...Kenapa dibeli ?! Penasaran....abis penjualnya provokatif banget...

Di ujung Jonker Street ada kerumunan orang, gue langsung napsu buat nimbrung. Ternyata ada atraksi dari Ho Eng Hui, yang katanya bisa melubangi buah kelapa dengan 2 jarinya...keahliannya ini bikin dia masuk dalam buku rekor Malaysia. Sebenernya gue pengen nonton sampe selesai, tapi baru ngebayanginnya aja gue langsung ngilu...apalagi pas dia berkeliling di antara kerumunan, sambil memamerkan jari tangan andalannya dia yang keliatan cebol gitu...Addduhh...apes banget tuh jari...gak tahan gue ngeliatnnya. Tapi yang bikin gue gak sabaran, atraksinya bertele - tele banget...ampe pake promosi minyak gosok segala. Kayaknya si Ho ini, karena prestasinya, jadi ikon sebuah merek minyak gosok. Jadi sebelum sampai ke puncak atraksinya, dia malah jualan minyak gosok dulu ke orang - orang yang berkerumun. Males dehh...kelamaan....gue mau pulang aja.

Gue balik ke Jalan - Jalan....cape dan pengen tidur. Gak lupa sebelum tidur gue make lotion anti nyamuk setebal - tebalnya...itu sebagai pernyataan : stay away from me, mosquito...!!

Dalam hati gue ucapin makasih ke Yesus atas hari yang seru ini, dan...kamar paling keren yang pernah gue singgahi dalam sejarah bekpekeran gue !!

Sunday, May 02, 2010

02 April 2010 - Jalan Jalan Guest House

Sama seperti persiapan gue untuk Kuala Lumpur, rencana Malaka ini juga gue persiapkan dengan lumayan matang. Untuk urusan hostel juga udah gue booking sebelum keberangkatan. Awalnya gue mau booking via Hostelbookers juga, dan gue menemukan beberapa hostel yang kayaknya menarik untuk dicoba, setelah liat - liat review hostelers yang pernah nginap di sana. Tapi herannya, hampir semua hostel di Malaka, ngga menyediakan AC di dorm roomnya, cuma kipas angin. Gawat tuh...udah bobonya kolektip, gak pake AC pula, panas dong...

Karena gak puas sama info di Hostelbookers, gue nyoba cari - cari homepagenya masing - masing hostel inceran gue. Dan gue cuma bisa menemukan homepage milik Jalan Jalan Guest House. Gue langsung ngirim email, nanyain soal mix dorm room with AC. Email gue langsung dijawab Sam, staffnya, yang bilang bahwa Jalan Jalan punya mix dorm room with AC, ratenya RM 18, sementara mix dorm room with fan ratenya RM 14. Akhirnya gue booking langsung melalui email : mix dorm room w/ fan untuk tanggal 2 April dan mix dorm room with AC untuk 3 April. Menurut Sam, untuk tanggal 2 April mix dorm room AC sedang full.

Jalan Jalan Guest House letaknya di 8 Jalan Tukang Emas, gak jauh dari Jonker Street. Waktu gue berusaha nyari lokasinya, gue sempet kelewatan...mungkin karna udah mulai gelap dan kondisi gue udah sangat amat cape. Tapi mungkin yang bikin gue susah mengenali lokasinya karena guest house - guest house yang ada di Malaka ini tampilannya ala rumah tinggal banget.

Setelah gue perhatiin beberapa guest house yang ada di sekitar Jonker Street, para pemilik guest house justru menjual kesederhanaan baik interior maupun exterior rumah - rumah yang masih bergaya tempo dulu dan terbilang antik ini. Jadi, kebanyakan guest house justru sengaja membiarkan lantai tanpa ubin, tembok semen tanpa dicat, lampu alakadar remang - remang....reception room cuma berupa teras tempat tamu duduk - duduk...biasanya di tempat yang sama juga diparkir beberapa sepeda onthel yang disewakan. Pokoknya sederhana banget deh..

Kedatangan gue di Jalan Jalan disambut Sam, yang menurut gue mirip sama Stephen Chow versi muda. Sam ramah banget, dan asyiknya, komunikasi sama Sam cukup dengan bahasa Indonesia, walopun kadang repot karena ada kata - kata gue yang dia kurang ngerti, begitu juga sebaliknya.

Setelah urusan check in kelar, Sam langsung menjinjing ransel gue dan mengantar gue menuju mix dorm room fan yang ada di lantai atas. Begitu tiba di depan kamar, mulut gue hampir menganga karna takjub. Kamarnya unik...ngga ada pintunya, terdiri dari 10 tempat tidur sederhana....dilengkapi dengan 8 kipas angin berdiri....Kamarnya sederhana banget...Hati gue sedikit panik tapi excited di saat yang bersamaan. Panik karna selama pengalaman gue loncat dari satu hostel ke hostel lainnya ini adalah kamar yang paling....buruk ? bukan, bukan buruk...karena semuanya rapi dan bersih...tapi, semuanya super sederhana. Gue pilih kasur yang posisinya agak di tengah. Masing - masing penghuni kamar dapat 1 loker kecil.

Gue segera membereskan barang - barang gue. Setelah beberapa menit mendarat di kamar darurat ini akhirnya gue menemukan apa yang menjadi ketakutan gue : this room is mosquitos' heaven. Gue yakin banget...karena kamarnya tak berpintu, sementara jendela yang ada harus selalu dibuka supaya udara di dalam kamar gak terlalu sumpek. Tapi mungkin karena naluri bekpeker yang menggebu - gebu, gue malah jadi makin excited. Seru nih !!

Yang lebih 'dahsyat' di Jalan Jalan, bahkan televisi pun gak ada...bagus tuh, karena ada kesan sepi dan tenang jadinya. Yang tersedia hanyalah 1 unit komputer lengkap sama internetnya, dan setiap tamu mendapat fasilitas 30 menit internetan. Kalo kelebihan ada chargenya, tapi uangnya cukup dimasukkin ke kotak kecil di sebelah internet. Harus jujur nich...!! Kayaknya para tamu dibikin kayak pemilik rumah aja...semuanya berdasarkan rasa percaya aja. Sampe - sampe dikasih kunci gembok pintu depan segala. Katanya Sam biasanya pintu depan udah ditutup jam 10 malam. Jadi, gak boleh lupa bawa kunci kalo mo keluyuran melewati jam malam.

Gue mau mandi. Dan yang unik lagi dari Jalan Jalan ini, cuma ada satu kamar mandi dan satu toilet, untuk semua penghuni kamar. Tapi gue gak terlalu khawatir soal itu, karena yakin gue bakal jadi penghuni hostel yang bangun paling pagi setiap harinya.

Selesai mandi gue ke ruang tamu buat minta air panas ke Sam....buat Pop Mie. Abis makan Pop Mie, gue siap - siap untuk keluar lagi. Tujuan kali ini : Jonker Street !!

Hhhmmm...gak ada lagi yang gue khawatirkan....gue udah check in di Jalan Jalan Guest House. Feeling gue bilang kalo tempat ini menyenangkan dan bakal jadi tempat yang berkesan buat gue. Nice guest house means happy traveler.

it's not genie in the bottle...it's tips in the bottle !! Only in Jalan Jalan Guest House