I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Tuesday, May 31, 2011

Walk to Work

Sejak beberapa minggu yang lalu gue mulai ngejalanin hobi dan rutinitas baru: berjalan kaki dari rumah ke kantor, yang jaraknya 4.8 km terhitung dari pintu gerbang rumah di Tanjung Barat sampai jalan masuk utama Cilandak Commercial Estate, kantor gue.

Sayangnya, dari awal Mama ngga pernah setuju sama rutinitas gue ini. Kata Mama, ngga masuk akal harus ke kantor dengan cara begitu (berjalan kaki), padahal nanti di kantor harus kerja berat, stress dan lembur melulu. Mama takut gue kecapean. Tapi rasa penasaran gue mengalahkan segalanya. Gue ngga akan tahu gimana rasanya kalo ngga mencoba dulu kan ?

Di hari pertama, gue full jalan kaki 4.8 km, tanpa dikombinasi dengan naek kendaraan umum segala. Rasanya ? menyenangkan dan gue ngerasa lebih bugar. Ngga terlalu melelahkan kok...mungkin karena hobi gue lainnya, berbekpeker ria, gue jadi orang yang sangat menikmati berjalan kaki. Begitu sampai di kantor, gue langsung mandi. Kebetulan di kantor disediakan fasilitas kamar mandi, lengkap dengan shower air panas dan air dingin. Hari pertama gue berjalan kaki ke kantor, gue bisa tiba dalam waktu sekitar 55 menit. Gue tiba sekitar jam 8 pagi, trus mandi 15 menit, abis itu ke meja kerja ngerapihin beberapa hal dan check dan balas email Smiley, trus jam 9 pagi gue berangkat ke Senayan Sentral untuk meeting sama klien.

Rasanya bikin gue makin segar dan bugar, entah karena jalan kakinya atau karena mandi di kantornya.

Setelah 2 kali Walk to Work, kaki sebelah kanan gue sakit dan nyeri. Ada apa ini ? Rasanya bukan masalah pada tulangnya, tapi tepat di telapak kakinya...Nyeri rasanya setiap kali gue menginjakkan kaki. Alhasil, jalan gue jadi terseok - seok Smiley. Teman sekantor semakin protes. Selama ini mereka protes karena cara berjalan gue berisik, dan kali ini lebih parah lagi, karena gue cuma bisa menyeret - nyeret sepatu atau sendal gue untuk meminimalkan rasa nyeri.

Gue harus ke Pak Julius, tukang pijit langganan, sesering mungkin. Menurut Pak Julius, kaki gue mungkin kaget dan kelelahan. Dia menyarankan supaya gue pemanasan terlebih dahulu sebelum Walk to Work, atau jangan langsung menempuh 4.8 km sekaligus. Harus perlahan - lahan...mulai dari 0.5 km, lalu 1 km keesokan harinya, lalu 2 km di hari berikutnya...dan seterusnya. Nasihat yang baek, tapi susah gue jalanin. Jadi, begitu kaki gue sudah mulai pulih, gue pun kembali ke jalan, ber - Walk to Work lagi. Sekali udah di jalan, gue males untuk naik angkutan umum. Gue menikmati banget acara Walk to Work gue...ini rutinitas baru yang bikin gue bersemangat menyambut hari setiap pagi Smiley.

Kenapa gue milih untuk Walk to Work, alasannya :
  1. Ini cara alternatif gue berolah raga. Abis gue ngga pernah bisa pegang komitmen untuk olah raga di hari Sabtu atau Minggu, atau hari libur kantor lainnya. Entah kenapa setiap kali mau olah raga, rasa malas datang dan gue langsung mencari - cari alasan buat menghindar Smiley
  2. Walk to Work memicu gue untuk bangun lebih pagi setiap hari. Biasanya gue baru bangun jam 07.30 pagi, itu pun karena dengar suara Mama teriak - teriak nyuruh gue bangun
  3. Gue senang jalan kaki. Dengan cara ajaibnya yang susah dijelaskan, jalan kaki bikin gue happy dan bersemangat
  4. Ngobatin penyakit insomnia. Ini masalah yang sering gue hadapi, apalagi kalo lagi stress sama urusan pekerjaan. Tapi sejak gue rajin jalan kaki, gue jadi gampang tidur Smiley, dan tidur gue juga sangat amat berkualitas
  5. Ngobatin kerinduan gue berbekpeker. Hal paling banyak yang gue lakukan pas bekpekeran adalah menikmati lokasi liburan gue dengan berjalan kaki. Tapi liburan cuma bisa gue lakukan setiap 3 bulan sekali. Jadi, di sela - sela itu, gue pake ransel gue yang isinya penuh, mulai dari handuk, baju kerja, peralatan mandi, pakaian dalam, dan lain sebagainya, trus pake konstum santai ala jogging lengkap dengan sepatu olah raga, trus berjalan...dan berjalan...dan berjalan...menikmati pemandangan alakadar sepanjang Tanjung Barat - Cilandak
  6. Mungkin ini bisa dibilang wujud program Go Green gue...Dari pada cuma bisa ngomong doang..."Lakukan Penghijauan"...atau "Mari bersama kurangi emisi karbon"....bla bla bla...mungkin hal kecil yang gue lakukan ini, selain juga baik untuk diri sendiri, juga hal positif untuk lingkungan gue Smiley
  7. Hemat biaya. Sebenarnya setiap hari gue bisa numpang sama Ony naek motor. Tapi misalnya kalo dihitung - hitung biaya yang mungkin keluar kalo gue naek angkutan umum, begini ilustrasinya : Ongkos berangkat : Rp. 2,000 (S15) ditambah Rp. 2,500 (Kopaja 63). Ongkos pulang : Rp. 2,000 (Kopaja 63). Jadi total sehari : Rp. 6,500. Kalo gue lakukan Walk to Work selama 25 hari, gue udah bisa menghemat Rp. 162,500. Dengan uang segitu gue udah bisa beli tiket Jakarta - Kuala Lumpur return kalo pas Airasia bikin program promosi Rp. 10,000. Kayaknya apapun akan gue hubungkan dengan urusan bekpekeran gue...gue bakal rela berjalan kaki berapa hari pun asal gue bisa dapat tiket bekpekeran Smiley
Tapi ada juga tantangan yang harus gue hadapi selama ber Walk to Work :
  1. Mama protes melulu....takut gue kecapean dan prihatin karena anak perempuannya ini makin hitam dan dekil penampilannya. Setiap pagi mau jalan, Mama melepas kepergian gue dengan resah dari sedikit ngomel...Mama bilang, gue emang punya banyak hobi aneh, tapi yang ini udah keterlaluan dan "ngga masuk akal buat Mama"
  2. Gue belum bisa membiasakan diri untuk jalan pelan atau santai. Kalo begini, masalah yang akan gue hadapi kaki gue nyeri melulu setiap selesai jalan
  3. Polusi udara. Sebenarnya jalan Tanjung Barat - Cilandak enak dilalui, karena banyak pohon rindang, dan tukang jualan tanaman berjejer di sebelah kiri jalan, tapi tetap aja...jalan rayanya sempit dan padat oleh kendaraan bermotor. Jarak antara trotoar dan jalan raya pun dekat amat..otomatis sepanjang berjalan kaki, tanpa bisa dihindari, gue menghirup udara yang terpolusi bersumber dari knalpot - knalpot kendaraanSmiley. Jadi tantangan gue, suka ngga suka, gue harus mulai membiasakan diri menggunakan penutup hidung dan mulut, untuk melindungi diri gue dari udara beracun
Belakangan gue lagi suka browsing - browsing internet nyari informasi mengenai komunitas Walk to Work. Tujuan gue bukan nyari teman jalan kaki menuju kantor, tapi bertemu dengan orang - orang yang punya minat dan concern yang sama...dan sekaligus sedikit melegakan hati Mama, bahwa hobi aneh anak perempuannya juga ternyata dilakukan orang lain Smiley.
Kakiku panjang, kakiku sayang...ayo semangat ber-Walk to Work Smiley !!

Monday, May 30, 2011

25 April 2011 - Lea Heuy, Cambodia !

Hari ini gue bangun ekstra pagi...Berakhir sudah liburan gue di Siem Reap yang luar biasa ini, sekarang waktunya kembali ke Kuala Lumpur.

Karena jadwal penerbangan Siem Reap - Kuala Lumpur gue jam 08.35 pagi, kemarin gue janjian sama Mr. Sambo untuk jemput gue dari Golden Temple jam 06.00 pagi. Berat banget untuk ucapin 'selamat tinggal' ke Golden Temple Villa. Semua yang ada di hotel ini benar - benar menyenangkan, mulai dari seluruh stafnya yang ramah, bersahabat dan siap membantu, fasilitasnya yang lengkap, kebersihannya yang terjaga...semua deh Smiley !

Perjalanan dari Golden Temple ke airport cuma ditempuh kurang dari 30 menit, karena jalan raya masih sepi. Ternyata untuk berpamitan sama Mr. Sambo lebih berat lagi...Mr. Sambo partner sejati, sahabat gue paling dekat selama di Siem Reap. Gue ngga akan lupa sama keramahannya yang tulus...yang selalu nawarin gue air mineral dingin dan tissue basah tiap kali ngeliat gue kecapean...yang selalu teriak "Halloooo...!!" sambil melambaikan tangan dengan wajah berseri - seri...yang selalu bersedia nganterin gue kemana pun...yang selalu nanyain apakah gue mau dibantuin motret atau ngga. Perjalanan gue yang indah dan berkesan ngga lepas dari kehadiran orang - orang baik dan menyenangkan kayak Mr. Sambo, staf - staf Golden Temple Villa dan yang lainnya...Selama beberapa hari di Siem Reap, gue merasa penduduk lokalnya tuh bersahabat dan ramah banget...makanya gue betah, walaupun sendirian...walaupun ngga kenal bahasa lokal sama sekali.

Abis check in di counter AirAsia, gue dibikin kaget karena diharuskan membayar aiport tax USD 25. Ampunn....Smiley !! Padahal di kantong gue cuma tersisa USD 26. Begitu gue tanya apakah gue bisa membayar dalam Rupiah, petugasnya menolak. Dan, berhubung peraturan airport tax ini baru diberlakukan sejak tanggal 01 April 2011, bukan hanya gue yang terkejut (dan ngga ikhlas) pas disuruh bayar biaya yang ngga sedikit itu. Tapi apa daya, dengan bersungut - sungut, semua calon penumpang yang akan meninggalkan Siem Reap pagi itu harus membayar USD 25.

Hujan lebat mengantar keberangkatan gue menuju Kuala Lumpur. Lea Heuy, Cambodia Smiley ! Gue tiba di Kuala Lumpur jam 11.35 siang. Masih banyak waktu sampai penerbangan gue berikutnya menuju Jakarta, yang akan berangkat jam 22.25 waktu Kuala Lumpur.

Semalem waktu di Golden Temple Villa gue sempat mencari - cari informasi, hal apa yang bisa gue lakukan untuk menghabiskan waktu sambil nunggu penerbangan ke Jakarta. Sempat terbersit ide nekad untuk ke Pahang. Di sana ada Kuala Gandah Elephant Sanctuary. Sepanjang perjalanan Siem Reap - Kuala Lumpur, gue gelisah...menimbang - nimbang...berangkat ke Pahang atau ngga. Sebenarnya kalo dihitung - hitung waktunya, ngga mungkin sempat. Tapi gue penasaran...segala hal yang berhubungan ama gajah pasti akan bikin gue bersemangat, Smiley penasaran, dan gelisah kalo ngga bisa mewujudkan.

Tapi akhirnya gue harus menerima keputusan sendiri yang bikin kecewa : Pahang harus ditunda, waktunya ngga memungkinkan. Kadang gue harus susah payah mengingatkan diri gue sendiri bahwa nekad doang ngga cukup, gue harus realistis, biar usaha gue untuk memuaskan rasa penasaran ngga malah menimbulkan masalah ke depannya. Pake ada perang batin segala antara Cherry yang nekad dan Cherry yang (sok) bijak Smiley. Cherry nekad ngga sabar pengen ketemu dan maen - maen sama gajah - gajah yatim piatu di Sanctuary...tapi Cherry (sok) bijak mengingatkan bahwa gue ngga punya cukup uang dan waktu. Lebih baik gue cari tiket lagi ke Kuala Lumpur supaya bisa lebih leluasa menikmati waktu gue di Sanctuary. Cherry nekad tetap ngotot untuk ke Pahang, karena ini pasti jawaban doa dari Yesus yang tahu kalo gue pengen banget ke Way Kambas...Cherry (sok) bijak bilang, walaupun gue udah punya modal informasi transportasi umum ke Pahang, tapi kan gue harus siapkan waktu dan mental untuk nyasar waktu nyari lokasinya...Dan Cherry (sok) bijak benar...Pahang adalah tempat asing dan jauh buat gue.

Tapi, apapun keputusannya, gue tetap akan meninggalkan LCCT. Maka gue naik Sky Bus menuju KL Sentral untuk titip ransel di Coin Locker. Abis itu gue ke WC untuk ganti celana pendek jadi rok. Ngga ada yang bisa prediksi kapan mood pengen tampil feminin gue muncul dan lenyap.

Dari KL Sentral gue naek LRT menuju Pasar Seni. Tujuan gue ke Central Market..buat liat - liat. Setelah lelah berkeliling, gue mampir di Dr. Fish, tempat gue bisa menikmati pijitan kaki oleh combfish. Harganya RM 5 untuk 15 menit. Rasanya aneh dan geli. Tapi lumayan menyegarkan buat kaki - kaki lelah gue. Yang bikin tambah relaks lagi begitu ngeliat ekspresi para pengunjung lainnya. Apalagi pas ada seorang lelaki bule bertatto yang begitu memasukkan kedua kakinya ke dalam kolam langsung teriak - teriak histeris...kaget dan ketakutan Smiley. Dia jadi bahan tertawaan gue dan pengunjung lainnya. Mungkin buat dia itu jadi 15 menit paling menyiksa dalam hidupnya.

Kelar fish massage, gue melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Taman Tasik Perdana alias Lake Garden. Sejak hati gue memutuskan ngga ke Pahang, gue langsung memikirkan Lake Garden untuk tempat peristirahatan gue selama waktu transit. Berjalan kaki dari Central Market menuju Lake Garden bikin kaki gue yang sempat relaks jadi cape lagi Smiley. Tapi semua terbayar, gue tiba di Lake Garden, duduk di tanah berumput di pinggir danau. Gue langsung keluarkan novel, snack dan air mineral dari ransel. Nikmatnya....

Ketenangan gue terpecah begitu mendengar gemuruh petir. Hhmmm...kayaknya setiap kali gue sampe di Lake Garden keasyikan gue selalu terganggu sama hujan nih! Gak lama kemudian, awan gelap pun datang, mengganggu istirahat gue di Lake Garden. Mau ngga mau, gue mulai mengambil langkah pulang. Sebal. Gue belum puas istirahat di sini, kaki gue masih menyisakan rasa cape karena jalan kaki dari Central Market tadi. Tapi bayangan bakal terjebak di Lake Garden ditemani hujan lebat dan suara petir bersahut - sahutan juga bikin gue ngga tenang Smiley. Gue pun meninggalkan lokasi.

Dengan langkah ngebut, gue berusaha mencari jalan keluar dari kawasan Lake Garden. Hujan mulai turun, gue pun berhenti sejenak untuk pake jas hujan. Hal yang ngga gue harapkan, terlebih di saat cuaca kurang bersahabat kayak gini, pun terjadi. Gue kesasar. Ternyata gue udah berputar - putar dari tadi, dalam tujuan gue menuju Masjid Negara. Gue pun berhenti sejenak di halte bus Hop On Hop Off (HOHO), untuk mempelajari jalan pulang. Di situ lagi ada sepasang turis asal Timur Tengah. Dengan ramah mereka menyapa gue dan menanyakan apakah gue juga lagi nungguin bus HOHO. Gue jelasin kalo gue sebenarnya lagi kesasar menuju jalan utama. Mereka iba banget ngeliat gue, dan minta gue nunggu bus HOHO aja. Dengan halus gue menolak. Dalam hati gue meratap kesal...ini kali kedua gue ke Lake Garden dan untuk kedua kalinya pula gue kesasar. Gue harus bisa mencari jalan keluar sendiri ! Bukan dengan bus HOHO, tapi tetap dengan jalan kaki.

Akhirnya setelah beberapa kali berputar - putar di daerah yang sama, gue menemukan Masjid Negara. Lega...walaupun hujan belum berhenti. Sebenarnya gerah untuk pake jas hujan dalam waktu agak lama...Dan gue sempat bernegosiasi dalam hati, apakah gue boleh naik Rapid KL menuju Pasar Seni. Tapi lagi - lagi hati gue menolak. Gue tiba di situ dengan berjalan kaki, gue harus bisa kembali ke Pasar Seni dengan cara yang sama. Tapi kan hujan...dan gue paling takut sama petir !! Hujan ngga boleh jadi alasan, karena gue punya jas hujan. Dilarang manja ! Ahh..kejamnya Cherry...Smiley

Tiba di Pasar Seni Station, gue pun naik LRT kembali ke KL Sentral. Di KL Sentral gue sempat membersihkan diri sebentar, ambil ransel dari Coin Locker, trus naik Sky Bus kembali ke LCCT. Tiba di LCCT gue pun langsung check in, menuju pemeriksaan imigrasi, dan boarding.

Di dekat ruang boarding ada toko snack favorit gue, Country's Tid-Bids and Candies Cottage. "Favorit" bukan karena gue sering belanja oleh - oleh di sini, tapi karena disinilah gue bisa menikmati snack - snack gratis. Gratis ? Iya...gue akan berkeliling ke seluruh toko, dan menikmati hamparan sampel yang boleh dinikmati secara gratis. Biasanya yang disediakan sampel adalah snack manisan, asinan atau permen. Ada dried mango, dried pinapple, gummy candy, dan lainnya...Yummy Smiley!!! Setelah puas menikmati produk sampel, gue naik eskalator menuju ruang boarding.

Di sini gue ambil posisi tiduran dengan ransel gue sebagai bantal. Tiba - tiba gue dengar pengumuman bahwa penerbangan gue ditunda keberangkatannya selama 1 jam, karena pesawatnya belum tiba dari Jakarta. Aduh...! Padahal gue udah mengantuk berat...Gue pun menunggu lagi.

Sejam kemudian, pesawat pun datang dan penumpang dipersilahkan masuk. Begitu duduk, gue langsung tertidur pulas, dan terbangun beberapa menit menjelang pesawat lepas landas di airport Jakarta.

Perjalanan yang luar biasa menyenangkan. Perjalanan yang kembali mengingatkan gue bahwa bermimpi itu indah, indah kalo gue berusaha dan selalu berdoa pada Yesus untuk mewujudkannya. Dan itu akan jadi perjalanan yang indah juga karena Yesus selalu menyertai gue...dalam keadaan apapun. Terima kasih Yesus !!

Smiley

Wednesday, May 18, 2011

24 April 2011 - Busy City Tour

Hari ini waktunya City Tour.

Walaupun belum puas sama Angkor, tapi hari ini, sesuai rencana, waktunya gue wisata museum, sekalian putar - putar kota Siem Reap. Museum yang akan gue kunjungi letaknya variatif, mulai dari Mineland Museum yang ada di kawasan Angkor, tepatnya dekat Bantey Srey, sampai ke War Museum. Untuk tour hari ini gue bayar USD 12, dan kali ini Mr. Sambo yang jadi partner gue.

Tempat pertama yang gue singgahi adalah Landmine Museum. Tiket masuknya USD 3. Sejujurnya gue terheran - heran sama harga tiketnya...USD 3 setara IDR 25 ribu lebih. Masa untuk masuk museum aja pengunjung harus bayar semahal itu Smiley ?

Begitu masuk ke dalam bangunan museum, gue langsung disambut sama berbagai macam wujud dan foto - foto ranjau darat. Museum ini dibangun tahun 1997 oleh Aki Ra, yang sudah harus jadi tentara Khmer Merah sejak kecil. Dia udah mulai mengumpulkan ranjau - ranjau darat di seluruh kawasan Cambodia sejak tahun 1995.

Masuk lebih dalam lagi, gue disambut sama foto Aki Ra dalam ukuran besar dengan kutipannya, "I want to make my country safe for my people.." Salut Smiley....dia punya keinginan sekuat baja untuk melakukan 'sesuatu' untuk bangsanya. Hal yang ngga pernah terpikir sedikit pun sama gue. Kalo ada yang bertanya ke gue apa yang udah gue lakukan buat bangsa gue, mungkin dengan tampang bego gue cuma bisa menjawab "Bayar airport tax IDR 150,000 Smiley".

Di museum ini pengunjung bisa membaca segala hal yang berhubungan dengan kegiatan pembersihan ranjau darat di Cambodia, termasuk mengenai korban - korban yang jatuh, yaitu dari petugas pembersih ranjaunya. Foto - fotonya lumayan bikin ngeri.

Sebenarnya museumnya menarik dan informatif, tapi kecil banget. Cuma ada 3 ruangan kecil dan 1 ruang kaca di tengah yang isinya berbagai jenis ranjau darat. Setelah puas baca - baca artikel yang dipamerkan, gue melanjutkan perjalanan.

Dalam perjalanan kembali ke kota, gue minta Mr. Sambo untuk berhenti di Butterfly Center. Museum Kupu - kupu. Cuma, berhubung harga tiket masuknya mahal amat, USD 4, gue batal beli. Tambah bingung nih gue dengan harga tiket masuk museum di Siem Reap ini. Padahal dari luar aja gue bisa nilai kalo ngga ada yang istimewa banget di Butterfly Center ini. Gue rasa ngga jauh berbeda dengan Museum kupu - kupu di TMII. Dengan hati kecewa, gue langsung meninggalkan lokasi.

Perjalanan pulang - pergi dari pusat kota ke Landmine Museum tuh hampir 2 jam. Sepanjang perjalanan gue cape nahan ngantuk. Mungkin fisik gue udah kecapean, sementara waktu tidur gue juga agak kurang. Trus ditambah angin kencang sepanjang perjalanan, beberapa kali gue hampir tertidur. Karena ngga tahan, gue bilang sama Mr. Sambo untuk antar gue balik ke Golden Temple. Gue mau tidur siang sebentar. Mama pasti bakal ketawa terpingkal - pingkal kalo tahu. Anak perempuannya yang preman dan panjang kaki ini tumbang juga dan sekarang butuh tidur siang, kayak bayi...kayak Abby, tepatnya. Selain itu, gue juga perlu mampir ke Golden Temple buat recharge kamera.

Gue minta Mr. Sambo jemput gue setengah jam lagi. Begitu tiba di presidential suite, gue langsung ambil masker muka dari kulkas, ngolesin di muka gue, trus merebahkan badan di ranjang empuk. Entah kenapa, untuk trip kali ini gue emang rada centil. Gue bawa masker muka siap pakai segala. Dan ternyata sangat bermanfaat di tengah hawa Siem Reap yang super panas dan berhasil ngebakar kulit muka gue habis - habisan. Lumayan bikin segar.

Ternyata setengah jam kurang, walaupun gue udah pasang alarm di handphone, ternyata gue baru terbangun sejam kemudian Smiley, itu pun dengan kepala berat karena masih ngantuk.

Gue pun membersihkan muka, dan segera melesat mencari Mr. Sambo. Tujuan berikutnya, National Museum, yang lokasi searah dengan pintu masuk utama Angkor.

Tiket masuknya USD 12. Alamak !!! Mahal amat ! Udah gitu, pengunjung ngga boleh menggunakan kamera. National Museum terdiri dari galeri - galeri yang isinya beda - beda. Ada Galeri Angkor Wat, Galeri Angkor Thom, Galeri Jaman Peradaban Khmer, Galeri Agama dan Kepercayaan, Galeri 1000 Patung Buddha, dan lainnya. Galeri 1000 Patung Buddha adalah Galeri pertama yang gue masukin. Di sini, walaupun gue tahu bahwa pengunjung dilarang memotret, dengan berpura - pura ngga tau aturan, gue nanya ke petugas, "Can I take photo here ?", yang dijawab dengan ramah, "No." Gue pun berkeliling lagi, dan ternyata si petugas berjalan mendekat ke gue dan bilang, "Okay, you can take 1 photo...only 1 photo." Gue senang..trus langsung ngeluarin kamera dan menyodorkan ke dia, minta tolong supaya dia motret gue. Ternyata sekali ngga cukup, 2 kali si petugas yang baik hati memotret gue. Makasih, Pak !

Abis itu gue keluar masuk dari galeri ke galeri, dan setelah puas berkeliling gue meninggalkan gedung museum, mencari Mr. Sambo, partner gue yang baik hati.

Tujuan berikutnya War Museum. Awalnya, gue membayangkan War Museumnya Siem Reap akan hampir sama dengan War Museumnya Ho Chi Minh. Begitu tiba di lokasi, gue bingung dan cuma bisa bengong. Tempat penjualan tiketnya alakadar banget, tapi harga tiketnya USD 3. Astaga...terkuras sempurna isi dompet gue sejauh ini. Begitu di pintu masuk museum, gue makin heran lagi. Ternyata War Museum lokasinya di dalam...kebun ? Bukan gedung atau bangunan seperti yang gue bayangkan. Ini kebun...dengan banyak pohon - pohon, rerumputan, ilalang..dan lain sebagainya. Ini kayak kebun belakang Mama, yang isinya ada pohon pisang, pohon singkong, dan lain - lain.

Bedanya, di sini disusun berbagai macam tank dan transportasi perang lainnya. Tapi kondisinya itu lhoo...udah tua, karatan dan ngga terawat banget. Jadi kayak tumpukan besi tua aja. Di sebelah kiri dan kanan dibuat balai - balai kecil yang isinya beberapa jenis senjata, bom, peluru, dan lainnya.

Di pintu masuk, gue langsung disambut sama seorang lelaki yang menawarkan diri jadi guide gue. Gue langsung nanya, apakah gue perlu membayar untuk pake jasanya dia, dan dia bilang ngga perlu, tapi diharapkan memberikan sumbangan sukarela. Gue menolak, dan memilih lihat - lihat sendirian.

Satu hal lagi yang gue lihat unik di Siem Reap ini. Di mana - mana, mulai dari hotel, museum dan tempat - tempat wisata lainnya, selalu ada kotak "Tip" dan "Donation".

Ini kayaknya museum paling alakadar yang gue lihat deh...ngga habis rasa heran gue kenapa bisa bikin museum di kebun begini...dengan tiket masuk seharga USD 3 pula !

Bosen berkeliling sendirian, gue keluar untuk nyari Mr. Sambo. Gue ajak Mr. Sambo ke dalam dan bantuin gue foto. Foto - foto di antara tank - tank karatan ala War Museumnya Siem Reap. Hampir jam 3, gue dan Mr. Sambo meninggalkan lokasi.

Tujuan berikutnya, Cambodian Cultural Village (CCV). Lokasinya ngga terlalu jauh dari War Museum. Tapi kondisi Cambodian Cultural Village jauh lebih bagus dan menyenangkan.

Kalo di Indonesia, CCV ini mungkin punya konsep yang sama dengan TMII. Tiket masuk USD 11...Mama, Cei bangkrut hari ini Smiley !! Tapi CCV menarik banget isinya dan luas. Di dalamnya, pengunjung bisa menikmati Wax Museum, Millionaire House, Cham Village, Kola Village, Chinese Village, Kroeng Village, Mini Theater, Taman yang isinya miniatur bangunan - bangunan bersejarah, dan lain sebagainya. Dan, pengunjung juga bisa menikmati pertunjukan atau show upacara tradisional masing - masing village yang jadwalnya beragam. Asyik banget...

Tempat pertama yang gue kunjungi justru taman bermain anak - anak. Gue pengen istirahat dan main ayunan. Sebenarnya gue udah cape luar biasa Smiley. Ditambah lagi kayaknya sinar matahari yang menyengat udah menyedot energi gue habis - habisan. CCV luas dan menarik banget, gue ngga mau melewatkan satu lokasi pun. Jadi gue beristirahat sejenak untuk mengumpulkan tenaga.

Setelah kurang lebih 2 jam berputar - putar di CCV, gue keluar meninggalkan lokasi. Di halaman CCV gue mencari Mr. Sambo di tempat parkir tuktuk. Gue ngga melihat Mr. Sambo maupun tuktuknya. Gue cari ke sudut lain, sapa tahu Mr. Sambo parkir di tempat yang berbeda. Ngga ada. Gue keluar menuju jalan raya, berharap Mr. Sambo parkir di tepi jalan raya. Ngga ada juga. Panik. Gue bukan panik karena ditinggal di tempat yang ngga gue kenal, tapi karena gue udah terlalu lelah dan pengen segera balik ke Golden Temple, ke presidential suite gue yang nyaman.

Gue putus asa...Mr. Sambo ngga ada dimana pun. Gue ke loket tiket, minta tolong untuk meminjam telepon. Gue mau nelpon ke Golden Temple Villa, minta mereka mengirim tuktuk lainnya untuk jemput gue. Petugasnya dengan ramah membantu gue dan menanyakan nama supir tuktuk yang mengantar gue. Setelah itu dia masuk ke dalam kantor untuk menelpon. Ngga beberapa lama kemudian dia kembali ke gue dan bilang kalo dia sudah menelepon. Gue diminta menunggu, nanti akan ada supir tuktuk yang akan jemput gue.

Gue kesal dan kecewa. Mr. Sambo adalah partner sejati gue, tapi dia mengkhianati gue ! Pikiran gue berkecamuk...sibuk menyusun kata - kata yang akan gue lontarkan untuk mengadukan masalah ini ke pihak Golden Temple. Mr. Sambo kejam...dia ngga bertanggung jawab...dia meninggalkan gue begitu aja di Cambodian Cultural Village, tanpa permisi Smiley !! Dan tiba - tiba..."Hallloooo...!!!!" Mata gue langsung memandang tuktuk yang sangat gue kenal dan Mr. Sambo yang tersenyum girang sambil melambaikan tangan. Horeeee !! Gue girang bukan main dan langsung loncat meninggalkan bangku. Mr. Sambo, partner dan pahlawan gue !! Dalam sekejap kemarahan dan kekecewaan gue lenyap, berganti kelegaan karena bisa ngeliat Mr. Sambo lagi. Gue cuma bertanya, "Where have you been ??"Dan dia menunjukkan ban tuktuk, yang gue asumsikan dia menjawab : tambal ban. Komunikasi gue ama Mr. Sambo emang lebih banyak pake bahasa isyarat. Tapi itu lebih dari cukup. Gue dan Mr. Sambo adalah partner sejati Smiley...kayak Asterix dan Obelix...Batman dan Robin...Sponge Bob dan Patrick...Indomie dan Cabe Rawit...Sangsang dan Panggang....Lapar....

Tiba di Golden Temple, rutinitas gue masih sama, ke ruang internet sebentar, mandi, trus ke Angkor Market dan Luck Bakery. Kali ini gue berhasil mendapatkan Muffin coklat, buat sarapan besok pagi menuju ke Airport.

Kembali ke Golden Temple, gue ke ruang internet lagi. Gue ada janji body massage jam 9 nanti. Untuk body massagenya gue bayar USD 3/jam. Begitu jam 9 tepat, gue ke ruang massage, ganti kostum, trus merebahkan badan lelah gue di kasur. Pasrah dan menikmati setiap pijitan massagernya. Gue emang niat banget untuk dipijit, karena gue tahu, malam ini, malam terakhir gue di Siem Reap, kondisi badan gue pasti udah kecapean luar biasa. Dan malam ini, gue sedikit memanjakan badan gue yang kata Mama "ngga pernah ada capenya". Cape kok, Ma...cape banget sebenarnya...tapi ngga terlalu kerasa karena hati Cei senang bukan main.

Selesai dipijit, dengan terhuyung - huyung nahan ngantuk, gue kembali ke presidential suite. Di kamar gue mengemasi ransel dan barang - barang gue, siap - siap mengucapkan selamat tinggal kepada kamar termewah dalam sejarah bekpekeran gue. Setelah semua rapi, gue pun tidur dengan lelapnya.

Wednesday, May 04, 2011

23 April 2011 - Rolouse Group Tour

Hari ini gue akan meninggalkan Golden Villa agak siang. Gue sengaja minta sama staff Golden supaya supir tuktuk jemput gue jam 10 pagi aja...gue pengen punya waktu agak panjang untuk tidur dan santai.

Jadi pagi ini gue bisa santai di teras Golden sambil baca buku yang gue bawa, Smiley The Yearning, dengerin suara Jason Mraz dari Mp3, sambil menikmati secangkir teh hangat. Mantap

Untuk persiapan hari ini, gue mesan makan siang dari Golden Temple Restaurant. Harganya sekitar USD 2.5, padahal isinya cuma nasi putih sama sayur. Gue ngga tau sayur apaan, tapi rasanya jadi sama kayak tumis kangkung gitu kalo di Indonesia. Sebenarnya kalo diitung - itung mendingan gue beli makan siang di KFC, tapi berhubung belum siap berjalan panjang pagi ini, akhirnya gue pesan makanan ala vegetarian itu. Lagian, emang ada baiknya gue konsumsi sayur dulu hari ini, untuk intermezo dari makanan junk food yang gue beli beberapa hari belakangan.

Tepat jam 10 pagi, Noy, sopir tuktuk datang menjemput. Gue agak kecewa karena hari ini ngga bisa jalan sama Mr. Sambo. Mr. Sambo khan partner, guide, sekaligus teman terdekat gue selama di Siem Reap ini. Tapi berhubung gue baru pesan tuktuk pagi ini ke staff Golden Temple, menurut mereka Mr. Sambo sudah ada jadwal dengan tamu lainnya.

Hari ini waktunya Rolous group tour ditambah sunset di Angkor Wat. Rolous group tour artinya gue akan mengunjungi 3 temple : Preah Ko, Bakong, and Lolei. Dan untuk acara jalan - jalan hari ini gue membayar sewa tuktuk USD 12.

Temple yang pertama gue kunjungi adalah Preah Ko. Templenya kecil, letaknya dekat sama rumah - rumah warga. Pagi ini belum banyak turis yang datang. Kalo pun ada rombongan turis, paling lama mereka akan menghabiskan waktu sekitar 20 menit di sini. Mendengarkan tour guide, foto - foto keliling temple, trus berangkat lagi. Gue tinggal di situ sampe ada sekitar 4 - 5 kali rombongan turis datang dan pergi. Gue menikmati suasana hening dan tenang selama di sana. Noy nunggu di jalan utama.

Puas di Preah Ko, berikutnya Noy mengantar gue ke Lo Lei. Dibandingkan Preah Ko, Lo Lei jauh lebih megah. Tapi berhubung cuaca lagi panas bukan main sementara ngga ada tempat untuk berteduh sama sekali, gue ngga terlalu lama berkeliling di sini. Temple terakhir yang gue kunjungi di Rolous Group ini adalah Bakong. Templenya kecil banget...cukup sekali berkeliling, foto - foto dikit, abis itu gue ninggalin lokasi.

Sejak di Preah Ko gue kenalan sama seorang turis asal Kanada, yang bikin gue sadar kalo perjalanan gue kali ini judulnya "just me and Jesus". Kali ini gue ngga terlalu ngotot pengen cari temen baru, karena gue pengen bisa mengeksplorasi Siem Reap, khususnya Angkor, sepuas - puasnya, tanpa terganggu sedikit pun. Jadi, walaupun bisa menghemat biaya (tuktuk), gue ngga berminat untuk join tuktuk sama turis lain, baik yang gue kenal di Golden Villa ataupun di jalan. Karena cara gue menikmati Angkor bisa jadi berbeda sama orang lain...misalnya gue betah duduk bengong di Bayon selama 2 jam atau bolak - balik menyusuri lorong - lorong sepi di Angkor Wat Smiley...atau tertakjub - takjub mengamati akar - akar pohon besar di antara tembok Ta Phrom temple...Belum tentu orang lain sabar nungguin gue dengan keasyikan gue itu, kecuali Mr. Sambo. Sedangkan kalo gue berbagi tuktuk dengan orang lain, gue ngga bisa melakukan hal - hal kayak gitu semaunya.

Punya partner jalan - jalan emang ada baiknya, ada temen ngobrol Smiley, ada temen yang bisa motretrin gue, ada temen berbagi ongkos tuktuk...tapi kali ini gue nyaman banget dengan kesendirian gue. Lagian, ada Mr. Sambo yang biasanya jadi partner gue. Gue ngga perlu banyak ngobrol...karena kadang saking capenya gue suka tertidur Smiley di tuktuk. Selain itu, pikiran gue asyik sendiri melayang menikmati pemandangan luar biasa yang gue liat selama di Angkor atau Siem Reap ini. Untuk urusan foto, ada tripod yang sangat ngebantu tiap kali gue mau ambil foto diri. Selain itu, Mr. Sambo juga seringkali menawarkan diri untuk ngambil foto gue kok...

Si turis Kanada ini pengen join sama gue karena sopir tuktuknya ngga bisa bahasa Inggris sama sekali. Sementara Noy, walaupun terbatas, tapi dia masih bisa diajak berkomunikasi pake bahasa Inggris. Tapi belum apa - apa si turis Kanada ini terlalu memaksakan diri banget. Dia ngotot minta ke Landmine Museum. Noy dan sopir tuktuknya menolak, karena dari awal ngga ada perjanjian untuk ke sana. Landmine Museum khan jauh, di dekat Bantey Srey. Awalnya gue setuju untuk ke Landmine Museum, karena Rolous group tour udah hampir selesai, dan gue masih punya banyak waktu sampai menunggu sunset di Angkor Wat. Tapi gue ngga suka dengan sikapnya yang terlalu memaksa. Akhirnya gue bilang, gue akan ke Landmine Museum besok, dan kalo dia tetap ngotot mau ke sana siang ini, terserah dia. Gue pikir - pikir, ini kesempatan emas buat gue bisa memisahkan diri. Gue udah berhari - hari terbiasa jalan sendirian, jadi agak risih, menjurus terganggu, kalo ada yang jalan bareng gue sepanjang waktu. Akhirnya gue dan Noy berangkat ke Angkor, meninggalkan si turis Kanada dengan sopir tuktuknya di Bakong Smiley.

Dari Bakong, perjalanan dilanjutkan ke Angkor. Cukup jauh...sampai gue tertidur di tuktuk. Tiba di Angkor gue minta diantar ke Bayon. Bayon lagi...Bayon lagi...sejujurnya emang gue lebih jatuh cinta sama Bayon dibandingkan Angkor Wat. Temple paling keren yang pernah gue liat, selain itu disini cenderung sepi. Gue tinggal di situ sampai langit agak gelap. Bukan karena menjelang sore tapi karena mendung. Setelah puas, gue melanjutkan perjalanan ke Angkor Wat. Sepanjang jalan antara Bayon dan Angkor Wat angin kencang bertiup. Ngeri Smiley...duduk di atas tuktuk menyusuri jalan Angkor yang lebih seperti hutan, dengan angin kencang dan awan gelap kayak begini. Gue harus menutup mata gue rapat - rapat supaya mata gue ngga kemasukan debu.

Kedatangan gue di Angkor Wat langsung disambut sama hujan deras. Gue mulai menyiapkan hati gue untuk ikhlas kehilangan momen sunset di Angkor Wat. Ini tiket terakhir gue, artinya kesempatan terakhir untuk masuk Angkor. Dan di kesempatan terakhir, hujan deras justru mengguyur Angkor.

Sambil menunggu hujan reda, gue menikmati makan siang super alakadar ala vegetarian sejati di dalam tuktuk, bareng Noy. Selesai makan, gue nyoba tiduran sebentar...abis itu, karena ngga sabar nunggu hujan reda, gue pake jas hujan dan jalan ke Angkor Wat. Nothing gonna stop me..not even rain. Salah satu buah manis dari persiapan matang gue kali ini, udah beberapa kali jas hujan ini membantu gue, sejak dari Kuala Lumpur. Jadi, walaupun hujan turun, gue masih bisa tetap nekad melanjutkan perjalanan Smiley.

Di Angkor Wat, walaupun gue tau udah ngga ada harapan buat nungguin sunset, tapi gue masih tetep menikmati acara keliling - keliling gue. Kali ini, gue naik sampai ke menara Angkor Wat paling tinggi. Selama ini gue ngga terlalu merhatiin, ternyata untuk naik ke sini, pake ampe antri segala. Udah gitu karena hujan, pengunjung harus ekstra hati - hati karena tangga menuju menara tinggi dan curam banget. Ditambah lagi, hujan yang ngga kunjung berhenti bikin tangga jadi agak licin.

Menjelang sore, puas berkeliling di menara teratas Angkor Wat, gue turun. Hujan tetap ngga berhenti...padahal gue udah gerah banget harus pake jas hujan dari tadi.

Pas di gerbang keluar, ngelewatin danau, hati gue jadi agak sedih Smiley.."Yesus..ngga bisa liat sunset di Angkor Wat...boleh ngga gue balik lagi ke sini suatu hari kelak ?"....Smiley

Selanjutnya gue nyari tuktuk Noy, trus kembali menuju Golden Temple Villa.

Pas tuktuk lagi melaju di depan Angkor Market, gue mendadak minta diturunin di situ aja sama Noy. Langit masih terang, gue pengen jalan - jalan dulu sebelum pulang ke Golden Temple. Gue pun masuk ke Angkor Market...pengen belanja. Kayaknya penyakit doyan jajan gue kambuh selama di Siem Reap ini...sebenarnya, selain air mineral, ngga ada lainnya yang perlu gue beli. Tapi lama - lama kebutuhan gue jadi makin mengada - ada...gue beli Mie Ramen Cup...alasannya untuk sarapan gue hari Senin nanti pas gue balik ke Siem Reap Airport...trus gue beli Lay...alasannya untuk nemenin gue nonton tipi di kamar nanti...trus beli buah nangka..karena gue kurang makan buah dan sayur selama di Siem Reap...trus beli coklat...karena gue masih punya cukup uang Riel untuk dibelanjain...Smiley

Kadang gue bingung belanja di Siem Reap ini...bayar pake USD, kembalian pake Riel. Lama - lama stok USD gue berkurang, Riel menumpuk. Dan karena gue males simpan Riel, gue bertekad untuk ngabisin Riel buat belanja - belanja kecil...misalnya di Angkor Market atau di Luck Bakery.

Selesai dari Angkor Market, gue nyebrang ke Central Market. Siem Reap tuh memanjakan banget turis yang doyan belanja atau berniat nyari oleh - oleh. Di sini ada 3 tempat belanja yang nyaman buat para turis yang ngejual produk - produk khas Cambodia : Central Market, Night Market sama Old Market. Awalnya gue sempet tergoda mau beli taplak buat meja makan di rumah...tapi setelah dipikir - pikir, tuh taplak kegedean, ngga akan muat di ransel gue. Lagian belum tentu motif dan warnanya cocok sama selera Mama. Jadi, kembali ke peraturan semula : shopping is forbidden Smiley.

Setelah cape keliling di Central Market, gue kembali ke Golden Temple. Tapi, habis mandi gue keluar lagi buat ke Luck Bakery...waktu sudah menunjukkan hampir jam 7 malam, artinya gue harus beli roti diskon. Kalo lagi bekpekeran kayaknya gue ngga bisa mengendalikan kaki gue deh...Mama nyebut gue Si Kaki Panjang, ngga pernah bisa diam...maunya jalan melulu...sebenarnya bukannya gue ngga cape, tapi 'berjalan kaki' kayaknya bikin gue merasa hidup dan bersemangat. Kali ini gue beruntung bisa dapat Chocolate Eclair...lumayan buat sarapan besok.

Pulang dari Luck Bakery, gue mampir dulu ke ruang internet. Selama di Siem Reap, handphone gue sering bermasalah sama operator lokal. Jadi sms gue ke Mama sering gagal kirim. Untuk antisipasi, gue harus keep in touch sama si Carol melalui Yahoo Messenger, Smiley untuk update kabar. Dan tentu saja...tiap kali gue kirim pesan ke Carol harus dibalas dengan, "Jangan lupa bawa oleh - oleh buat Ibet dan Abby !!!!"

Bosan di ruang internet, gue masuk presidential suite, siapin cemilan dan air mineral, cari channel menarik, siap nonton Smiley! Pas gue check handphone, ada sms dari Mama, "Jangan terlalu panjang kakimu, Cher. Jangan kemaleman pulang ke hotel, harus banyak istirahat. Kamboja jauh. Jaga kesehatan. Selalu berdoa." Miss you, Mama Smiley !!