I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Wednesday, November 27, 2013

"Medical Reimbursement : ....... "

Barusan intip slip gaji bulan November, dan....senang bukan kepalang...biaya vaksinasi kanker serviks yang gue keluarkan, ternyata dibayarkan oleh perusahaan. Padahal sejak awal gue siap untuk menanggung biayanya secara pribadi. Dan untuk mencapai tingkat kesiapan dan kerelaan itu (terkadang gue bisa sangat pelit pada diri sendiri), gue memerlukan waktu bertahun - tahun. Bayangkan, gue sudah berencana untuk melakukan vaksin saat gue masih bekerja di perusahaan A. Kemudian gue pindah kerja di perusahaan B, dan lalu gue pindah lagi ke perusahaan C, yaitu tempat gue bekerja saat ini. Dan hasil pertimbangan gue yang terlalu lama itu ternyata memberi hasil. Jadwal vaksin kedua gue tepat bersamaan dengan dikeluarkannya kebijakan perusahaan bahwa vaksinasi jenis ini ditanggung oleh perusahaan.

Senangnya karena banyak hal. Satu, gue mendapatkan uang gue kembali. Kedua, ada perasaan lega dan salut pada managemen perusahaan karena kesediaannya menanggung biaya vaksinasi ini menunjukkan perhatian dan kepeduliannya pada karyawatinya. Di perusahaan - perusahaan lainnya, secara umum biasanya biaya vaksinasi, khususnya untuk orang dewasa tidaklah ditanggung. Kebanyakan perusahaan hanya bersedia menanggung biaya sakit, bukan tindakan pencegahannya seperti vaksinasi ini. Ini berdasarkan hasil pengalaman gue pribadi yang berloncat ria dari satu perusahaan ke lainnya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Hari Senin (25 Nov) yang lalu perusahaan ini menerima penghargaan dari Pemerintah Kota Depok sebagai pemenang kegiatan Penilaian Perusahaan Terbaik Yang Mempekerjakan Tenaga Kerja Perempuan Tingkat Kota Depok Tahun 2013. Gue sebagai salah satu karyawati, mengamini dan turut senang. Menurut gue pribadi, itu bukanlah basa - basi atau sekedar predikat belaka. Gue mengatakan ini bukan untuk pamer atau pun menjilat....meskipun bulan Desember adalah bulan bonus akhir tahun...hehhehehe! Ini murni ekspresi dari rasa senang dan apresiasi gue kepada perusahaan yang telah mengapresiasi sumber daya manusianya. Makasih, perusahaan ! *senyum manis mengembang sambil kipas - kipas slip gaji*

Tuesday, November 26, 2013

Curhat Adopsi

dog walking with Momo
Sekedar curhat. Kemarin (Senin, 25 Nov 2013), rumah gue kedatangan penghuni baru, seekor Siberian Husky jantan usia 5 bulan bernama Momo. Gue ngga suka namanya. Melihat fisiknya yang gagah seperti seekor srigala, seharusnya dia layak mempunyai nama yang lebih baik. Tapi biarlah....karena si Momo sudah telanjur mengenal namanya.

Kehadirannya sebenarnya bukan di saat yang tepat, bukan di saat gue menginginkan anjing lain dalam rumah gue, dalam hidup gue. Secara finansial, sejak gue mulai mencicil sebuah rumah mungil, sebenarnya gue sudah berjanji untuk mengetatkan segala pengeluaran. Gue sudah pernah membuat daftar pengeluaran pemeliharaan anjing, dan angkanya fantastis menurut gue. Tapi, perhitungan gue saat itu adalah untuk anjing lokal seperti Bruncuz. Bukan seekor Siberian Husky dalam masa pertumbuhan seperti yang gue miliki saat ini. Artinya, biaya perawatannya pasti jauh lebih tinggi.

Momo si Husky adalah anjing yang diberikan pemilik sebelumnya ke abang gue. Abang gue suatu saat menelepon dan menanyakan apakah gue mau merawatnya. Gue menolak karena mengetahui bahwa Momo adalah anjing jantan. Bruncuz juga jantan dan menurut gue itu akan menjadi situasi yang tidak mengenakkan buat Bruncuz. Hubungan mereka pasti akan dipenuhi dengan persaingan. Gue gak tega sama Bruncuz, karena kehadiran Momo pasti akan membuatnya cemburu dan lalu stress. Bruncuz cuma mengenal gue seorang dalam hidupnya. Bruncuz adalah penggemar gue nomor satu. 

Namun lalu Abang gue bilang bahwa Momo adalah bocah malang yang harus dilepaskan pemiliknya karena sang istri tidak mengharapkan kehadirannya, dan membiarkannya berkeliaran di sebuah area proyek. Momo, bocah yatim piatu yang tidak mempunyai tempat tinggal dan sumber makanan yang jelas setiap harinya. Ceritanya menjadi demikian dramatis, yang membawa gue ke situasi serba salah. Gue bukanlah pahlawan penyelamat kaum anjing. Namun demi mendengar cerita seperti itu, gue jadi ngga tega. Apalagi Abang gue juga bilang terkadang Momo mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari warga sekitar, misalnya dilempari. Akhirnya gue mengiyakan untuk memelihara Momo.

Memelihara seekor Siberian Husky bukanlah sebuah kebanggaan atau gengsi untuk gue. Justru seakan - akan beban berat baru saja diletakkan di pundak gue yang lemah. Gue ngga mengenal Husky sama sekali. Seperti apa sifatnya, bagaimana merawatnya, bagaimana melatihnya, dan lain sebagainya. Justru selama ini gue pribadi berpendapat seharusnya seekor Husky tidak berada wilayah beriklim tropis seperti Indonesia. Hal itu kejam, bagaimana mungkin seekor Husky yang identik dengan salju 'dipaksa' hidup di sini. Belum lagi, gue diresahkan oleh perasaan bersalah karena kehadiran Momo mengganggu kedamaian dan ketenangan hidup Bruncuz. Semalam, gue di halaman belakang sampai sekitar jam 11 malam, hanya untuk mengawasi keduanya, karena mereka kerap berantam. 

Gue berjanji dalam hati bahwa gue akan melatih Momo sedini mungkin, meskipun belum tahu bagaimana caranya. Gue tahu, apabila gue tidak melatihnya, gue yang akan merasakan segala kerepotannya di kemudian hari. Soal biaya, itu adalah tantangan lainnya. Pagi ini gue meminta tolong pada Mama untuk membelikan gue sekarung beras. Momo adalah anjing besar dan tinggi, yang sedang dalam masa pertumbuhan. Kebutuhan makannya yang menggila menjadi penyebab utama keributannya dengan Bruncuz. Hal - hal lainnya, sampai saat ini masih menjadi tantangan yang belum gue ketahui bagaimana cara melaluinya. 

Beberapa penyesuaian (baca : pengorbanan) pun harus gue lakukan. Gue bolos berenang karena harus meluangkan waktu untuk mengenal dan melatih kedua anjing gue. Gue juga bertekad untuk membawa keduanya secara bergantian, berjalan kaki setiap paginya, yang artinya bangun subuh adalah kewajiban. Selain Momo harus gue biasakan ber-morning walking di sekitar rumah, hal itu juga harus gue lakukan untuk menyalurkan energi dan naluri bermainnya. Dan banyak penyesuaian lainnya.

Gue harus berusaha untuk tetap berpikir positif. Katanya anjing merasakan energi dalam diri pemiliknya. Jadi sebaiknya gue berusaha senang menyambut kehadiran Momo. Sekali lagi....ini curahan hati belaka dari seorang adopter amatiran.