I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Friday, June 03, 2016

Elegi Satu Juni

19:35

Dada ini terasa sesak, ragaku terhimpit dari berbagai arah. Setiap tarikan nafasku menjadi demikian berat. Aku berusaha sekuat tenaga menghirup udara di ruangan itu, dalam - dalam. Berharap ada kesegaran melegakan yang bisa kucicipi. Namun, segala aroma campur-aduk yang berhembus, membuat kepalaku kian pusing dan berputar-putar. 

Di saat tubuh ini lemas dan ingin menyerah, aku tetap berdiri tegak. Sosok - sosok kokoh nan kaku menyanggah dan menahan tubuh lelahku, hingga aku kukuh berdiri. Tak ada rongga sedikitpun di ruang sempit ini di mana aku bisa leluasa bergerak selain berdiri. Perlahan - lahan aku berusaha melangkah maju. Menembus lautan manusia, dimana aku telah terseret dan terjebak di tengahnya. Sayup-sayup aku merasakan hembusan nafas manusia lainnya...dan aku bisa mendengar tarikan nafasnya...nafas yang tercengkeram oleh rasa lelah dan emosi, saling bersahut-sahutan, di antara suara mesin yang menderu. Bukan hanya satu....dua....mungkin ada ratusan manusia yang sedang berjuang memperebutkan udara di ruang yang sempit dan sesak ini. 

Meski tubuh ini begitu lemah dan tanpa daya, namun tersisa secuil tekad yang memberiku kekuatan. Tekad untuk meninggalkan segala kesesakan ini. Tekad untuk bernafas dan bergerak dengan bebas. Tekad yang membuatku sanggup menggerakkan kedua kaki ini, meskipun dengan langkah kecil dan sangat perlahan, menuju pintu itu....seakan - akan ada jutaan asa terhampar di sana. Aku bisa melihat cahaya kebebasan dan kelegaan di sana.

Bersusah payah kulewati satu - persatu...pundak-pundak kekar dan angkuh, dengan peluh yang membasahi wajah mereka. Wajah-wajah itu hanya sejengkal jaraknya dariku. Demikian dekatnya hingga aku bisa mencium aroma kecut keringat mereka. Wajah-wajah yang memancarkan rona letih mendalam, dengan tatapan mata sayu tanpa daya. Beberapa wajah itu menyiratkan rasa kesal dan keluh, meski tanpa sepatah kata pun keluar dari bibir mereka. 

Pintu itu nampak semakin dekat dan jelas. Namun aku belum bisa benar - benar menyentuhnya. Ada sosok - sosok lainnya yang masih menghalangiku. Dengan tenaga yang tersisa, kuangkat salah satu tanganku, lalu kuraih dan kutepuk punggung dibalik kemeja kusam yang basah oleh peluh yang ada di hadapanku. Bibirku terbuka dan..."Turun di Pasar Minggu, Pak ?" tanyaku pelan. Tanpa menjawab, sosok paruh baya itu pun menggeser badannya sekuat tenaga, meskipun tak banyak ruang tersisa, demi memberiku celah untuk melangkah maju, dan merapat ke pintu yang kuidam-idamkan sejak tadi. Dan suara lantang yang entah dari mana asalnya pun terdengar, "Sesaat lagi kereta anda akan tiba di stasiun Pasar Minggu. Perhatikan barang bawaan anda jangan sampai tertinggal di dalam rangkaian kereta. Terimakasih atas kepercayaan anda gunakan jasa angkutan kereta commuterline Jabodetabek..." Damn!


1 Juni 2016, commuter line jurusan Duri - Bogor.