I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Thursday, August 10, 2017

Merayakan Cinta Dengan Via Ferrata


Suuerrrrr....judulnya norak abisss !

Sabtu, 29 Juli 2017 yang lalu gue ikutan trip Via Ferrata ke Gunung Parang, Purwakarta. Selama ini review mengenai via ferrata ini udah bikin gue amat sangat penasaran. Tapi gue masih ragu ikutan karena kayaknya selain menantang, ngeri juga.

Oya, via ferrata adalah kegiatan memanjat dengan mendaki tangga besi yang "ditanam" di sepanjang dinding tebing. Gimana caranya ? Ngga tahu....belum bisa gue bayangkan karna blum pernah...

Dua hari sebelumnya, tepatnya di hari Kamis, akhirnya gue fix nekat ikutan daftar trip. Seperti biasa, gue selalu menyiapkan segala sesuai mendadak. Gue mantap ikutan, selain untuk memuaskan rasa penasaran, juga pengen merayakan ulang tahun pertama pernikahan gue dengan Ony (30 Juli) dengan cara yang spesial.

Untuk ikutan tripnya, gue membayar Rp. 400,000 per orang, ke vendor bernama Skywalker. Paket seharga ini untuk via ferrata ketinggian 300 meter. Sebenarnya ada paket yang untuk 150 meter juga, tapi saat itu meskipun belum ada bayangan gimana gue bisa melakukannya, gue nekat milih yang 300 meter. Paket ini sudah termasuk transportasi dari dan ke Jakarta, dengan meeting point di Plaza Smanggi, dokumentasi, dan makan siang.

Di hari Sabtu itu, dengan semangat 2017, gue dan Ony bangun subuh untuk naik commuter line jam 5 pagi. Begitu tiba di Plaza Smanggi, udah banyak kendaraan Elf di sana, yang ternyata merupakan meeting point favorit untuk join trip kayak begini. Singkatnya, Elf yang gue tumpangi meninggalkan lokasi hampir jam 06:30 pagi, mengangkut sekitar 14 peserta ditambah 2 kru Skywalker.

Gue tiba di Gunung Parang, tepatnya pintu masuk kawasan via ferrata, sekitar jam 11 siang. Tiba di sana peserta dipersilahkan untuk istirahat, bersih - bersih dan makan. Selain ada toilet, di sana juga ada penjual makanan alakadar (mie instant), dan peserta bisa leluasa bersantai karena terdapat banyak hammock dan balai bambu.

Menjelang jam 12 siang, akhirnya kegiatan via ferrata pun dimulai. Semua peserta harus menggunakan alat keselamatan seperti harnes dan helm. Sebelum dimulai kedua kru Skywalker memberikan pengarahan singkat mengenai cara memanjat, dan menggunakan alat - alat yang tersambung di harnes. Via ferrata pun dimulai !

Di luar dugaan, ternyata via ferrata tuh seru dan menyenangkan banget. Melelahkan juga iya....tapi karena gue begitu excited, jadi lelahnya ngga gitu berasa. Kadang gue memang kesulitan dan menghadapi kendala, misalnya kalau harus melalui jalur besi horisontal, karena agak susah menjaga keseimbangan dan bingung kemana tangan gue harus berpijak.




Selain itu, di satu titik ketinggian, ada beberapa tangga besi yang lenyap ! Ternyata ada orang iseng yang merusak dan melenyapkan tangga - tangga tersebut dengan cara menggergajinya, entah apa tujuan, dan hanya menyisakan sisa - sisa pancang besi sepanjang sekitar 5 cm. Ini kayaknya bagian yang paling serem buat gue, meskipun dilengkapi harness, tapi gue harus mendaki dengan hanya memijakkan kaki di pancang - pancang besi tersebut, begitu juga untuk berpegangan.




Setelah jalur 'tanpa tangga besi' terlewati, mendekati titik ketinggian 150 meter, tantangannya semakin maknyusss dengan turunnya hujan. Diawali dengan gerimis, dan dalam segera menjadi hujan lebat. Untuk pemula kayak gue, yang harus memanjat dengan mengandalkan tangga besi, hal ini jadi tantangan tersendiri, karena sekujur badan basah oleh hujan, dan untuk tangga besinya juga menjadi licin.


Karena hujan lebat ini, akhirnya gue dan Ony memutuskan untuk tidak melanjutkan ke ketinggian 300 meter. Di Gunung Parang, tepatnya dalam jalur via ferrata ini terdapat beberapa ceruk, dimana pendaki bisa beristirahat dan menikmati keindahan alam sekitar Gunung Parang sampai dengan Waduk Jatiluhur. Rasanya nyaman dan sensasional banget !




Pas waktunya menuruni gunung, gue baru tahu bahwa peserta harus melakukan rappeling. Rappeling adalah teknik menuruni tebing dengan menggunakan tali.

Astagahhh ! Gue ketakutan setengah mati. Kalau tahu dari awal bakal begini cara turunnya, bisa jadi gue akan ogah ikutan. Gue kan takut akan ketinggian. Trus sekarang gue harus menuruni tebing setinggi 150 meter dengan dikerek - kerek pake tali begini. Sendirian pula...ngga ada teman barengannya !

Berhubung ngga punya pilihan lain, dan gue tetap harus turun anyway (iyalahh...masa nginep di ceruk gunung!), dengan berat hati, gue cuma bisa pasrah. Di awal, Yudha, salah satu kru Skywalker memberikan pengarahan, "Mbak, posisinya kayak duduk, tapi berdiri ya...." Gue bingung tujuh keliling....Apa sihh, duduk tapi berdiri itu ?! Jodi, kru lainnya, pun kasih contoh gaya 'duduk tapi berdiri'.

Yang lebih absurd lagi saat Jodi bilang, "Mbak gak usah pegang talinya. Lepas aja... Ngga bakalan jatuh kok..." Tali yang dimaksud adalah tali keamanan yang posisinya ada di pinggang gue, dan terhubung ke alat katrol yang digunakan untuk mengerek gue. Please deh...gue baru kali ini rappeling, secara mental gak secepat itu juga gue nyaman untuk menggantungkan keselamatan jiwa raga ke seonggok tali kayak begini.

Langkah pertama pun di mulai....perlahan, dan diikuti langkah - langkah berikutnya. Selama itu gue mencoba bertahan untuk tetap tenang, dan fokus mendengarkan kru Skywalker yang berteriak untuk memberikan pengarahan.

'Mundur Mbaaaaaaa......!!! Badannya dikebelakangi, Mbaaaaa......!'
'Kiriiii, Mbaaaaaaa....! Kanan, Mbaaaaaa....! Badannya tegaaaaakk...kakinya lurus, Mbaaaaaa....!'

Di antara mengontrol rasa takut dan fokus pada setiap langkah yang gue lakukan, kadang instruksi dari atas sana bikin gue bingung sendiri.



Sesekali gue membalas, 'Jangan kecepettaaaaaaann....!!!' maksudnya agar kru tidak mengerek talinya kecepatan yang membuat badan gue terhempas ke belakang, ngga selaras dengan langkah kaki gue.

Tiba - tiba....buuukkkk!!! Langkah gue terhenti, dan gue mendarat di sebuah ceruk yang jauh lebih besar dan luas. Sialannnn....!! Gue ngga dikasih tahu bakal ada ceruk ini. Sementara gue kan jalan mundur dari tadi, jadi ngga lihat dan ngga siap. Gue terjatuh karena kaki gue mendadak ngga punya landasan untuk berpijak.

Kaki gue lemas gemetaran. Posisi gue sedikit menggantung di ceruk. Dari atas sana, gue denger teriakan, 'Mba Cherrryyy.....Mbaaaa.....Mbaaaakkkk....??' kayaknya mereka khawatir karena posisi gue ngga keliatan, dan ngga bersuara. Gue berusaha mengumpulkan keberanian dan tenaga. 'Tungguuu....!!' jawab gue singkat, lemas. Setelah bisa menenangkan diri, 'membereskan' posisi tubuh, gue pun kembali berteriak, 'Mulaaaaaaiii, Masss....!! Pelaaaaannn !' Posisi tubuh yang gue maksud adalah berdiri tegak lurus terhadap tebing. Karena saat gue jatuh tadi, gue hanya tergelantung pasrah di tali.

Setelah beberapa meter, gue kembali terpeleset, karena kaki gue ternyata melewati tebing yang ngga rata. Sialan...gue kecolongan lagi ! Kali ini gue malah dapat bonus beberapa luka gores di betis karena gesekan dengan batu tebing. Mana gue udah mulai ngos - ngosan ! Tenaga gue terkuras dengan cepat tuh lebih karena ketakutan dan deg - degan sebenarnya. Tapi menariknya, dalam keadaan sendirian dan 'lemah' begini, gue justru memaksakan diri untuk menemukan kekuatan dan keberanian dari dalam diri sendiri, untuk bertahan dan kembali melangkah. Beuughhhh ! Semacam orang bijak aja !

Tapi bener deh....biasanya yang selalu memberikan gue dukungan dan motivasi kalau lagi ketakutan atau down adalah Ony, yang sayangnya saat itu terpaut sekitar 100 meter dari gue. Jadi gue berusaha sekuat tenaga untuk melawan rasa takut.

Akhirnya gue tiba di beberapa meter terakhir dari perjalanan paling mengerikan dan menantang yang pernah gue lakukan. Dan akhirnya.....gue mendarat di tanah ! Yessss...Makasih Yesus, gue bisa mendarat dengan selamat tanpa kekurangan apapun selain jantung yang masih berdegup kencang dan luka berdarah di betis.

Overall, ini pengalaman paling seru dan unik yang pernah gue lakukan. Gue dan Ony super happy dan excited banget dengan kegiatan via ferrata hari ini. Thanks Skywalker yang sudah memfasilitasi trip ini, dan juga teman - teman peserta lainnya yang bikin tripnya makin menyenangkan. On top of that, thanks to suami tercintahh, Ony, yang merupakan partner traveling seru - seruan gue, dan above all my beloved partner in life. I love you, muacchhh !