Sebulan terakhir, gue punya aktivitas tambahan di pagi hari, bersama Bruno alias Bruncuz, anjing gue. Setiap harinya, gue akan bangun jam 4.45 pagi, kemudian bersiap - siap, termasuk menyiapkan Bruno, lalu meninggalkan rumah untuk jogging pagi.
Niat gue ini dilatarbelakangi oleh beberapa alasan. Alasan utamanya adalah karena kebutuhan gue untuk berolah raga, atau paling tidak, mencari kegiatan untuk menggerakkan badan gue yang tambun ini. Sebelumnya, yang gue lakukan adalah berjalan kaki dari rumah sampai ke Ragunan, pulang - pergi. Tapi ternyata hal itu bikin Mama khawatir. Mama takut hal buruk terjadi, apalagi karena gue berjalan kaki sendirian, mulai dari subuh, yang berarti masih sepi dan gelap. Untuk itulah gue memikirkan metode terbaru dan mutakhir, yaitu mengajak Bruno sebagai partner jalan atau jogging gue.
Di tengah gelapnya langit dini hari, dan kedua mata yang masih menyipit menahan kantuk, gue dan Bruno akan menyusuri Jalan Raya TB. Simatupang, mulai dari rumah sampai ke kampus Universitas Tama Jagakarsa, yang kalo diitung - itung total jaraknya pulang - pergi sekitar 3 kilometer.
Ini adalah salah satu 'proyek' gue yang cukup menantang. Membawa Bruno, yang sudah terbiasa tinggal di tengah kesunyian halaman belakang rumah, dan kali ini harus menghadapi hingar - bingarnya jalan raya yang berisik dan semrawut, bukanlah hal yang mudah. Awalnya, gue harus memaksa Bruno dengan cara menarik talinya tanpa peduli bahwa Bruno tidak ingin melanjutkan perjalanan. Kadang ngga tega, takut hal itu akan menyakiti Bruno. Gue sampai harus bereksperimen dengan beberapa model tali, rantai atau kalung anjing. Gue pernah harus membawa beberapa potong keju, sebagai 'motivator' supaya Bruno mau berjalan. Di beberapa hari pertama, Bruno cuma mau melangkah sejauh beberapa meter, karena dikuasai rasa takut. Dia kaget dan shock mendengar deru suara kendaraan lalu - lalang, belum lagi kalo melihat orang melintas. Bruno akan gemetaran dengan dahsyatnya, dan ngga sanggup bergerak.
Tantangan lainnya berasal dari luar.
Berjalan - jalan dengan seekor anjing, sebetapa pun menggemaskannya,
bukanlah pemandangan biasa di sini. Sepertinya kebanyakan orang memvonis
anjing sebagai sosok monster yang menakutkan, menyeramkan dan mengancam
keselamatan jiwa raga. Predikat negatif seperti ini justru diberikan
oleh orang - orang yang sebenarnya tidak pernah mengenal dan
berinteraksi dengan anjing. Bruno bukan monster yang menyeramkan, dia adalah anjing baik yang penurut. Lagian, orang - orang ketakutan itu terlalu percaya diri, seakan - akan Bruno berniat untuk menyentuh atau menggigit mereka. Kalau bisa bicara, Bruno pasti akan menjawab bahwa daging ayam yang gue hidangkan setiap hari untuknya jauh lebih menggiurkan dan mengundang selera dibandingkan orang - orang lalu lalang di hadapannya yang menyimpan rasa takut setengah mati.
Sampai
saat ini, kegiatan jogging pagi gue dan Bruno masih menyimpan tantangan
tersendiri, yang justru bikin makin seru. Bruno masih tampak grogi dan
tegang apalagi kalau mendengar suara bus atau truk melaju kencang, atau
saat harus berpapasan dengan orang. Di tengah jalan, Bruno beberapa kali
'ngambek' jogging dan memilih diam, ogah bergerak. Ekornya layu kaku
dan tersembunyi di balik kedua kaki belakangnya. Telinganya bediri tegak tanda
waspada.
Jogging pagi adalah saat menyenangkan.
Kegiatannya ini memberikan kebugaran dan kesegaran baik untuk fisik maupun pikiran gue. Hal terbaiknya adalah gue selalu ditemani
oleh partner berkaki empat yang spesial, Bruno. Gue mau menularkan hobi jalan - jalan gue pada Bruno, dan berharap suatu saat nanti Bruno akan menikmati sepenuhnya acara jalan kaki bareng gue. Dan yang lebih positif, kegiatan ini adalah saat dimana gue dan Bruno bisa membangun kepercayaan dan
persahabatan.
No comments :
Post a Comment