I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Sunday, August 03, 2014

Tur Museum : Bersandar di Menara Syahbandar

 

Kemarin, tepatnya hari Sabtu (02 Agustus 2014) pagi, gue dan Ony merapat ke Menara Syahbandar. Ini adalah kali pertama gue kemari, bahkan sejujurnya gue baru melihat keberadaan menara yang masih kokoh berdiri meskipun tampak miring ini, belakangan. Letaknya di Jalan Pasar Ikan, Jakarta Utara. Bersebelahan dengan Museum Bahari dan berseberangan dengan bangunan Galangan VOC. 
Sedikit keluar dari topik, selalu terbersit rasa sedih, kesal, dan kecewa setiap kali gue memandang bangunan Galangan VOC. Entah di saat gue beberapa kali melintas di jalan sekitarnya, atau ketika gue berada di atas menara seperti ini. Beberapa waktu yang lalu, gue pernah mampir ke sana dengan segunung semangat untuk mengeksplorasi bangunan peninggalan Belanda yang tampak cantik itu. Namun di luar harapan, begitu gue memasuki bagian dalamnya, gue mendapat informasi dari penjaga yang sedang bertugas bahwa bangunan tersebut saat ini berfungsi sebagai restoran. Kekecewaan gue yang sangat mendalam kepada siapapun (yang berwenang), di masa apapun, yang tidak bisa 'melindungi' dan mengelola bangunan bersejarah yang tak ternilai harganya, dan melihat segala sesuatu hanya dari sisi komersial.

Saat itu gue tidak bisa masuk untuk melihat bagian dalamnya, berhubung gue bukan customer restoran . Bagi gue yang orang awam ini, bangunan yang menjadi bagian dari sejarah kota serta negara ini seharusnya menjadi aset yang bisa 'dinikmati' oleh seluruh masyarakat luas, dengan disahkan sebagai situs bersejarah atau cagar budaya dan dijadikan museum.

Cukup sesi curhatnya...tarik nafas dalam - dalam....dan berharap agar siapapun (terlebih pihak berwenang) bisa lebih bijak dalam membuat keputusan, khususnya ketika menentukan nasib bangunan - bangunan kuno dan bersejarah di negeri ini .

"Tugu ini tegak disini pada peringatan Jakarta 450 tahun.
Dipersembahkan kepada mereka yang pada masa lalu pernah
menyusun batu - batu bagi landasan pembangunan hari ini"
(Ali Sadikin, tahun 1977)
Tampak depan
Kembali ke Menara Syahbandar....menaranya yang didominasi oleh warna merah dan hijau itu ngga terlalu luas, dan di area sekelilingnya 'dihiasi' dengan beberapa meriam dan jangkar ukuran jumbo. Daya tarik menara Syahbandar adalah dimana pengunjung bisa masuk dan meniti setiap anak tangga yang terbuat dari kayu. Di setiap tingkatnya, terdapat ruangan dengan jendela - jendela besar dimana gue bisa melihat area sekitar menara dengan leluasa. Ada bangunan - bangunan di sekitar, bahkan pelabuhan Sunda Kelapa pun tak luput dari jangkauan mata siapapun yang melihat dari menara. Daya tariknya lainnya ?  Aroma (amis) ikan yang sangat kuat tercium bahkan ketika di atas menara sekalipun . Maklum, mungkin karena letak menara yang ada di dekat pasar dan juga perairan Jakarta.

Menara Syahbandar




Bagian paling atas menara
Jendela pantau
View dari menara : Galangan VOC
View dari menara : Museum Bahari
Pagi itu, gue dan Ony cukup beruntung karena belum ada pengunjung lain yang datang. Dengan kondisi itu, gue leluasa untuk menikmati asyiknya berada di dalam menara. Bagian dalamnya sebenarnya ngga terlalu luas, dan kosong. Untuk gue pribadi, yang paling gue kagumi justru bangunannya itu sendiri yang dibangun sejak tahun 1893, serta cerita sejarah di baliknya. Jika melihat papan nama yang ada di bagian muka dari area menara, terdapat tulisan "Uitkijk", yang artinya sesuai dengan fungsinya saat itu : sebagai menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar-masuk Batavia melalui jalur laut.

Sebenarnya menara ini juga memiliki ruangan bawah tanah, bahkan terowongan yang bisa menembus hingga ke Museum Fatahillah, namun pintunya ditutup untuk umum.

Puas berada di menara, gue pun meninggalkan lokasi, menuju target berikutnya, Museum Bahari.

Info :
Jam buka museum : Selasa - Minggu (termasuk hari libur nasional) jam 09:00 - 15:00. Harga tiket : Rp. 5,000 (tiket bisa digunakan untuk masuk Museum Bahari)

No comments :