I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Saturday, June 20, 2015

Dari Wisata Keraton Sampai Pemandian Air Panas Beryodium (2)


Dari Keraton Kasepuhan gue berjalan kaki ngga terlalu jauh sampai bertemu Gereja Bethel yang ada di pinggir jalan raya. Dari situ gue naik angkutan umum menuju Keraton Kacirebonan. Sebenarnya jaraknya ngga jauh, dan tadi gue juga melewati jalan yang sama ketika menuju Keraton Kasepuhan dari Keraton Kanoman. Tantangannya, cuaca super panas nan dahsyat yang harus gue 'nikmati' kalo harus berjalan kaki lagi menuju Keraton Kacirebonan.

Tiba di sana, gue disambut oleh Pak Nono, penjaga sekaligus pemandu Keraton, dan diarahkan untuk membeli tiket masuk seharga Rp. 5,000. Asyiknya, gue adalah satu - satunya pengunjung Keraton, yang lebih nampak seperti rumah tinggal itu. Jadi gue leluasa bertanya - tanya dan mengobrol panjang lebar dengan Pak Nono mengenai Keraton ini. Keraton yang satu ini selain sangat terawat, bersih, juga asri karena terdapat beberapa pohon mangga di halamannya. 

Oleh Pak Nono gue diajak untuk melihat - lihat hampir seluruh bagian luar dan dalam Keraton, kecuali bagian - bagian Keraton yang memang tidak boleh untuk dimasuki pengunjung. Pak Nono adalah 'tuan rumah' yang sangat menyenangkan karena dengan sangat ramah dan semangat menjelaskan setiap detil dari Keraton, baik sejarahnya, maupun barang - barang peninggalan yang tersimpan di dalamnya. Dan yang paling istimewa, Pak Nono selalu menawarkan diri untuk membantu gue memotret. Makasih Yesus, atas warga Cirebon yang baik dan ramah ini.

Gerbang depan Keraton Kacirebonan
Ruang Jinem Prabayaksa
Ruang bagian dalam Keraton
Bendera Macan Ali, Lambang Kesultanan Cirebon
Koleksi Gamelan Keraton Kacirebonan
Koleksi Bedug Keraton
Perlengkapan upacara Tedhak Siti
Barang peninggalan Keraton Kacirebonan
Setelah selesai 'tour' di dalam bangunan Keraton, gue sempat duduk - duduk di lantai serambi Keraton atau disebut Ruang Jinem Prabayaksa karena 'tersihir' oleh rasa nyaman dan sejuk yang terasa dan sangat kontras dengan cuara kota Cirebon saat itu. Antara bangunan Keraton dan pintu Selamat Tangkep (pintu utama keraton) terdapat 4 pohon mangga yang sangat rimbun. Pak Nono bercerita mengenai filosofi dibalik keberadaan keempat pohon mangga itu. Dari tempat gue duduk, di hadapan gue adalah dua pohon mangga gedong di sebelah kiri, dan dua pohon mangga harum manis di sebelah kanan. Di tengahnya adalah pintu Selamat Tangkep yang dicat hijau.

"Nasihat" yang bisa dipetik dari 'pemandangan' ini adalah : Diam di gedong (rumah) harus manis dan ramah, kata Pak Nono. Dan gue cuma termanggut - manggut mendengarkannya sambil dalam hati menyimpan rasa kagum atas siapa pun di masa apapun yang 'menciptakan' filosofi sederhana namun bermakna itu.

Ketika pamit ke Pak Nono beliau sempat menanyakan rencana gue berikutnya. Gue bilang, sebenarnya pengen mencari tempat pemandian air panas di Kuningan, tapi masih bingung cara mencapainya. Dan lagi-lagi Pak Nono memberikan gue petunjuk menuju pemandian Sangkanurip yang ada di antara kota Cirebon dan Kuningan. Gue yang tadinya ragu untuk ke sana, langsung semangat lagi.

Rencana gue berikutnya adalah makan siang di Nasi Jamblang Ibu Nur yang ada di Jalan Cangkring, kemudian kembali ke hotel, lalu melanjutkan perjalanan menuju Sangkanurip. 

Siang itu Nasi Jamblang Ibu Nur ramai dipenuhi pengunjung, padahal saat itu belum juga jam makan siang. Bahkan ada rombongan 'wisata kuliner' segala yang menggunakan armada bus, yang bikin area parkir rumah makan yang sebenarnya ngga seberapa luas itu, jadi semakin padat. Pilihan lauk di Nasi Jamblang Ibu Nur banyak banget, tapi demi menjaga kesehatan fisik dan dompet gue, siang itu gue cuma makan nasi, tempe dan sate usus. Berhubung minuman teh tawar diberikan gratis, maka gue tinggal di sana beberapa saat meskipun sudah selesai makan, demi bisa menikmati beberapa gelas teh tawar ala Nasi Jamblang Ibu Nur. Setelah gue menikmati 2 tempat makan nasi jambal/jamblang yang paling populer di Cirebon, sekarang gue tahu apa yang menjadi ciri khasnya : daun jati yang digunakan sebagai alas makan.

Dari Nasi Jamblang Ibu Nur, gue pulang ke hotel. Alasan gue balik ke hotel sebenarnya paling ngga penting sedunia : karena pengen ngerasain sejuknya AC alias pendingin ruangan di kamar gue. Serius deh...Cirebon itu panasnya dahsyat. Setiap keluar hotel gue harus mastiin udah pake tabir surya baik untuk muka maupun badan gue. Karena kerasa banget panasnya ngebakar kulit. Kayaknya sampai sekarang gue masih sulit percaya ada kota yang lebih panas dari Jakarta. Dan sekarang gue memutuskan balik ke Hotel untuk berlindung dari panasnya di luar sana, sekaligus beristirahat sejenak.

Hampir jam 2 siang gue meninggalkan hotel, menyeberang jalan dan naik angkutan GC (05) menuju Terminal Harjamukti. Dari sana gue naik mobil Elf tujuan Kuningan untuk nantinya turun di Sangkanurip. Ongkos Elf-nya murah meriah, Rp. 10,000. Perjalanan sampai Sangkanurip memakan waktu sekitar 1 jam. Gue rasa sebenarnya bisa lebih cepat dari itu, cuma karena Elf-nya sering berhenti untuk mendapatkan penumpang, jadilah waktu tempuhnya jadi molor.

Ketika diturunkan di simpangan 'Sangkanurip' gue masih ngga tahu dimana tepatnya letak pemandian air panasnya. Gue mendekat ke tukang ojek yang sedang mangkal dan bilang minta diantar ke "pemandian air panas". Trus tukang ojeknya nanya, pemandian air panas yang mana....seakan - akan di kawasan ini terdapat banyak sumber pemandian air panas. Gue yang sebenarnya bingung langsung jawab sekenanya, "Grage". Ini jawaban asal banget....cuma biar ngga keliatan bloon aja. Gue langsung jawab Grage karena teringat papan reklame iklan Grage Sangkan Hurip Resort & Hotel yang ada di depan Hotel Cordova. 

Tiba di Grage Sangkan Hurip Resort & Hotel gue langsung ke tempat spanya dan mendaftar untuk ikut 'aquamedic pool' treatment, seharga Rp. 120,000 untuk 60 menit. Terapinya dilakukan di sebuah kolam air panas alami beryodium, dilengkapi dengan teknologi modern dan berbagai fasilitas terapi, salah satunya bubble area. Rasanya, nikmat dan relaks luar biasa. Efek dari spa ini bagi gue pribadi seakan - akan meruntuhkan semua ketegangan saraf di badan dan melancarkan sirkulasi darah. Kelar spa, rasanya gue ngga berdaya untuk melanjutkan perjalanan panjang kembali ke Cirebon, saking relaks dan longgarnya saraf - saraf di sekujur tubuh gue.

Kalo tubuh sedang dalam kondisi relaks maksimal, rasanya jadi ringan...ibaratnya seperti kapas. Itulah kira-kira kondisi gue saat itu...meskipun ngga harafiah ringan 'seperti kapas'...mengingat bobot gue yang saat ini mungkin nyaris 70 kg....

Tapi apa daya, penginapan di Grage ini harganya premium banget. Gue pun meninggalkan hotel dan berjalan kaki menuju simpangan Sangkanurip, dan dalam hati berjanji untuk kembali ke sini untuk menikmati 'aquamedic pool' treatment lagi suatu saat.

Aquamedic Pool
Pemandangan sore di Sangkanurip
Perjalanan kembali ke Cirebon lebih cepat dari dugaan gue, yaitu sekitar 40 menitan. Tiba di Cirebon gue ngga langsung kembali ke Hotel, melainkan menuju Jalan Yos Sudarso. Ngapain ? Tujuan gue ke sini adalah untuk mencari lokasi Gereja Kristen Pasundan. Rencananya besok pagi gue akan mengikuti kebaktian di gereja ini. Sebenarnya ada banyak gereja di Cirebon. Tapi gue memilih Gereja Kristen Pasundan karena ini adalah salah satu bangunan cagar budayanya Cirebon. Gereja ini dibangun sejak tahun 1788 Masehi. Gue senang bukan main karena bisa melanjutkan hobi mencari gereja - gereja tua bersejarah di sini.

Setelah kesasar namun akhirnya menemukan lokasi gerejanya yang berdekatan dengan Gereja Katolik Santo Yusuf, dan nyaris berseberangan dengan Gedung Bank Indonesia yang ngga kalah kuno dan bersejarahnya, gue pun berniat kembali ke hotel. Namun sebelumnya gue turun di Jalan Cipto Mangunkusumo di seberang Grage Mall karena mau makan hidangan empal gentong di "Nasi Lengko & Sate Kambing Muda" Ang Andi. 

Empal Gentong plus lontong
Kelar makan malam, gue pun menuju Hotel dengan badan yang segar namun lemas di saat bersamaan, efek dari aquamedic pool treatment tadi. Tiba di hotel gue sekedar mandi dan istirahat sejenak, setelah itu langsung meninggalkan kamar lagi. Kali ini gue mau lihat - lihat suasana Jalan Siliwangi di malam hari sekalian cari oleh - oleh buat Mama. Ternyata Jalan Siliwangi di malam hari tetap sibuk dan kelihatan ramai dan menarik. Di pinggir jalan banyak warga, terlebih anak muda sini, nongkrong menikmati malam.

Malam itu gue mampir di pusat oleh - oleh "Pangestu" dan membeli beberapa jajanan ringan buat Mama. Setelah itu gue kembali ke Hotel untuk mengakhiri perjalanan panjang dan sibuk gue di hari ini. Terima kasih Yesus atas hari yang padat namun menyenangkan, serta penyertaan Yesus buat gue hingga gue bisa melanglang sampai keluar dari Cirebon hari ini.

No comments :