I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Saturday, March 03, 2018

Review : Tom's Homestay, Bogor


2 Maret 2018.
Sejak perayaan Imlek di pertengahan Februari lalu, gue sudah merencanakan cuti untuk menghadiri festival Cap Go Meh 2018 di Bogor, yang berlangsung tanggal 2 Maret 2018 (Jumat).

Berhubung festival ini biasanya berlangsung sampai tengah malam, gue pun menyiapkan akomodasi untuk bermalam di sana. Tahun lalu, gue harus meninggalkan festival dengan segera, karena khawatir kehabisan kereta pulang. Tahun ini gue pengen puas-puasin menikmati festival tanpa khawatir urusan pulangnya.

Di Bogor, tepatnya di sekitar Jl. Surya Kencana, lokasi pusat penyelenggaraan festival Cap Go Meh, sebenarnya banyak hotel atau penginapan. Tapi gue mencari yang paling ekonomis, karena cuma buat numpang tidur doang pas tengah malam sepulang menyaksikan festival. Gue teringat, beberapa waktu yang lalu pernah kepengen ngerasain tinggal di Tom's Homestay, namanya. Dari review yang gue pernah baca, kediaman ini adalah peninggalan Dr. Ir. Soetomo, yang merupakan pendiri Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Tom adalah putranya. 

Reservasi hanya bisa dilakukan melalui Airbnb. Ini adalah pertama kali gue menggunakan aplikasi ini, yang ternyata mudah ! Mudah - mudah susah juga...karena ketika gue hendak menyelesaikan pembayaran kamar sebesar Rp. 100,000 sekian, bermasalah. Jadilah gue berhasil booking dengan memilih pembayaran dengan mata uang USD, totalnya sekitar USD 8 sekian gitu deh.

Tanggal 1 Maret, Tom sudah menghubungi gue untuk janjian jam/waktu kedatangan di homestay. Tanggal 2 Maretnya gue tiba di homestay, yang beralamat di Jalan Selot No. 32 ini. Pas mencari lokasinya, dari stasiun Bogor gue berjalan kaki melalui arah Lapas Paledang, jadinya agak jauh. Padahal kalo ditempuh dari Jl. Raya Juanda, dekat banget ternyata. Gue langsung bertemu dengan Tom ketika tiba, beliau menyerahkan kunci, memperkenalkan fasilitas rumahnya. Begitu lihat rumahnya, terlebih bagian dalamnya, gue takjub. Typical rumah tua banget, peninggalan jaman Belanda gitu, berusia 60 tahunan. Dengan fondasi rumah yang tinggi banget, pintu dan jendelanya juga jaman dulu banget meskipun masih kokoh. Rumahnya luas dan memiliki banyak kamar. Dan yang lebih 'istimewa' bagian belakang rumah, berupa taman yang sangat rindang hampir menyerupai hutan.


Gue menempati sebuah kamar di bagian dalam rumah, di sebelah kamar mandi dan kamar kecil. Semua sudut dari rumah ini, vintage adanya. Meskipun gue seneng liat bangunan - bangunan tua apalagi peninggalan Belanda gitu, tapi percayalah gue sedikit ketakutan awalnya. Apalagi penerangan di setiap ruangan dibuat agak remang gitu. Menurut Tom saat itu hanya seorang turis asal Canada yang tinggal di homestay juga, dan gue 'menangkap' kayaknya Tom ngga tinggal di sini.

Begitu balik dari festival nyaris tengah malam, suasana gelap dan abis ujan, bikin gue ketakutan sebenarnya. Tapi syukurlah, begitu tiba di homestay, ada 3 orang yang sedang asyik mengobrol di halaman belakang yang mirip hutan itu. Gue berasumsi mereka adalah keluarga pemilik homestay. Oya, dari Surya Kencana ke sini bisa gue tempuh dengan berjalan kaki. Walaupun kedua kaki dan lutut gue udah mau rontok rasanya karena dieksploitasi abis-abisan demi menikmati festival tadi. 

Gue melewatkan malam dengan normal, tidur dengan nyenyaknya karena super lelah, ini melebihi perkiraan gue sendiri, dan terbangun jam 9 pagi. Abis mandi, gue sarapan. Di sini menu sarapan terbilang lengkap : ada roti dengan berbagai selai dan margarin, dan minuman teh dan kopi. Penghuni dipersilahkan untuk menyiapkan sarapan masing - masing, asalkan jangan lupa mencuci piring dan gelas kotor dengan bersih dan rapih. Oya, ada sebuah mesin toaster disediakan, jadi gue bisa menyiapkan roti super gosong favorit seperti ketika gue tinggal di hostel gitu.

Kebetulan gue sempat mengobrol dengan si turis Canada yang ternyata menghadiri festival Cap Go Meh juga semalam. Gue juga sempat menikmati roti gosong di teras belakang sambil menikmati rindangnya 'hutan' rumah tersebut. Sekonyong-konyong gue sadar....Rumah ini punya 'harta karun' tersendiri...ketenangan luar biasa! Selain 'sensasi' dibawa ke masa lampau puluhan tahun silam dengan interior rumah yang super vintage, rumah ini juga menawarkan kesunyian yang menenangkan. Caelaahhh ! 

Oya, dari segi lokasi homestay ini strategis banget, tepat di seberang Gereja GPIB Zebaoth. Jadi sebenarnya lokasinya bukan terpencil, dan berada di jalan utama. Tapi kerennya, berada di dalamnya, ngga terasa hiruk - pikuk metropolitan kota Bogor.

No comments :