Ngga kerasa udah 3 bulan sejak trip terakhir gue ke Siem Reap. "Tabungan tiket" gue kali ini sebenarnya tujuan Jakarta - Kuala Lumpur - Brunei Darussalam. Tapi dari awal gue udah memutuskan ngga akan lanjut sampai Brunei, melainkan ke Singapura.
Pesawat Airasia yang tumpangi berangkat dari Soeta Airport jam 2 siang, dan tiba di Kuala Lumpur jam 5 sore waktu setempat. Perjalanan gue kali ini benar - benar berbeda, nyaris ngga ada persiapan apapun, bahkan urusan hostel. Gue belum booking online hostel manapun, baik untuk di Kuala Lumpur maupun Singapura. Entah kenapa, dari awal gue niat pengen ngejalanin liburan gue kali ini sespontan mungkin .
Begitu pesawat mendarat, gue naik Skybus ke KL Sentral, dilanjut dengan naek LRT tujuan Pasar Seni, dan gue pun kembali ke kawasan Petaling Street tercinta. Kalo Kuala Lumpur, kawasan ini yang paling nyaman dan dekat di hati gue. Hostel pertama yang gue datangi adalah My Travel Hub. Awalnya gue senang begitu resepsionisnya bilang masih ada kasur kosong di dorm room. Tapi begitu gue masuk ke kamarnya, ternyata ACnya mati, jadi sementara pake kipas angin. Gue batal check in.
Gue meninggalkan My Travel Hub dan melanjutkan pencarian hostel ke daerah China Town. Di sini gue keluar - masuk banyak hostel untuk cari kasur kosong di dorm room, tapi saat itu lagi pada penuh, atau beberapa hostel/penginapan ngga menyediakan dorm room. Akhirnya pencarian berakhir di Monkey Inn Hostel.
Monkey Inn menyediakan sebuah dorm room isi 13 ranjang. Nyaman dan bersih, sebenarnya...harganya pun terjangkau, RM 25 per malamnya. Tapi ada beberapa hal yang bikin gue kurang nyaman juga. Pertama, untuk masuk ke Monkey Inn sendiri harus menggunakan lift. Lift digunakan termasuk untuk naik ke lantai 4 hostel, yaitu ruang nonton, internet dan setrika. Gue emang kurang nyaman kalo harus menggunakan lift apalagi di bangunan sesempit Monkey Inn. Kedua, penerangan di dorm roomnya remang - remang gitu.
Kebetulan gue adalah perempuan satu - satunya yang menghuni kamar itu. Dalam beberapa saat gue berkenalan sama penghuni lainnya yang menurut gue unik - unik. Yang pertama menyambut gue adalah seorang cowo asal Sri Lanka yang bergaya ala rapper. Dia bukan turis, melainkan penghuni tetap di Monkey Inn. Dia pernah bekerja di Malaysia, tapi 4 bulan terakhir sudah tidak bekerja, gitu katanya. Penampilannya emang rada seram, tapi menurut gue dia baik, karena dia bersahabat dan ramah. Penghuni lainnya, namanya Remy, yang juga penghuni tetap di Monkey Inn. Dia warga Malaysia dan kuliah di Singapura. Cita - citanya jadi penyanyi terkenal. Dan dia sangat memuja artis - artis Indonesia...Ungu, Sheila on Seven, Krsidayanti, Agnes Monika, dll. Sepanjang malam gue ngobrol sama dia topiknya soal artis - artis pujaannya itu. Saking bersemangatnya, dia ngga henti - hentinya minta gue dengerin lagu - lagu Indonesia dari Mp4nya. Ya ampun...padahal, sorry to say...gue bukan fans mereka banget! Pertanyaan Remy yang paling ngga penting malam itu : "Cherry pernah ketemu Irwansyah tidak, selama di Jakarta ?". Dan gue malah balik bertanya : "Irwansyah itu siapa ?" Dan dia menjawab pertanyaan gue dengan menjelaskan panjang lebar mengenai Irwansyah yang dia kenal di film Heart. Sambil menjelaskan dia juga menunjukkan koleksi CD original yang isinya kumpulan soundtrack film Heart, dan meminta gue mendengarkan salah satu lagunya, yang dinyanyiin Irwansyah whatever itu, melalui Mp4nya. Obrolan seperti ini mungkin kayak kalo Ony lagi ngobrol soal pertandingan bola...atau di saat Ibu-Ibu di kantor gue berkumpul dan ngebahas mengenai proses persalinan dari A-Z...dimana gue ngga nyambung sama sekali. Jadi gue cuma bisa ngedengerin doang sambil manggut - manggut .
Penghuni kamar tetap lainnya adalah Mr. Anthony, asal Singapura yang sementara ini bekerja di Malaysia. Sama seperti kedua penghuni tetap lainnya, Mr. Anthony ramah dan selalu pengen ngebantu. Apalagi begitu dia tahu gue mau melanjutkan perjalanan ke Singapura, dia berusaha ngasih petunjuk sedetil mungkin mengenai Singapura.
Mr. Anthony mengundang gue nonton DVD Secretariat di lantai 4. Ini salah satu film favorit gue. Film yang membuat gue berpikir "Gue pengen mengenal mahluk istimewa bernama kuda lebih dekat" dan menginspirasi gue untuk berlatih kuda. Tapi gue terpaksa menolak, karena gue pengen jalan - jalan dan menikmati udara segar Petaling Street. Di daerah China Town, gue sempat beli durian segala. Kayaknya durian adalah titik lemah gue banget...kayak kriptonitenya Superman mungkin. Susah banget buat gue nahan godaan untuk tidak membeli dan melahap durian .
Kembali ke hostel gue sempat ke ruang internet, dan begitu gue turun ke kamar yang ada di lantai 1, gue ngobrol ngalor ngidul sama Remy si Ungu Lover. Capek ngobrol, gue ama Remy pun jalan - jalan di Petaling Street lagi buat cari makan. Kita berdua pun mampir di kedai tahu bakar yang letaknya dekat terminal Puduraya. Sebenarnya malam itu Remy ngajakin ke Bukit Bintang untuk nonton live music di kafe outdoor di sana. Live music lagu - lagu Indonesia, tentunya...dan gue menolak, karena pengen istirahat. Walaupun belum tahu pasti rencana gue besok, tapi yang jelas gue harus menyiapkan fisik dulu malam ini.
Kembali ke kamar, gue disambut dengan suara dengkuran Mr. Anthony yang luar biasa kencangnya. Gue yang awalnya udah siap pengen tidur langsung ragu sesaat, apakah gue bisa tidur malam ini dengan suara dengkuran sedahsyat itu tepat di sebelah tempat tidur gue ! Gue sempat mau pindah kasur, tapi batal, karena selain takut menyinggung Mr. Anthony, gue rasa itu juga ngga ada gunanya. Suara dengkuran sekencang itu gue rasa bisa terdengar sampe ke seluruh penjuru China Town.
Gue pasrah dan merebahkan badan lelah gue di kasur. Ngga lama kemudian Sri Lanka boy masuk kamar dan mendekat ke kasur gue, dan langsung menyodorkan sebuah permen karet. "Thanks!", gue bilang, dan langsung menyimpan permen karetnya di bawah bantal. Gue akan buang ke tempat sampah di saat ngga ada orang yang lihat, janji gue dalam hati. Bukannya bermaksud ngga ramah, tapi selain karena gue bukan penyuka permen karet, itu salah satu nasihat Nyonya Sitanggang, supaya gue selalu berhati - hati terhadap orang yang baru gue kenal .
Ngga beberapa lama, dengan badan letih diiringi dengan alunan suara dengkuran Mr. Anthony di sebelah, gue pun tertidur dengan pulasnya .
No comments :
Post a Comment