Gue bangun jam 5 pagi, karena gue pengen mandi di saat semua penghuni kamar masih tidur. Bukan cuma karena takut antri, tapi gue juga harus ekstra hati - hati berhubung gue berbagi kamar mandi dengan penghuni lain yang semuanya laki - laki.
Jadi, di saat langit masih gelap, lampu kamar masih dimatikan, gue mengendap - endap menuju loker untuk ambil peralatan mandi. Mr. Anthony terbangun dan minjemin gue senter kecilnya. Dia emang selalu pengen ngebantu orang lain, walaupun di sela - sela tidur dan dengkurannya yang maha dahsyat.
Abis mandi gue naik ke kasur lagi, dan melanjutkan tidur. Di pagi yang dingin itu, dengkuran Mr. Anthony pun masih berlanjut. Ngga beberapa lama, gue bangun lagi, kali ini langsung menyiapkan ransel untuk berangkat ke terminal bus.
Remy juga udah siap untuk berangkat kerja, jadi gue berdua jalan bareng menuju Jalan Petaling. Sebenarnya Remy menyarankan gue untuk naik bus tujuan Singapura dari Terminal Bersepadu Selatan. Tapi begitu gue di dekat Puduraya dan lihat ada bus tujuan Singapura, gue langsung berubah rencana dan memutuskan naik bus itu. Ongkosnya RM 35.
Ternyata itu keputusan yang salah. Jadwal keberangkatan busnya ngga jelas banget. Sampe sejam berikutnya bus ngga bergerak. Rasanya pengen ganti bus, tapi sayangnya gue udah telanjur bayar tiket untuk bus menyebalkan ini. Salah satu penumpang malah sampe beradu mulut ama sopir bus, karena udah ngga sabar nunggu bus berangkat. Gue cuma pasrah menunggu.
Akhirnya bus berangkat. Di sepanjang perjalanan, bus berhenti sekali di tempat peristirahatan. Cuaca hari ini panas banget...bikin gue ngga betah di dalam bus. Akhirnya sekitar jam 3 sore bus tiba di terminal Larkin, Johor Baru. Abis itu gue melanjutkan perjalanan menuju ke Singapura naik bus SBS 170 tujuan Queen Street. Ongkosnya RM 2.2.
Akhirnya setelah perjalanan panjang lebih dari 5 jam, gue tiba di Queen Street. Terharu. Setelah 2 tahun, Yesus kasih gue kesempatan lagi untuk ke Singapura. Ini negara tujuan pertama gue waktu mencoba nekat pengen bekpekeran. Negara yang bikin gue percaya diri dan nyaman untuk traveling...biarpun sendirian...biarpun ngegembel...
Dari Queen Street gue berjalan kaki menuju kawasan Bugis. Di sini gue nyasar beberapa kali waktu nyari ABC Hostel yang letaknya di Jalan Kubor, Victoria Street. Akhirnya gue tiba dan check in di ABC Hostel, dan membayar SGD 26 untuk female dorm room.
Kamarnya kecil, isi 4 kasur. Walaupun ngga ada jendelanya, tapi udara di dalam kamar ngga pengap, mungkin karena fasilitasnya lumayan lengkap mulai dari AC, exhaust fan, sampai pengharum ruangan otomatis.
Abis mandi, gue langsung menuju Bugis Street. Setelah puas berkeliling di Bugis Street yang ramai itu, gue naek MRT dari Bugis Station menuju Little India Station, pengen menikmati Mustaffa Market di malam hari.
Pulang dari Little India gue mampir di Seven Eleven di Bugis Street buat beli susu. Gue emang harus rajin minum susu setiap hari kalo lagi bekpekeran, alasan utamanya supaya pencernaan gue ngga bermasalah. Tapi ternyata hal ini berakhir jadi masalah buat gue. Sebenarnya susu coklat yang gue minum cuma 1 botol ukuran 600 ml. Tapi entah karena kurang cocok atau porsinya terlalu banyak, perut gue justru bermasalah.
Tiba di ABC hostel gue langsung mandi dan ke ruang internet. Dimulailah aktivitas gue bolak - balik ke toilet untuk BAB. Kalo ditotal mungkin ada 5 kali lebih gue bolak - balik ke toilet. Sekitar jam 12 malam gue masuk kamar untuk tidur. Masalah baru, perut gue bergejolak sampai berbunyi dengan gaduhnya. Berhubung ini dorm room dimana ngga ada privasi sama sekali, gue pun keluar kamar lagi untuk nongkrong di toilet.
Gue sengaja menunggu di ruang internet, supaya dekat dengan toilet. Setelah beberapa kali bolak - balik ke toilet, gue baru sadar, kunci kamar gue yang berupa kartu elektronik hilang entah kemana. Sial. Kalo beneran hilang, berarti deposit gue SGD 10 ngga akan dikembalikan oleh resepsionisnya ABC Hostel.
Dengan perut nyaris kosong karena udah terkuras sempurna, tapi masih terus berbunyi - bunyi, gue kembali ke kamar, naik ke kasur dan tidur. Lelah. Lelah perjalanan jauh Kuala Lumpur - Singapura, lelah jalan - jalan di Bugis Street dan Little India, dan lelah bolak - balik ke toilet.
Di tengah rasa kantuk, plus kesal karena kehilangan kartu kunci yang berarti kehilangan SGD 10, lagu - lagu dari Mp4 mengiringi tidur gue...suara Lenka dengan The Show - nya sayup - sayup mengejek nasib sial gue malam itu... I want my money back...I want my money back...I want my money back....
No comments :
Post a Comment