
Hari ini gue bangun agak kesiangan. Pasti karena tidur semalem terganggu sama masalah sakit perut berkepanjangan yang gue rasain.
Gue langsung melesat ke kamar mandi. ABC tuh menyediakan banyak kamar mandi, jadi gue ngga perlu repot - repot antri. Gue mandi sedikit terburu - buru karena sebentar lagi jam 10.30 pagi waktu Singapura. Itu berarti waktunya sarapan gratis di ABC hampir berakhir. Gue ngga boleh ketinggalan sarapan gratis. Rugi !
Sarapan yang disediakan alakadar...setumpuk roti tawar, margarin, selai strawberry dan nanas. Untuk minumannya, disediakan teh celup, kopi dan creamer. Sederhana. Pagi ini perut gue terisi dengan 6 lembar roti bakar plus segelas teh hangat. Banyak amaatt ?? Harus...karena semalem gue udah mengeluarkan isi perut habis - habisan

Selesai sarapan, gue kembali ke kamar dan bersiap - siap untuk meninggalkan hostel. Mulai hari ini, aktivitas gue agak terganggu karena gue kehilangan kartu kunci semalem. Jadi setiap kali mau masuk kamar, gue harus minjem kartu kunci dari resepsionis, trus buka pintu kamar dan menahannya dengan tong sampah supaya tetap terbuka, dan lari lagi ke resepsionis untuk ngembaliin kartu kunci. Repot. Entah kenapa gue ngga dikasih kartu kunci pengganti...
Gue menikmati pagi menjelang siang dengan jalan - jalan di sekitar komplek perbelanjaan Bugis street. Tempat pertama yang gue datangi adalah...penjual durian !! Oh My God...hampir tiada hari tanpa durian ! Harga 1 paketnya SGD 2, tapi rasanya mengecewakan, ngga manis...ngga selezat durian yang gue beli di Petaling Street, Kuala Lumpur.
Puas di kawasan Bugis, gue melanjutkan perjalanan ke Marina Bay. Ngapain ? Apalagi kalo bukan absen di Merlion Park. Gue naek MRT dari Bugis station ke City Hall Station. Abis itu dilanjut dengan berjalan kaki melewati Esplanade Mall yang letaknya di bawah tanah. Muncul - muncul gue langsung ngelihat bangunan nan megah Marina Bay Sands Hotel. Merlion Park juga udah jelas terlihat, walopun gue masih harus berjalan kaki lumayan jauh.

Perjalanan menuju Merlion Park ini mengingatkan gue sama perjalanan yang sama tahun 2009 yang lalu. Waktu itu keluar dari City Hall station, gue mendadak kehilangan arah. Sampai gue menanyakan arah sama pejalan kaki, seorang India bernama Anand. Anand yang mengaku sebagai face reader. Begitu gue tanya, apa yang dia bisa baca dari wajah gue, dia bilang "Luck". Amin, ya Yesus

Abis berfoto - foto sebentar di Merlion Park, gue melanjutkan berjalan kaki ke Asian Civilizations Museum dan sekitarnya. Ngga ada banyak hal yang bisa gue lakukan di sini selain melihat - lihat bangunan gedung - gedung megah pencakar langit di dalam komplek City Hall ini.

Tiba di China Town, gue berkeliling dan berkeliling....liat - liat deretan toko - toko yang menjajakan berbagai macam barang - barang, terutama souvenir khas Singapura, lebih tepatnya souvenir khas China Town, trus melihat - lihat temple India dan China di dekat situ, makan di foodcourt terdekat, dan begitu sore menjelang, gue balik ke ABC.
Digicam gue udah kehabisan baterai, jadi gue bermaksud untuk recharge digicam gue dulu. Digicam gue kehabisan baterai bukan karena keseringan dipake, tapi karena emang dari Jakarta pun gue belum charge.
Trip gue kali ini berbeda banget. Gue ngga terlalu kepengen untuk mengabadikan momen liburan atau hal - hal yang gue temui sepanjang trip. Gue pernah baca di forumnya Lonely Planet, mengenai bagaimana rasanya kalo kita benar - benar menikmati liburan tanpa 'terbebani' sama hal - hal seperti urusan berfoto ria. Itu yang gue coba lakukan sekarang, walaupun ngga sepenuhnya. Nikmat ternyata

Tiba di ABC, resepsionis langsung ngasih gue pesan dari Senthil. Senthil adalah temen yang gue kenal waktu gue traveling ke Phuket, dia tinggal di Singapura. Dia datang berkunjung sejak tadi siang, dan akan kembali ke ABC begitu menerima kabar dari gue. Gue pun ke ruang internet dan menghubungi dia melalui facebook. Ngga beberapa lama kemudian Senthil tiba - tiba nongol di dapur ABC ! Setelah ngobrol sebentar, gue dan Senthil berpisah. karena gue mau melanjutkan acara jalan - jalan gue ke Orchard, dan Senthil kembali ke apartemennya yang entah dimana.

Sekitar jam 8 malam, gue meninggalkan Orchard Road. Kaki gue udah terlalu lelah untuk melanjutkan perjalanan


Di sela - sela waktu menjelang tertidur, pikiran gue langsung melayang ke Jakarta. Apa yang biasa gue lakukan di hari Sabtu ? Biasanya dari pagi gue udah akan ke Depok untuk latihan berkuda


Tapi Sabtu kali ini berbeda total. Naluri bekpeker malah menerbangkan gue kembali ke Singapura untuk merasakan nikmatnya berpetualang sendirian di negeri orang. Harus gue akui, sejak gue pindah kerja ke Santa Fe, baru kali ini gue ngerasa tanpa beban saat harus cuti, meninggalkan pekerjaan gue sejenak, keluar dari Indonesia, dan berpetualang. Kali ini gue bebas dari beban karena segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan gue udah lebih terorganisir dan rapi, jadi gue bisa sangat tenang

Makasih Yesus untuk hari yang istimewa ini. Good night !
No comments :
Post a Comment