Suatu waktu, pulang dari kantor, gue akan tiba di rumah sekitar jam 8 malam. Hal pertama yang gue lakukan adalah melepaskan lelah sejenak dengan merebahkan tubuh di mana Mama berada, kadang di kamar tidurnya, atau di ruang keluarga. Sekedar curhat ato menonton tivi bersama, mengomentari berita ato gosip ini - itu...pokoknya istirahat. Di saat bersamaan Bapak akan bangkit dari duduknya, menuju dapur dan segera menyiapkan perlengkapan juicer andalannya. Geraknya lincah dan sigap...mengeluarkan beberapa wortel segar dan brokoli dari kulkas lalu membersihkannya. Beberapa saat kemudian suara - suara yang terdengar adalah, deru mesin juicer, dentingan gelas dan sendok, diakhiri dengan suara Bapak, "Minum juice mu ini, Cher.." Abis itu, Bapak akan membereskan peralatan juicernya lagi, dan mencuci setiap bagiannya dengan sangat hati - hati dan mendetil.
Di lain waktu, karena harus lembur di kantor atau sekedar ada janji dengan teman lama di mall terdekat, gue akan tiba di rumah jam 10 atau bahkan jam 11 malam. Rutinitasnya akan tetap sama. Mama pantang tidur kalo anak - anak perempuannya belum pulang, dan Bapak pantang tidur kalo belum menyiapkan juice untuk para perempuan di rumah. Khusus untuk gue, Bapak cuma akan mulai membuat juice kalo gue udah tiba di rumah. Alasan Bapak, wortel harus langsung diminum setelah dijuice, ngga boleh ditunda. Beda sama juice sirsak dan apel untuk Mama, atau juice jambu merah untuk Anggira.
Biasanya begini cara Bapak menyiapkan juice untuk ketiga perempuan di rumah. Sekitar jam 7 malam, Bapak akan mulai 'menggarap' juice untuk Mama dan Anggira, kemudian menyimpannya di kulkas untuk diminum oleh pemiliknya masing - masing, sesuai selera. Setelah itu Bapak akan mencuci peralatan juicer yang sebenarnya tidak simple dan sederhana itu, dan segera mengeringkannya. Lalu begitu gue pulang, Bapak akan menyiapkan peralatan juicernya lagi, membuat juice, lalu mencuci peralatan tersebut lagi. Melelahkan....
Gue pernah nanya ke Mama, kenapa cara kerja Bapak merepotkan diri sendiri begitu...bukankah lebih baik Bapak menyiapkan juicenya sekaligus yaitu saat gue tiba di rumah. Mama senyum, bukan karena tau alasannya, tapi karena sangat tau kalo Bapak akan melakukan apapun dengan caranya sendiri, yang baginya paling tepat dan nyaman dilakukan.
Selain itu, Bapak selalu siap mengingatkan gue mengenai posisi stok buah dan sayur di kulkas. Bapak ingin memastikan kekosongan stok yang menyebabkan ketidaktersediaan juice untuk ketiga perempuan, tidak sampai terjadi.
Setiap hari Kamis, Bapak ada jadwal rutin latihan paduan suara gereja. Biasanya, Bapak akan menyiapkan juice untuk gue sepulang dari latihan. Tapi Kamis kali ini berbeda. Saat gue pulang kantor, gue sudah menemukan gelas juice gue tersedia di meja makan. Ternyata bukan juice wortel dan brokoli, seperti biasanya, melainkan jambu merah plus apel, yang disiapkan Bapak sebelum berangkat latihan. Kata Mama, khusus malam ini gue 'libur' dulu minum juice wortel dan brokoli, karena Bapak akan pulang larut malam. Ada hal yang harus dilakukan sepulang dari latihan paduan suara.
Bikinin juice tiap malam untuk ketiga perempuan di keluarga, emang jadi rutinitas Bapak sejak sekitar 2 tahun terakhir. Bukan rutinitas sembarangan, melainkan hal yang dilakukan Bapak dengan sangat senang dan bangga. Bukan karena Bapak kekurangan aktifitas untuk mengisi hari - harinya pasca pensiun. Untuk seorang kakek berusia 68 tahun, stamina Bapak cukup prima, dengan gerak - gerik yang ngga kalah dengan kaum muda. Ngga ada yang bisa mencegah dan membuat Bapak menghentikan rutinitasnya, kecuali saat kehabisan stok buah, ato listrik mati.
Juice buatan Bapak adalah juice paling istimewa yang tak ternilai harganya. Ada cinta dan kasih sayang di setiap gelas juice yang Bapak buatkan untuk gue, Mama dan Anggira. Dari berbagai cara Bapak mengungkapkan kasih sayang kepada keluarganya, membuat juice adalah hal paling lembut dan unik yang dilakukan Bapak. Setiap sedang menikmati juice buatan Bapak, pikiran gue menerawang dan mengucapkan doa pada Yesus, "Semoga Yesus memberikan Bapak kesehatan dan kekuatan, supaya Bapak bisa tetap melakukan hal kesukaan dan kebanggaannya : menyiapkan juice untuk gue, Mama dan Anggira.
1 comment :
huaaaa... mengingatkan aku sm papiku ;) he did the same thing, buatin juice wortel :)))
Post a Comment