I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Wednesday, July 09, 2014

Situs Makam Jerman di Lereng Pangrango

Gue mendengar keberadaan situs ini sebenarnya udah sejak tahun lalu. Tapi mengingat lokasinya di 'Megamendung' ditambah lagi review - review yang gue baca seringnya bilang 'medannya sulit dijangkau' dan semacamnya, jadi rencana ke sana sering tertunda.

Hari Minggu (06 Juli 2014), kemarin akhirnya gue memantapkan langkah untuk mencari lokasinya. Sejak awal minggu gue kebetulan sudah berencana untuk ibadah di Gereja Zebaoth Bogor, jadi sekalianlah gue memuaskan rasa penasaran akan Situs Makam Jerman ini.

Dari Stasiun Kereta Bogor, gue naik angkutan umum No. 02 jurusan Sukasari - Bubulak, turun di PDAM Sukasari (sebelum angkutan belok ke arah Pabrik Boehringer). Dari situ gue naik angkutan lagi jurusan Cisarua sampai melewati simpang Gadok sedikit, kemudian turun di jalan masuk menuju Pasir Muncang yang ada di sebelah kanan jalan. Gue pun naik angkutan biru lagi jurusan Pasir Muncang - Ciawi. 


Saat di dalam angkutan ini sebenarnya gue masih bingung harus turun di mana, sampai akhirnya gue bertanya ke seorang penumpang perempuan yang sangat baik. Dia memberikan petunjuk, dan lenyaplah kebingungan gue berganti dengan semangat menyala - nyala. Ketika penumpang yang baik hati ini tahu tujuan pencarian gue, yaitu Makam Jerman, dia sempat bertanya, "Memang ada acara apa di sana, Mbak ?" Gue sempat kehilangan kata - kata begitu mendengar kata "acara" barusan. Mungkin dia menyimpan kebingungan, karena mustahil gue kesana untuk berziarah, layaknya ziarah ke makam leluhur, berhubung penampilan gue yang 'ngga ada Jerman - Jermannya secuil pun'. Gue pun menjawab bahwa gue sekedar ingin lihat dan mengunjungi kawasan bersejarah dan terkenal tersebut.  Pertanyaan kayak begini selalu menjadi tantangan tersendiri buat gue, untuk mencari jawaban dan penjelasan yang singkat, padat dan masuk akal. Mungkin karena hobi 'wisata ke pemakaman tua dan bersejarah' bukanlah hobi yang populer, jadi orang - orang kerap bingung.

Kembali ke kisah kasih perjalanan mencari lokasi situs, gue turun sampai akhir tujuan angkutan ini, yaitu Pasir Muncang, dan langsung disambut sama tukang - tukang ojek. Perjalanan masih dilanjut dengan naik ojek sampai ke lokasi Makam. Cukup dengan bayar Rp. 10,000, para sopir ojek udah tahu lokasinya begitu gue bilang "Makam Jerman".



Perjalanan dengan ojek menuju lokasi makam inilah yang menurut gue paling seru, karena selain jauh, jalannya juga menanjak dan kadang berkelok. Maklum.....lokasinya terletak di lereng gunung Pangrango. Bonus dari perjalanan seru ini adalah pemandangan hijau yang indah, hawa pengunungan yang sejuk serta udara yang segar.

 

Akhirnya gue tiba di lokasi Situs Makam Jerman Arca Domas. Tempatnya teduh banget, karena di antara pepohonan cemara yang tinggi menjulang serta pohon - pohon beringin. Kesan seram ? Ngga ada.....karena suasana lokasinya yang asri, sepi dan tenang.

Jika mengikuti jalan setapaknya, pengunjung akan disambut oleh sebuah tugu peringatan bercat putih, yaitu tugu peringatan bagi para tentara Jerman yang telah gugur. Masuk lebih ke tengah, gue melihat makam ini dibagi menjadi 3 bagian. Pertama, dua makam jasad tak dikenal yang pada batu nisannya yang berbentuk salib besi terukir tulisan : Unbekannt (tak dikenal)

 

Lalu dengan melalui beberapa anak tangga saja, bagian berikutnya adalah delapan makam tentara Jerman lainnya yang pada batu nisannya tertulis nama, pangkat, tanggal lahir serta tanggal kematiannya. Kesepuluh jasad yang terkubur di sini adalah anggota Angkatan Laut Nazi Jerman (Kriegsmarine) dari armada kapal selam (U-Boat). Jerman, yang merupakan sekutu Jepang, kembali masuk ke Indonesia setelah Jepang menaklukkan Belanda di tahun 1943. Ini adalah hal yang gue belum pernah tahu sebelumnya....sejauh ingatan gue ketika mempelajari sejarah sepanjang masa sekolah dulu, rasanya gue cuma ingat 'Belanda' dan 'Jepang' sebagai negara - negara yang pernah masuk dan menduduki Indonesia pada masa - masa perjuangan kemerdekaan.

 

Pada bagian ketiga, tepatnya di posisi tengah, terdapat sebuah monumen bertuliskan "Dem Tapferen, Deutsch-Ostasiatischen Geschwader, 1914″, dan pada bagian bawahnya : "Errichtet von Emil und Theodor Helfferich, 1926″. Artinya : Untuk para awak Armada Jerman Asia Tenggara yang pemberani 1914. Dibangun oleh Emil dan Theodor Helfferich, 1926.


Emil & Theodor Helfferich adalah dua bersaudara yang mendirikan monumen ini untuk mengenang tentara Angkatan Laut Jerman yang tewas ketika Perang Dunia I. Monumen ini dibangun pada tahun 1926, tepatnya ketika kapal penjelajah Jerman "Hamburg" datang ke pulau Jawa. Hellfferich bersaudara membeli tanah di kawasan ini dan menjadikannya perkebunan teh. 

Di sisi kiri monumen terdapat sebuah patung Ganesya dan di kanan terdapat patung Buddha. Keduanya dibangun untuk menghormati agama tua yang ada di Jawa.

 

Pemakaman ini juga semakin 'dipercantik' dengan hadirnya pepohonan kamboja yang memberikan kesan teduh dan warna yang kontras di tengah - tengah pepohonan hijau yang mengelilingi pemakaman.

Gue dan Ony tinggal beberapa saat di sana, menikmati ketenangan dan keindahan pemakaman yang kaya nilai sejarah tersebut. Setelah puas berkeliling di area seluas 300 meter itu, gue pun meninggalkan lokasi dengan menumpang ojek yang masih menunggu dengan setia.
 

No comments :