I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Monday, October 03, 2016

Cibalay Journey


01 Oktober 2016

Akhirnya weekend kemarin gue berhasil mewujudkan 'misi' perjalanan ke Situs Megalitikum Cibalay, yang terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Desa Cibalay, Tenjolaya, Bogor.

Gue dan suami (sebut saja namanya Ony) nekat mencari lokasinya terdorong oleh rasa penasaran dan obsesi menggebu - gebu karena terpesona begitu lihat foto - foto yang di-share di Google. Tempat keren seperti inilah favorit gue dan bikin kaki panjang ini gatal rasanya kalo ngga segera berkunjung ke sana. Belum hilang rasa takjub gue akan pesona Situs Megalitikum Gunung Padang di Cianjur, dan ternyata di Bogor juga ada situs megalitikum serupa. Yang lebih keren, Situs Megalitikum Cibalay ini belum terlalu terekspos umum. Makanya, informasi mengenai situs dan lokasinya juga relatif terbatas. 

Sampai tiba di Bogor, sebenarnya gue ngga mengantongi informasi yang cukup mengenai cara menjangkau lokasinya. Selama ini gue nyaris sulit mendapatkan informasi mengenai sarana transportasi umum untuk mencapai Situs Megalitikum Cibalay. Mungkin sudah banyak yang mengunjungi lokasinya, tapi sepertinya kebanyakan menggunakan kendaraan pribadi, atau berangkat secara kolektif bersama komunitas atau semacamnya dengan menyewa kendaraan. 

Jadi begini caranya mencapai lokasi Situs Megalitikum Cibalay dengan transportasi umum. Gue dan Ony naik kereta dari Stasiun Depok Baru dan turun di Stasiun Bogor. Dari stasiun, gue naik angkutan umum 02 dan turun di BTM (Bogor Trade Mall). Gue dan Ony mampir di BTM untuk makan siang, karena yakin perjalanannya bakalan panjang. Kelar makan siang, gue menyeberang jalan sedikit, untuk naik angkutan umum kali ini yang wajib diperhatikan adalah di kaca depan angkutan harus ada tulisan "FATEN". Ada berbagai angkutan umum di sini...ada yang hijau, ada yang biru, ada yang bertulisan "03" ada yang tanpa nomor...pokoknya yang penting, angkutan umum menuju situs megalitikum Cibalay, musti bertulisan "Faten", tepatnya lagi, tujuan ke Tenjolaya. 

Awalnya gue ngga ngerti arti "Faten" ini. Tapi ketika dalam perjalanan gue sempat browsing - browsing, sepertinya Faten ini adalah salah satu nama terminal. Perjalanannya lumayan menantang. Di awal perjalanan, angkutan umum yang gue tumpangi harus menunggu sekitar 30 menit untuk mengantri giliran jalan. Saat itu sedang ada perbaikan jalan utama, jadi yang bisa digunakan hanya satu jalur. Jadilah penggunaannya harus bergantian, setiap 30 menit. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 13:30 siang dan gue nyaris membatalkan rencana gue menuju Cibalay. 

Dengan modal rasa penasaran yang luar biasa, gue dan Ony pun memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan. Pak Sopir membawa kendaraannya dengan sedikit ngebut...ditambah ketika sudah memasuki kawasan pengunungan, sehingga terkadang berkelok - kelok, menanjak dan kadang menurun dengan cukup curamnya....perjalanannya jadi terasa makin seru. Makin seru lagi ketika rintik - rintik hujan pun mulai turun. Tapi yang bikin super seru tuh karena selama perjalanan gue dan Ony ngga tahu lokasi Situs Megalitikum Cibalay ini, bahkan ngga tahu harus turun di mana.

Akhirnya gue bertanya ke Pak Sopir, "Pak, saya mau ke Situs Cibalay....saya turun di Terminal Faten ya?" Pak Sopir pun menjawab, "Bukan....turunnya di depan...sebentar lagi..." Dan kurang dari 2 menit Pak Sopir pun menghentikan mobilnya di tepi jalan menuju sebuah jalan setapak, dengan sebuah papan petunjuk keberadaan situs. Singkatnya, gue dan Ony berjalan kaki sejauh 2 kilometer di jalan setapak tadi, hingga akhirnya tiba di pintu masuk Situs Megalitikum Cibalay. 

Gue dan Ony sangat menikmati perjalanannya, karena langit mendadak kembali cerah, dan pemandangan hijau yang bisa gue nikmati kemana pun mata memandang. Selain itu, berhubung sudah memasuki kawasan Gunung Halimun Salak, gue dan Ony mendapatkan bonus udara yang sejuk. Bonus lainnya, ngga banyak yang melalui jalan tersebut, selain warga sekitar.




Memasuki kawasan yang ditandai dengan rindangnya pepohonan pinus, disitulah lokasi Situs Megalitikum Cibalay berada. Tiba di lokasi situs pertama yaitu Balaikambang, gue takjub sama struktur dan 'tampilan'nya yang hampir mirip dengan Gunung Padang. Bebatuan baik berupa batu pipih maupun menhir tersebar di area ini.

 

Sore itu gue ditemani oleh Kang Deni, seorang warga lokal yang sepertinya mendedikasikan dirinya untuk menjaga lokasi situs ini. Perjalanan mengeksplorasi situs pun menjadi lebih asyik dan menyenangkan, karena Kang Deni ngga pelit berbagi cerita seputar kawasan situs ini, dan dengan senang hati menunjukkan lokasi - lokasi situs lainnya. 

Di kawasan ini terdapat beberapa titik situs di antaranya Situs Balaikambang, Kebon Kopi, Pasir Manggis, Batu Bergores, dan Jami Picing. Mengenai sejarah dan usia dari situs - situs ini, bisa dikatakan gue belum mendapatkan informasi yang paling akurat, tepat, dan meyakinkan mengenai hal ini. Bahkan ketika membuka website resmi Pemerintah Kota Bogor, informasi yang gue dapatkan minimalis sekali.


Anyway, terlepas dari secuil informasi yang tersedia, bagi gue kawasan ini super istimewa karena memiliki aset berupa situs megalitikum yang keren dan mempesona seperti ini.

 



Hari itu, karena keterbatasan waktu, gue dan Ony cuma bisa mengunjungi Situs Balaikambang, Kebon Kopi, dan Jami Picing. Sebenarnya Kang Deni menawarkan untuk mengunjungi lokasi lainnya yaitu Situs Batu Bergores dan Pasir Manggis. Bahkan, Kang Deni juga mengajak untuk trekking sampai ke lokasi kecelakaan Sukhoi Superjet 100 yang jatuh di kawasan Gunung Salak tahun 2012 yang lalu. Selain itu kawasan ini juga memiliki sebuah curug (air terjun). Namun lagi - lagi karena kendala waktu, sore itu gue dan Ony ngga bisa mendatangi lokasi - lokasi yang dengan segera langsung membangkitkan rasa penasaran gue.

Oya, sore itu ngga banyak pengunjung menyambangi Situs Megalitikum Cibalay. Ada beberapa orang yang datang secara berkelompok, tapi sepertinya bukan untuk tujuan 'wisata', melainkan untuk 'berdoa secara khusus'....trus awalnya gue sempat bingung melihat ada sisa - sisa sesajen berupa gelas - gelas (plastik) berisi kopi dan teh....ada rokok...ada dupa...entahlah....Meskipun sering disebutkan bahwa situs-situs purbakala seperti ini dibangun sebagai tempat pemujaan spiritual masyarakat di zamannya, namun terkadang gue masih bingung dan sedikit heran, mengapa oleh masyarakat masa kini dikaitkan dengan urusan spiritual menjurus klenik. Well, tapi itu kan menyangkut keyakinan masing - masing...dan tiap orang boleh punya motif sendiri mengenai tujuannya ke tempat seperti ini.



Sebenarnya gue dan Ony sangat menikmati berlama - lama di kawasan situs megalitikum yang teduh dan tenang ini. Namun kami harus segera meninggalkan lokasi demi mengingat perjalanan panjang pulang kembali ke Stasiun Bogor.


Benar aja....gue dan Ony harus menunggu angkutan umum sekitar 30 menit, dan itu pun harus ekstra sabar karena angkutan berjalan bak keong. Akhirnya, kami tiba di Stasiun Bogor sekitar jam 21:00 malam.
 

Gue masih merasa takjub dengan betapa mudahnya mencapai lokasi situs ini. Serius deh...kadang saat traveling, gue sering merasakan 'no pain no gain' moment. Untuk mencapai tempat yang super keren, butuh perjuangan ekstra. Tapi kali ini, gue ngerasa ngga ada kendala yang berarti atau harus menempuh medan yang berat. Hmm...masih terbayang keindahan dan pesona kawasan situs tadi. Gue dan Ony pun langsung semangat dan mulai merencanakan perjalanan kembali ke Situs Megalitikum Cibalay.

No comments :