I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Wednesday, October 14, 2020

Cerita Karantina : Belajar Investasi ORI & SR


Gue bersyukur pada Tuhan Yesus yang Maha Baik, karena di masa pandemi ini gue masih diberikan pekerjaan, sumber rejeki dan penghasilan, untuk gue bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri, keluarga dan menyisihkan sebagian pendapatan untuk menabung. 

Seumur - umur baru kali ini gue melihat dan merasakan dampak pandemi terhadap perekonomian secara global. Hal itu mendorong gue untuk semakin sadar untuk menabung dan berinvestasi, karena kita ngga akan pernah tahu, mungkin suatu saat kita harus berada di situasi yang sulit dan terpuruk secara finansial. Jadi menurut gue, selama ada sumber penghasilan ~berapa pun besar / kecilnya~ siapapun: ngga cewe atau cowo, menikah atau single, ada tanggungan atau tanpa tanggungan, gunakanlah kesempatan yang ada untuk menabung dan berinvestasi.

Kebetulan di masa pandemi begini, ruang gerak gue pun sangat terbatas. Belanja dan nongkrong di mall ngga bisa, piknik, traveling dan jalan - jalan ngga memungkinkan. Bahkan ke kantor aja jaraaangg... banget, yang artinya gue irit di ongkos dan jajan - jajan. Jadi, gue berusaha mencari cara untuk mengalokasikan simpanan dari penghasilan gue. 

Selama work from home, karena gue punya waktu berlimpah untuk melakukan aktivitas apapun di rumah, gue mulai tertarik untuk 'mempelajari' produk investasi bernama : ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dan SR (Sukuk Ritel). Gue udah mendengar kedua produk investasi ini dari bertahun - tahun silam, tapi belum kesampaian untuk memilikinya karena belum apa-apa gue udah skeptis mikirin : 1) males cari informasinya, 2) males proses belinya, pasti ribet, 3) asumsi gue, pasti butuh modal gede, dan 4) gue tipe konservatif banget dalam hal investasi. Jadi, produk investasi apapun selain deposito berjangka dan logam mulia, (bagi gue) pasti beresiko !

Kecuekan gue akan kedua produk ini berakhir selama masa pandemi ini, berganti dengan rasa penasaran. Di tahun 2020 ini Pemerintah mengeluarkan ORI  seri ke 017 dan 018, dan juga SR seri ke 012 dan 013. 

Gue pun mulai rajin membaca informasi dan artikel - artikel mengenai kedua produk ini. Untuk makin menambah wawasan, gue follow juga account - account IG milik Kementerian Keuangan dan DJPPR (Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko), dan lain sebagainya. Dari hasil perburuan informasi tersebut, gue mendapatkan pengertian begini : ORI adalah surat hutang yang dikeluarkan negara ke masyarakat sebagai sumber dana untuk pembiayaan anggaran pembangunan. Menurut gue ORI ini konsepnya (hampir) sama dengan Deposito yang gue kenal, yaitu :

  1. Bisa dipesan di midis (mitra distribusi) berupa bank umum (bedanya, ORI juga bisa dipesan di perusahaan sekuritas gitu)
  2. adanya bunga (kalo di ORI sebutannya kupon) dengan rate (%) tetap per tahun, sampai dengan ORI tersebut jatuh tempo (untuk ORI017 & 018 tenornya 3 tahun), dan dibayarkan tiap bulan ke rekening investor. 
  3. Besar pokok untuk pemesanan ORI (berkaca di ORI017 & 018) ngga beda dengan deposito. Masyarakat sudah bisa memiliki ORI dengan minimum pembelian Rp. 1,000,000. 

Untuk perbedaannya :

  1. ORI berbentuk tanpa warkat, pembeliannya bisa dilakukan online 
  2. ORI hanya bisa dipesan di periode tertentu (disebut periode penawaran ORI) yang sudah ditentukan oleh Pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Contohnya : ORI017 hanya bisa dipesan selama tanggal 15 Juni - 9 Juli 2020, dan ORI018 selama tanggal 1 - 21 Oktober 2020. Kalo deposito bisa dibuka / dipesan kapan aja 
  3. tenornya lebih panjang dibandingkan deposito, yaitu antara 3 - 5 tahun. ORI017 dan 018 tenornya 3 tahun (berarti akan jatuh tempo tahun 2023). ORI005 (dikeluarkan tahun 2008) ditawarkan dengan tenor paling panjang : 5 tahun. Sementara kalo deposito (setidaknya yang gue tahu dari BTN) maksimal tenornya 2 tahun.
  4. bunga  (kupon) cenderung lebih tinggi dari bunga tabungan regular maupun deposito.
  5. pas ORI jatuh tempo, pokok dana yang sudah investor bayarkan, akan dikembalikan ke rekening investor. Kalo deposito, investor harus datang ke bank untuk memproses pencairan dana yang nantinya akan ditransfer ke rekening investor. Jika investor tidak datang untuk proses ini, deposito akan diperpanjang otomatis.
  6. sebelum jatuh tempo, ORI dapat diperjualbelikan di pasar sekunder (mengenai 'pasar sekunder' ini gue mesti menggali informasi lagi)
  7. Ada potensi capital gain/loss. ini hubungannya dengan poin 6 di atas. Bisa jadi saat investor menjual ORInya, harga di pasar sedang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga asli (saat pembelian). Intinya, gain/loss hanya terjadi kalo investor menjual ORInya (sebelum jatuh tempo). Kalo gak ada penjualan, resiko ini nol. 

Kalo Sukuk Ritel (SR), ini adalah produk investasi yang dikeluarkan Pemerintah dan dikelola menggunakan prinsip syariah. Sejujurnya, sebagai investor, gue ngga lihat/ngerti apa perbedaan antara ORI dan SR. SR dikatakan surat berharga syariah negara yang mekanismenya di bawah pengawasan Majelis Ulama Indonesia. 'Prinsip dan mekanisme syariah' aja gue ngga ngerti sama sekali. Tapi setelah baca sana sini, intinya, Sukuk adalah bukti penyertaan atas kepemilikan aset negara, membeli sukuk berarti membeli aset negara. Woww...!! macam horraaaangg kaiyaaaa... ! Setelah investor membeli 'aset negara', kemudian dipinjamkan ke negara. Dari sinilah investor menerima "imbalan" tetap (kalo dalam deposito namanya bunga, dan di ORI namanya kupon). Sedangkan ORI adalah surat hutang. Buat gue, karateristik SR sama aja ama ORI seperti di list di atas.

Di bulan Juni 2020 yang lalu, Pemerintah menerbitkan ORI017. Ini adalah investasi perdana gue di ORI. Ternyata ada beberapa hal yang harus gue urus sebelum akhirnya bisa bertransaksi. Dengan metode pembelian online, ada plus - minusnya juga. Kalo deposito, gue tinggal datang ke bank, bawa segala macam dokumen persyaratan, pulang - pulang gue langsung bawa warkat bukti pembelian produk investasi. Petugas Customer Servicenya akan membantu seluruh prosesnya. Kalo ORI dan SR, proses dilakukan sendiri via online, tepatnya internet maupun mobile banking. Syaratnya, calon investor harus sudah memiliki SID atau Single Investor Identification. Untuk Bank BTN (tapi gue rasa berlaku di semua bank), investor yang hendak mendaftarkan internet banking dan SID harus datang ke bank langsung. 

Masalahnya di masa pandemi gini, untuk keluar rumah, pergi ke tempat keramaian termasuk bank, bukan hal yang pengen banget gue lakukan. Dan pengalaman awal gue dalam proses ini kurang mulus sih. Gue harus mendatangi 3 cabang BTN sampai akhirnya urusan pendaftaran SID ini rampung, yaitu di BTN Lenteng Agung. Awalnya gue udah hampir menyerah, membatalkan niat membeli ORI, karena proses pendaftaran SID-nya buntu dimana - mana, sampai gue ngga ngerti sendiri masalahnya di mana. Ada yang alasan 'atasannya lagi tidak di tempat', ada juga 'jaringan lagi offline' dll deh...

Oya, gue memilih menggunakan rekening BTN, karena gue sudah memiliki rekening 'Tabunganku' di sini, jenis tabungan yang bebas biaya administrasi bulanan. Gue ingin 'menyimpan' hasil kupon, imbalan, bunga, apapun itu namanya...di rekening ini. 

Setelah berhasil mendaftarkan internet banking dan SID, baru kerasa berinvestasi di ORI dan SR ini mudaaaahhh...dan praktis banget! Awalnya gue agak kurang terbiasa aja, karena 'token' di internet banking-nya BTN tuh menggunakan handphone yang gue gunakan. Tapi lama - lama jadi terbiasa. Setelah menyelesaikan proses pemesanan dan pembayaran ORI dan SR di internet banking, nanti gue akan menerima beberapa email konfirmasi yaitu Bukti Pemesanan SBN (surat berharga negara) ritel dan Bukti Penerimaan Negara. Email - email inilah yang menjadi pengganti warkat fisik.

Oya, ORI017 ditawarkan di Juni 2020 dengan kupon 6.4% per tahun. Di saat itu bunga deposito (untuk simpanan < Rp. 100,000,000) di BTN hanya 5.25%. Berikutnya di bulan Agustus 2020, pemerintah mengeluarkan SR013 dengan imbalan sebesar 6.05% per tahun. Terakhir, di bulan ini (Oktober 2020) pemerintah mengeluarkan ORI018 dengan kupon sebesar 5.7% per tahun. Makin ke sini kupon/imbalan makin kecil. Tapi gue maklum sih mengingat situasi di masa pandemi yang bikin perekonomian porak - poranda kayak gini. Tadi pagi gue menerima email dari BTN (tumben) yang menginformasikan bunga deposito saat ini adalah 4.7%. Jadi, kupon/imbalan produk ORI dan SR ini tetap lebih tinggi kok.

Ke depannya, kalo ada niat, mood dan mendadak penasaran, gue juga pengen belajar jenis - jenis SBN atau surat berharga negara lainnya, terutama yang ritel. Lumayan banget buat nambah wawasan dan pilihan investasi. Khusus untuk ORI dan SR ini, positifnya, selain berinvestasi, gue juga turut berpartisipasi dalam program pembangunan nasional. Mantulll !

No comments :