Semalem gue tidur dengan lelapnya, walaupun sempat terbangun karena kedinginan. Unik benar kamar gue ini...sempit, tapi ada 10 ranjang, 1 AC dan 2 kipas angin. Sementara selimut yang disediain cuma selembar kain tipis. Jadi pas tengah malem, di saat semua penghuni kamar udah sibuk dengan mimpi masing - masing, gue mengendap - endap buat matiin kipas dan naikin suhu AC. Dan herannya di pagi hari, kedua kipas udah nyala lagi!
Ini salah satu 'seni'nya tidur di dorm room...yang penghuninya bisa siapa aja...berbagai macam bekpeker yang berasal dari belahan dunia yang berbeda. Ada yang hitam, merah, kuning, coklat, dan lain - lain. Perbedaan bisa keliatan di waktu tidur begini. Di saat suhu AC terpasang 16 derajat celcius dengan 2 buah kipas angin berputar maksimal, ada sebagian yang kedinginan, tapi justru ada sebagian yang malah tidur cuma dengan celana pendek dan bertelanjang dada. Sementara gue, masuk golongan yang meringkuk di pojokan dengan baju lapis dua, kaos kaki, selimut alakadar, menggigil nahan dingin, dengan ujung - ujung jari tangan yang nyaris beku, dan dalam hati menyesali kenapa ngga bawa jaket.
Pagi ini gue baru nyadar kalo gue ternyata sekamar dengan 3 teman Malaysia yang gue kenal di Phi - Phie Island tour kemarin : Nita, Ahmad dan Remy. Nita, yang kasurnya di ujung dekat jendela, begitu melihat gue langsung turun menghambur ke kasur gue dan memeluk gue dengan girang. Hari gue langsung cerah ceria pagi ini, karena perasaan gue bilang kalo hari ini gue ngga akan kesepian seperti biasanya.
Abis mandi, gue, Nita, Ahmad dan Remy pun keluar hostel untuk nyari sarapan. Patong Backpacker emang gak nyediain sarapan. Ketiga teman Malaysia gue ini udah punya referensi tempat makan halal dan terjangkau di dekat hostel. Dengan berjalan kaki 5 menit, kita sampai di foodcourt yang letaknya di pinggir pantai ini. Pagi itu gue pesan paket roti, telor goreng dan air jeruk hangat, seharga 95 bath. Kalo soal harga, di Patong ini emang lumayan mahal deh!
Siangnya, selain mampir di Junceylon, gue berempat juga ke Phuket City untuk liat - liat, dengan menyewa tuk - tuk seharga 700 bath. Tapi tiba di Phuket City, kita justru bingung mau kemana dan menikmati apa. Sepertinya ngga ada tempat menarik yang bisa dikunjungi. Patong jauh lebih 'hidup' dan menarik. Kita pun kembali ke Patong, dan langsung diantar ke foodcourt makanan halal tempat sarapan tadi. Kali ini buat makan siang, dan gue memesan sup kepiting seharga 80 bath.
Selesai makan siang, kita kembali ke hostel. Ketiga teman Malaysia gue hari ini akan kembali ke Kuala Lumpur, jadi udah waktunya mereka berkemas dan memesan minibus untuk ngantar ke airport.
Pas sore, minibus datang, Nita, Ahmad dan Remy pergi, dan gue kembali sendirian. Sore itu gue keluar hostel lagi untuk nyari tour agent. Besok, di hari keempat gue mau ikutan tour. Tapi bingung juga milih paket tournya. Kadang karena harganya yang kemahalan, kadang karena kombinasi tujuan wisatanya yang ngga pas di hati gue. Misalnya, gue mau ikutan Morning City Tour yang harganya sekitar 600 bath. Tujuannya ke : Biggest Buddha Image...gue suka...Chalong Temple...gue juga suka, karena gue penggemar temple...'rubber taping'...udah mulai ngga menarik nih..."Cashew Nut Factory"...wisata ke pabrik kacang ? terlalu mengada - ada...trus "Curry Paste Demonstration Show'...mendingan gue tidur di hostel...
Akhirnya pilihan gue jatuh ke Elephant Trekking. Setelah tawar - menawar harga, si pemilik kios tour & travel ngasih harga 600 bath. Sebenarnya keuangan gue udah memprihatinkan banget di hari ketiga ini. Akhirnya tadi siang gue tarik ATM. Dengan biaya penarikan sebesar 150 bath per transaksi, gue ngerasa rugi banget. Tapi apa daya, gue bekpeker gadungan yang salah perhitungan. Gue cuma bawa USD 100 dari Jakarta, dan di hari kedua gue positif bangkrut.
Selesai urusan tour untuk besok, gue kembali menyusuri Jalan Bangla..untuk menuju Junceylon lagi. Mengherankan. Ini aktivitas yang udah berulang kali gue lakukan hari ini tanpa merasa bosan, sama seperti pas gue ngedengerin I'm Yoursnya Jason Mraz. Jalan Bangla...Junceylon....Jalan Bangla...Junceylon...Kali ini gue mau nyari jajanan khas Thailand : Vacuum Freeze - Dried Durian Monthong. Gue tergila - gila ama jajanan ini sejak bos gue beberapa kali ngebawain buat oleh - oleh ke kantor.
Setiap kali gue menyusuri Jalan Bangla, gue pasti akan mampir ke tempat Coco. Coco adalah anjing yang selalu tidur di depan salah satu kios tour & travel di Jalan Bangla. Ini anjing paling gendut yang pernah gue liat seumur hidup gue. Kalo dalam bahasa Inggris jadinya : Coco is the gembrottest dog I ever seen. Pertama kali ngeliat dia, gue langsung penasaran dan nanya ke pemilik kios, "Is she pregnant ?", dan dijawab dengan tawa geli terbahak - bahak. Setiap kali gue mampir, Coco pasti tidur. Gue maklum, dengan bobotnya yang segendut itu, pasti yang sanggup dia lakukan sepanjang waktu cuma tidur. Kadang gue liat dia di dalam, kadang di pinggir kios. Gue penasaran, gimana Coco bisa berpindah. Apakah dia melangkah dengan keempat kakinya, atau ngesot..kayak suster. Karena gue ragu keempat kakinya masih sanggup menopang berat badan Coco yang udah jauh dari proporsional itu. Kalo manusia, Coco pasti masuk kategori obesitas.
Di Junceylon, gue menemukan durian kering yang gue cari. Mata gue langsung tertuju ke tulisan di kemasannya : "No Cholesterol"..beughhh...duren tanpa kolesterol ?? Ini sama aja ama jajanan favorit gue Momogi yang mengaku "Tanpa MSG dan menambah konsentrasi". Atau bekpeker gembel yang kemarin bilang "I have to go back to Indonesia tomorrow.."Ketiganya kayak lagi ikutan kompetisi bohong.
Harga durian keringnya mahal...hampir 300 bath yang ukuran 100 gr. Akhirnya gue malah ke Carrefour yang ada di dalam area yang sama, berharap bisa menemukan produk yang sama dengan harga yang lebih manusiawi. Di Carrefour, gue akhirnya menemukan yang gue cari, dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Gue beli beberapa bungkus dengan berbagai ukuran, membayar di kasir, dan meninggalkan lokasi.
Pulangnya gue mampir ke Coco lagi. Ngegemesin Coco buat yang terakhir kali, karena besok kemungkinan besar gue ngga akan sempat, atau udah males, untuk ke Jalan Bangla lagi. Puas mainin Coco yang ngga merespon sama sekali, gue balik ke hostel.
Di hostel gue sempat berinternet ria. Cuma di Patong Backpacker gue bisa menikmati fasilitas internet dengan harga terjangkau : 50 bath per jam. Di warnet - warnet biasanya 2 bath per menit. Kalo di patong Backpacker, caranya harus beli voucher yang minimal harganya 50 bath dengan masa aktif 30 hari. Di dalam voucher nanti ada informasi 'username' dan 'password' yang harus disubmit setiap kali mau pake internet.
Setelah agak bosan berinternetan, gue keluar hostel lagi...jalan - jalan sepanjang Thawewong, keluar masuk toko - toko souvenir dan ngga beli apapun, beli burger di Seven Eleven, ngantuk, dan gue kembali ke hostel, siap untuk tidur. Di kamar gue liat Andrew lagi berkemas, dia mau ke Kuala Lumpur besok pagi.
Gue pun merebahkan badan cape gue di kasur dan mulai membaca City of Thieves. Dalam hati gue berdoa, dan ucap syukur ke Yesus buat hari ini. Hari yang cerah dan indah. Walaupun kembali sendirian dengan uang pas - pasan, Hakuna Matata !! Ngga masalah ! Gue selalu percaya, Yesus selalu ada di sebelah gue menemani. Good Night !
No comments :
Post a Comment