I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Friday, February 06, 2015

Hari Pertama : Seru Menuju Kathmandu


Thamel

Seperti Januari - Januari sebelumnya dalam hidup gue beberapa tahun belakangan, gue akan mengisinya dengan trip bekpekeran, yang gue persiapan untuk merayakan hari ulang tahun. Dan di tahun ini, rasa penasaran yang menjelma menjadi keinginan sekuat baja, membawa gue ke negeri antah - berantah : Nepal.

Rasa penasaran akan Kathmandu, ibukota Nepal, mulai "mengganggu" gue sejak awal tahun lalu. Kenapa Kathmandu ? Ada apa di Kathmandu ? Sebenarnya gue ngga mengenal kota ini sama sekali. Mendengarnya aja jarang banget. Tapi ada saat - saat di mana hati gue tertarik untuk pergi ke suatu tempat antah - berantah dan begitu terobsesi untuk mencapainya, meskipun tempat itu bukanlah tempat yang "populer" secara umum, dan bahkan gue ngga tahu apapun mengenai tempat itu. Tujuan yang ngga perlu alasan atau penjelasan untuk bikin gue tertarik. Salah satunya Kathmandu. Dalam pikiran gue, Nepal adalah negara eksotis yang kaya dengan sejarah dan kehidupan religius. Jadi, sejak setahun yang lalu, gue sekonyong - konyong membuat janji pada diri sendiri : gue harus ke Nepal....entah kapan pun itu...

KLIA2
Dan hari spesial itu pun tiba. Judul tulisan gue "Seru Menuju Kathmandu" karena ini adalah perjalanan paling panjang yang pernah gue tempuh untuk mencapai tujuan (di luar negeri). Tanggal 21 Januari 2015 gue terbang ke Kuala Lumpur dengan AirAsia (Flight QZ 202) jam 06:25 pagi. Gue dijadwalkan tiba di Kuala Lumpur jam 09:25 pagi waktu setempat. Kemudian, jam 11:50 siang waktu Kuala Lumpur, gue akan lanjut berangkat menuju Kathmandu. Dari awal gue sadar, waktunya sempit banget, dan sempat bikin gue deg - degan. Tapi berhubung gue sudah sangat mengenal airport Kuala Lumpur, gue jadi optimis bisa mengejar waktu. Saat itu, gue belum sadar bahwa AirAsia akan mendarat di KLIA2, bukan lagi di LCCT.

Koridor - koridor panjangnya KLIA2
Gue mulai merasa ada yang "janggal" ketika mendengar pengumuman pramugari, sesaat sebelum pesawat mendarat di KLIA2. Gawat, gue pikir. Ini adalah pertama kalinya gue mendarat di sini, dan benar - benar buta akan terminal ini. Dan keseruannya pun dimulai. KLIA2 adalah terminal yang maha luas! Dan untuk gue yang baru pertama kali ke sini, benar - benar kesulitan mencari petunjuk arah, baik ke imigrasi, lalu ke pintu keluar, dan menuju terminal keberangkatan internasional lagi. Sepanjang pencarian gue menuju boarding hall, gue berlari ke sana kemari. Modal gue cuma tenaga seadanya, perut lapar, petunjuk arah di dalam gedung airport, dan insting !

Sepanjang pencarian itu, dalam hati gue mengutuki betapa luasnya terminal KLIA2 ini. Gue berasa kayak butiran debu di lapangan bola ! Beda banget dengan LCCT. Gue udah berkali - kali ke sana, secara keseluruhan ngga mega luas kayak KLIA2, sampai - sampai gue bisa mencari lokasi apapun dengan mata tertutup! *lebay najong* Di KLIA2 ini, gue ngga bisa ngebayangin bagaimana orang yang kurang sehat, atau berusia lanjut untuk menempuh perjalanan sejauh ini, sekedar untuk menuju pemeriksaan imigrasi saja.

Akhirnya gue tiba di pintu keluar gedung kedatangan. Perjuangan seru selanjutnya pun dimulai, kali ini gue kembali berlari - lari mengejar waktu untuk menuju terminal keberangkatan internasional. Kelar pemeriksaan imigrasi, berikutnya gue harus mencari gate Q untuk boarding. Tapi sebelumnya gue mampir di area foodcourt yang ngga kalah luas dan menariknya, untuk mampir makan siang. Di situ gue menyantap menu chicken rice. Setelah itu, gue melanjutkan pencarian gate Q yang jauhnya kebangetan. 

AirAsia X
Gue pun tiba di boarding room untuk keberangkatan AirAsia penerbangan No. D7192 tujuan Kathmandu. Rasanya....terharu ! Yang selama ini gue khayalkan....sambil monitor terus harga tiket Kathmandu di websitenya AirAsia...dan sekaranglah saatnya, detik - detik keberangkatan ke sana. 

Ngga beberapa lama kemudian, gue memasuki pesawat AirAsia X yang....(duh...ndeso !)...gedeeee banget ! Ini pertama kali gue naik AirAsia X Airbus A330-300, dan gue ngga bisa menyembunyikan rasa takjub demi melihat pesawat yang luas ini. Bayangin, nomor bangkunya aja sampai 51, trus terdiri dari 3 baris dengan susunan bangku 2 - 3 - 3 dan beberapa bangku di bagian belakang menjadi 2 - 3 - 2. Kalo diitung kasar, pesawat ini menampung lebih dari 400an orang kalo gitu. Emang norak banget, tapi maklumlah....ini pertama kalinya gue naik AirAsia X. 

Kabin AirAsia X
Perjalanan panjang pun gue lalui, total 4.5 jam. Selama perjalanan gue melalui fase berliku mulai dari bersemangat, bosan, lapar dan haus, cape duduk, dan pantat pegal. Gue sampai harus beberapa kali meninggalkan bangku untuk sekedar berdiri, mengistirahatkan pantat dan sekedar meluruskan badan. Gayanya beda tipis ama ketika berdiri di bus kota atau kereta. Sambil berdiri, berpegangan seadanya pada ruang penyimpanan barang di atas bangku, lalu kedua mata memandang ke arah jendela dan melihat hamparan awan di luar sana. 

Akhirnya pengumuman yang ditunggu - tunggu pun datang, pesawat akan segera mendarat di Tribhuvan International Airport sesaat lagi. Mama, Cei udah di Nepal sekarang, walaupun masih di ketinggian sekian puluh ribu kaki di atas permukaan laut, tapi, Cei di Nepal ! Hooorreeee !!

Dan AirAsia X penerbangan No. D7192 yang berukuran tambun itu pun mendarat di Tribhuvan International Airport, yang bangunannya tampak disusun dari batu bata merah. Gue pun menuju area imigrasi dan mengurus Visa on Arrival (Mudahnya Mengurus Visa On Arrival Ke Nepal).

Taxi di Kathmandu
Setelah itu gue meninggalkan bangunan airport. Tepat di pintu keluar gue melihat kios prepaid taxi, dan memesan taxi menuju Happily Ever After Hostel di Thamel dengan tarif USD 8. Begitu diantar ke taksi yang gak bagus - bagus banget itu, tiba - tiba seorang laki - laki tanpa diundang ikut masuk dan duduk di depan, sebelah supir. Gue udah pernah baca pengalaman orang lain mengenai ini. Si lelaki ini pastinya orang yang hendak menawarkan paket wisata Nepal. Tapi begitu ngerasain sendiri, gue langsung jengkel karena menurut gue lancang banget perusahaan  taksi dan si lelaki ini yang seenaknya masuk tanpa permisi ke taksi yang gue sewa. 

Di sepanjang perjalanan si lelaki ini dengan pantang menyerah berusaha menawarkan paket - paket tour. Gue berusaha tetap ramah dan menolak dengan bilang, "Gue ngga punya uang..." Trus dia ngotot kalo paketnya udah yang paling murah dibandingkan tour agent lainnya. Like I care ??! Trus sekenanya gue jawab, "Gue ngga punya uang dan gue akan mengunjungi tempat - tempat wisata dengan jalan kaki..." Trus si lelaki menyebalkan ini makin ngotot, katanya gue ngga mungkin menjangkau tempat - tempat wisata di Kathmandu dengan berjalan kaki karena semua jaraknya berjauhan. Trus dengan singkat dan santai gue bilang, "Ya udah, kalo gitu gue akan tidur di hostel aja....karena gue gak punya uang..." 

Beberapa saat si lelaki nampak putus asa dan berbicara dengan si sopir. Tapi sesekali dia menghadap ke arah gue lagi dan terkesan 'memaksa' untuk ikut paket tournya dia. Tiap kali dia melakukan itu, gue akan menjawab singkat "Ngga punya uang..." sambil menggeleng kepala dan tersenyum. Mungkin gue harus melakukannya puluhan kali selama perjalanan selama sekitar 30 menit itu, sampai gue tiba di hostel. Si lelaki turun duluan, ketika taksi sudah memasuki kawasan Thamel. Bahkan ketika menutup pintu pun dia sempat - sempatnya mencondongkan kepala ke arah gue dan berpesan kalo gue tertarik dengan paket tournya, gue bisa minta tolong staff hostel untuk menghubungi dia. Dan gue jawab singkat, "Okay!"

Kathmandu Durbar Square
Selanjutnya gue check in di Happily Ever After Hostel (Review Hostel : Happily Ever After). Gue beristirahat sejenak di kamar sambil maskeran. Apaaa ? Maskeran ?? Iya, pake Viva White Clean Mask Freshner (penting banget sebut merek sgala!) Kadang gue emang begini kalo lagi centil...segala sunscreen, body lotion, day cream, night cream, dan kawan - kawannya gue boyong ke dalam ransel yang ngga gede - gede banget. Tapi kalo lagi males.....sabun mandi aja bisa ketinggalan di rumah! 

Soal bermasker ria ini, maklumlah, gue udah hampir 24 jam ngga mandi dan membersihkan muka. Terakhir gue mandi ketika pulang kantor kemarin malam. Malam itu juga gue berangkat ke Soeta Airport untuk menginap, karena malas menghadapi hiruk - pikuk perjalanan ke airport pagi ini. Dan sampai sekarang gue belum mandi lagi. Awalnya gue berencana untuk mandi ke LCCT, namun apa daya...rencana buyar karena ternyata gue mendarat di KLIA2. 

Sekitar jam 4 sore gue meninggalkan hostel untuk melihat - lihat Thamel. Ketika itu, meskipun langit Kathmandu sangat cerah, tapi gue udah merasakan kedinginan. Sepanjang menyusuri jalan - jalan Thamel gue melihat wisatawan asing dan warga lokal dengan pakaian tebal dan topi wol masing - masing. Suhu Thamel di bulan seperti ini bisa mencapai 8 derajat celcius. Dahsyat! Gue, yang lemah terhadap dingin, harus 'berjuang' menghadapi cuaca lumayan ekstrim yang gue hadapi sepanjang hari ini. Dari panasnya Kuala Lumpur, ke dinginnya Kathmandu. Untung gue bawa jaket cukup tebal, tapi nyesel karena ngga bawa sarung tangan dan topi wol. Dalam beberapa menit aja, ujung - ujung jari gue langsung memutih dan berkeriput!

Thamel
Sore itu gue menuju Kathmandu Durbar Square. Gue sempat berkeliaran di sana beberapa saat dan ketika mencari arah kembali ke hostel gue kesasar beberapa kali. Kesasar di lorong - lorong Thamel yang sempit dan tampak sama semua, di saat langit gelap dan tanpa penerangan jalan yang memadai, lumayan bikin ngeri dan cape. Untungnya, warga Thamel tuh ramah -ramah banget dan senang membantu....udah gitu kebanyakan mereka bisa komunikasi dalam bahasa Inggris seadanya. Mungkin karena Thamel area turis banget. 

Akhirnya gue tiba di dekat hostel. Meskipun perut lapar, namun malam itu gue seakan - akan kehilangan nafsu makan. Ini 'penyakit' kambuhan yang merepotkan. Akhirnya malam itu gue makan chicken wrap di sebuah kios kecil, ditambah beli coklat Kitkat. Khusus untuk coklat, nafsu makan gue ngga pernah bermasalah. Justru disaat gue ngga nafsu makan 'besar' kayak malam ini, coklat membantu mengganjal perut gue yang lapar.

Sekitar jam 8 malam pun gue kembali ke hostel. Di kamar, gue membersihkan muka dan sikat gigi, trus menambah kaos yang gue pakai, lalu melapisinya dengan jaket lagi. Malam ini, perjuangan gue melawan dingin pasti akan heroik banget. Ketika rebah di kasur, gue mengejek diri sendiri yang dengan bodohnya membawa celana pendek warna pink kesayangan untuk tidur. Celana pendek yang sama yang gue pake untuk tidur saat traveling ke Bangkok. Namun akan tampak bodoh luar biasa kalo gue pake di Kathmandu saat musim seperti ini. Kalau saat ini gue tidur memakai celana itu, dipastikan beberapa jam lagi gue akan membeku. mulai dari pinggang ke bawah. Dan gue pun menutup malam itu dengan mengirim sms ke Mama, "Ma, Cei udah di kamar hostel, mau tidur. Suhu di sini 14 derajat Celcius, Cei kedinginan...."

2 comments :

Hummingbird said...

Hi Cherry
Thanks for the incredible posting bursting with new info! I am keeping tabs on your site - couldn't wait to read more - will be travelling solo - hot on your heels this December :)

Cherry Sitanggang said...

Hi Hummingbird,

Thanks for visiting my blog. Hope you'll enjoy your trip next Dec :)