I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Friday, March 06, 2015

Yang Paling Sulit ketika Traveling Adalah......

...minta ijin ke Mama....

Sebenarnya 'minta ijin' bukan kata yang pas. Mungkin tepatnya :  kasih tahu Mama soal rencana perjalanan gue.

Gue mulai doyan bekpekeran sendirian ke luar negeri sejak awal 2009. Tepatnya ketika mulai mencetuskan tekad bahwa tiap berulang tahun gue harus menyenangkan diri sendiri dengan berlibur. Berlibur yang menantang...ngegembel di luar negeri gitu, sendirian...alias gaya backpacker. Awalnya sekedar untuk memberikan hadiah ulang tahun untuk diri sendiri...namun traveling bikin gue kecanduan...dosisnya bertambah....sampai - sampai gue pernah traveling sebanyak 4 kali dalam setahun.

Sayangnya hobi gue ini bertentangan dengan kemauan Mama, yang kepengen anak - anaknya, terlebih yang perempuan, duduk manis di rumah sepanjang waktu....mungkin memasak...membersihkan rumah...membaca buku...menonton TV...atau mengobrol sama Mama. Mama ngga pernah suka dan ngga pernah siap tiap kali gue bilang mau 'pergi'. Selalu ada drama tiap kali gue menyampaikan rencana ke Mama. Dimulai dengan respon Mama yang histeris...

"Apa ?? Mau kemana lagi kau ?"
"....Panjang banget kakimu, Cher !!..."
" Kenapa sih kau ngga pernah betah di rumah, sukanya malah keluyuran...."
"...Refreshing....refreshing....!! Di rumah aja kek kau...emang ngga ada yang bisa kau kerjain ?"

dan misalnya gue membela diri dan mempertanyakan kenapa Mama begitu dramatis tiap kali gue mau 'jalan'....jawaban populernya adalah :

"....Sekarang kau ngga ngerti....nanti kalau kau punya anak baru kau bisa rasakan....repot kali Mama kau bikin karena panjangnya kakimu itu!....Huhh....perempuan kok nekatnya ngelebih-lebihin laki-laki!!"

dan puncaknya hampir selalu sama....

"Bikin Mama cepat mati aja kau....jalan melulu! Udah tahu ngga pernah bisa tenang Mama kalau kau pergi....tapi kau ngga peduli!"

Belum lagi kalo Mama mendengar negara - negara tujuan gue yang 'asing' di telinganya...misalnya waktu gue pamit ke Vietnam, Mama sempat terbengong dan ngga bisa mengucapkan satu kata pun...tiba - tiba malah teriak..."Vietnam ?? Ngga salah kau ? Bukannya negara perang itu ??!!" Padahal Mama adalah orang yang paling update berita sedunia....meskipun profesinya adalah Ibu Rumah Tangga, tapi Mama selalu mengikuti berita - berita terkini baik nasional maupun internasional. Namun sekonyong - konyong pengetahuan Mama langsung buyar seketika oleh amarah, tiap kali gue datang dengan rencana jalan - jalan gue. Perang Vietnam berakhir 30 tahun silam, Mama....

Ketika gue hendak ke Nepal, Mama langsung mengernyitkan dahinya dan dengan bingungnya bertanya, "Apa itu Nepal ? Dimana itu ?" Di Asia Selatan, Ma..."Dimananya tepatnya ? Dekat negara mana ?" Kayaknya India, Ma...."Apaaa ?? Ngga takut kau ke India ? Banyak kasus pemerkosaan di sana, Cher !!" Cei ke Nepal Ma, bukan India.... "Tapi kau bilang berdekatan ? Kenapa sih aneh - aneh banget tujuanmu Cher...? Ngga ada yang ngga berbahaya ?? Lagian ngga ada takutmu naik pesawat pas lagi begini cuacanya ? Ahh...! Ngga ada berhentinya saraf Mama tegang kau bikin, Cher..." Mama pun langsung masuk kamar tidurnya dan membanting pintu.

Pembicaraan semacam ini adalah sesuatu yang harus gue lalui, namun cukup meninggalkan trauma untuk gue. Gue selalu ragu dan takut untuk menyampaikan rencana perjalanan gue ke Mama, demi membayangkan seru dan hebohnya respon Mama nantinya. Rasa takutnya  bisa parah banget sampai berpengaruh ke fisik gue segala....saking tertekannya, gue pernah sampai kehilangan nafsu makan, pusing, insomnia, cuma gara - gara enggan membayangkan harus menghadapi Mama dan melalui pembicaraan emosional itu. Gue bukan takut bakal ngga dijinkan. Mama udah sangat sadar hasrat gue untuk berkelana terlalu menggebu - gebu dan tak terbendung. Jadi, ngga ada gunanya dilarang.

Begadang alias ngga tidur semalaman demi cari tiket pesawat promo....ngga masalah.
Nyusun itinerary perjalanan sendiri....gampang.
Tidur di dorm room hostel, bersama dengan orang - orang asing lainnya....asyik!
Menyusuri dan kesasar di jalan - jalan yang baru gue temui bermodal peta doang....seru.
Pamit sama Mama....sekonyong-konyong gue menjadi pengecut juara satu sedunia...ini yang paling menakutkan.
Akibatnya, gue kerap menunda untuk mengatakan ke Mama soal rencana gue....dan fatalnya, bisa-bisa gue baru akan bilang ke Mama kira - kira 3 hari sebelum keberangkatan. Sebenarnya itu justru bikin Mama makin mengamuk.

Dan hari - hari setelah pembicaraan menegangkan itu, Mama akan tampak kusut dan tidak bersemangat.

"Mama kenapa ? Mama sakit ?"
"Iya !"
"Kenapa ?"
"Gara - gara kau mau keluyuran lagi...tegang saraf Mama!"

Bagi Mama, membiarkan gue melakukan perjalanan bekpekeran ke luar negeri sendirian seakan - akan simbol 'kegagalan' sebagai seorang Ibu dalam mengatur putrinya. Jadi, setiap perjalanan gue bagaikan aib yang musti disembunyiin. Kemana pun gue berpetualang, jika ada yang bertanya Mama akan selalu menjawab singkat, "Ke Bandung..." Jadi dalam kurun waktu sejak 2009 hingga kini, gue sudah puluhan kali ke "Bandung".

Di hari kepergian gue, Mama bukan lagi sosok histeris seperti ketika gue membicarakan rencana perjalanan gue. Dengan segala kelembutannya Mama berusaha 'melepas' kepergian gue dengan berbesar hati dan pasrah. Ritualnya adalah Mama akan mengumpulkan seluruh anggota keluarga untuk berdoa bersama. "Yesus, lindungi Cherry dalam perjalanannya....Yesus yang selalu bersama dia....dan cukupkan kebutuhannya...Jauhkan boru kami ini dari hal - hal jahat dan musibah...Amen.."

Setelah itu Mama akan memeluk gue erat-erat, mengantarkan sampai ke jalan di mana gue akan naik kendaraan umum, sambil tiada hentinya memberikan nasihat - nasihat, "Hati-hati kau...jangan sampai ada yang ketinggalan....passportmu ? Dompetmu ? Selalu berdoa...Jangan lupa kau sms Mama tiap hari....jaga kesehatanmu....jangan kemalaman pulang ke hotel..."

Seakan - akan Mama hendak melepas gue ke medan perang. 

 
Dan yang paling indah saat traveling adalah......

ketika gue kembali ke rumah...dan disambut oleh Mama tepat di pintu gerbang rumah dengan wajah berseri-seri...Mama akan memeluk gue erat - erat, mencium kedua pipi gue, dan mengucapkan rasa syukurnya kepada Yesus karena putrinya yang panjang kaki ini sudah kembali ke sisinya, setelah ratusan tahun berpetualang (pada kenyataannya paling lama gue berlibur 8 hari saja).

Selain itu Mama juga udah menyiapkan 'kemewahan' lainnya buat gue seperti makanan kesukaan (termasuk bubur kacang ijo), air panas untuk mandi, dan kamar tidur yang sudah tertata rapi dan bersih dengan sprei yang baru diganti.

Mungkin saat ini masih sangat sulit untuk gue mengerti kenapa demikian beratnya buat Mama membiarkan gue berlibur. Namun pada akhirnya gue sadar, rasa cintanya yang tanpa bataslah yang membuatnya selalu mengkhawatirkan keadaan gue. Rasa cintanya yang menyertai gue kemana pun kaki ini melangkah dan berpetualang. Rasa cintanya yang bikin seindah apapun dunia luar yang sedang gue jelajahi, ada yang hal yang lebih indah dan selalu gue rindukan, menanti di rumah.

4 comments :

Hummingbird said...

Hi Cherry
Hahaha Back to stalking you after a backpacking trip to china - very moving account - can emphatise with you - went through exactly the same emotional roller-coaster with my late mom - I really miss the fuss she made.. thanks for writing it so eloquently and passionately.

Tanya said...

Hi Cherry

Suka banget baca cerita-ceritanya, dan paling suka baca cerita ini. Senyum-senyum-senyum... lho kok lama-lama saya nangis? :)))

Agak-agak bittersweet bacanya. Sweet karena dulu sblm kawin saya juga gitu. Hobi jalan sendirian dan selalu bikin takut mama, dan ujung2nya daripada bikin mama setres mendingan gak usah pamit (jangan ditiru!). Bitter karena skrg saya punya anak perempuan, dan ngebayangin dia nanti suka jalan kemana-mana sendirian, saya mules duluan -____-

Cherry Sitanggang said...

Hi Hummingbird,

Thanks for reading :)
and also thanks for sharing, it's kind a relief knowing others must face same situation with their beloved Mom before they travel somewhere and knowing that this kind of drama also happened in other homes :p

Cherry Sitanggang said...

Hi Tanya,
Makasih udah baca blognya dan sharing pengalamannya. Berarti magic words para Mamak-Mamak itu benar dong ya....nanti kalo udah punya anak sendiri, baru tau rasa ! Gitu ya....hehehe!