I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Sunday, February 21, 2016

Unik....Museum Di Tengah Kebun


Kemarin, 20 Februari 2016, akhirnya gue dan Ony berhasil berkunjung ke Museum di Tengah Kebun. Kenapa 'berhasil' ? Karena dibandingkan dengan museum-museum lainnya yang pernah gue kunjungi, museum ini butuh usaha lebih. 

Kenapa ? Karena ini museum milik pribadi, jadi akses untuk berkunjungnya benar-benar dibatasi. Gue sudah mendengar mengenai museum ini sejak beberapa bulan yang lalu. Semua berawal karena 'kehausan' gue dan Ony akan tempat-tempat yang asyik untuk dikunjungi, tapi bukan mall, karena gue berdua bukan penggemar mall. Karena itu setiap weekend, gue lebih suka mengunjungi museum-museum, atau sekalian ke Bogor, karena di sana lebih banyak pilihan 'piknik non mall'.

Pertama kali tahu mengenai Museum di Tengah Kebun ini dari Trip Advisor, yang selalu menjadi sumber informasi gue ketika mencari rekomendasi mengenai tempat-tempat wisata apapun, di kota manapun, dan negara manapun. Namanya unik banget.....Museum di Tengah Kebun....jadi bikin penasaran. Yang tambah bikin penasaran karena dari berbagai informasi yang gue dapatkan, untuk mengunjunginya ngga mudah. Pengunjung harus membuat janji dan reservasi terlebih dahulu dengan cara menghubungi pihak pengelola. Syarat lainnya, pengunjung tidak bisa datang secara perorangan, melainkan group minimal terdiri dari 7 (tujuh) orang. Padahal partner sejati gue mengeksplorasi museum hanya Ony seorang.



Trus dari sumber informasi lainnya gue menemukan nomor telepon pihak pengelola yang bisa dihubungi untuk reservasi alias bikin janji berkunjung, yaitu (021) 7196907. Dan gue sudah mencoba menghubungi nomor ini ratusan kali banyaknya, tanpa ada respon. Gue makin penasaran, betapa ada museum di Jakarta yang demikian menantangnya untuk dikunjungi. Dan setelah berbulan-bulan menemukan jalan buntu untuk mendapatkan informasi langsung dari pihak pengelola, beberapa minggu lalu gue dan Ony memutuskan untuk nekad datang langsung ke Museum tersebut, yang beralamat di Jl. Kemang Timur Raya No. 66. Singkatnya, dari penjaga museum gue memperoleh nomor kontak (handphone) dari guide yang biasa memandu tamu-tamu berkeliling museum, namanya Rian.

Sejak itu gue memulai komunikasi dengan Rian, dan berharap mendapat jadwal kunjungan ke museum secepat mungkin. Kabar gembiranya, meskipun gue dan Ony hanya berdua saja, Rian berjanji untuk menggabungkan gue dengan group lainnya.

Dua minggu setelah komunikasi awal dengan Rian, gue akhirnya bisa berkunjung ke Museum di Tengah Kebun. Yesss!!

Museum ini juga merupakan kediaman pribadi Bapak Sjahrial Djalil, seorang tokoh dunia periklanan Indonesia yang terkenal. Setelah memasuki area rumah, barulah gue sadar, kalau penamaan museum ini benar-benar sederhana dan harafiah sekali. Disebut sebagai Museum di Tengah Kebun karena bangunan utama museum seluas 700 meter persegi, berdiri di tengah kebun seluas 3500 meter persegi.

Bapak Sjahrial, beliau memiliki hobi berkeliling dunia, dan salah salah satu misi serta idealismenya adalah mengembalikan benda-benda budaya serta bersejarah Indonesia kembali ke negeri ini. Caranya dengan membelinya melalui balai lelang Christie yang berpusat di London, Inggris. Selain benda - benda bernilai budaya dan sejarah milik bangsa Indonesia, beliau juga mengumpulkan benda-benda unik dari negara-negara lainnya. 

Selain mendapatkan benda-benda ini dari lelang di luar negeri, banyak juga benda lainnya yang didapatkan langsung dari berbagai daerah di Indonesia.

  

Koleksi tertua
Patung Dwarapala


Dan semua benda-benda itu, yang entah berapa nilainya secara nominal (pasti luar biasa dahsyat mahalnya!), dipajang di seluruh bagian rumahnya yang sangat luas dan indah ini. Semua barang-barang sarat nilai budaya dan sejarah itu, memenuhi seluruh bagian rumah Pak Sjahrial, baik bagian dalam maupun luarnya. Rumah ini terdiri dari beberapa ruangan yang dinamai sesuai dengan benda kesayangan Pak Sjahrial atau benda yang paling mendominasi di setiap ruangan. Ada ruang Majapahit, ruang Dinasty Ming, Ruang Kaisar Wilhelm, dan lain sebagainya.
 
Ruang makan
Ruang Majapahit
 

 


Patung Biarawan
Patung Dewi Durga
Hiasan rumah Batak
Di luar dugaan gue, pengunjung juga diperbolehkan memasuki kamar tidur pribadi Pak Sjahrial. Woww !! Begitu memasuki kamarnya sore itu, pengunjung 'disambut' oleh Pak Sjahrial yang terbaring di ranjangnya. Ternyata beliau sedang sakit, dan kondisi tersebut bahkan menghalangi beliau untuk berkomunikasi secara verbal. Namun dari gerak-geriknya, nampaknya Pak Sjahrial senang dikunjungi dan sangat ingin mengobrol. Meskipun tidak bisa berkomunikasi secara verbal, beliau menggunakan kedua tangannya untuk merespon. Misalnya ketika Rian 'memancing' respon beliau dengan menanyakan usianya saat ini....atau sudah berapa kali beliau berkeliling dunia....dengan susah payah beliau berusaha menjawabnya dengan gerakan kedua tangannya. 

Uniknya, meskipun terbaring di ranjang dalam kondisi kurang sehat dan fit, secara penampilan beliau tetap tampak stylish, dengan pakaian dan topi yang dikenakannya. Nyentrik banget ! Andaikan kondisi beliau pulih dan sehat, pasti mengasyikan untuk mengobrol dengan sang tuan rumah ini. Seseorang yang membuka pintu rumahnya lebar-lebar dan menjadikannya semacam galeri seni dan museum di mana masyarakat umum bisa berkunjung dan menikmati setiap properti dan keindahan di dalamnya, menurut gue pribadi, pastilah orang yang menyenangkan, hangat, dan ramah. "Get well soon, Pak!" cuma itu yang bisa gue ucapkan ketika meninggalkan beliau di kamarnya yang indah dan seperti layaknya galeri seni itu.

Dari kamar tidur Pak Sjahrial, pengunjung dipersilahkan ke Ruang Singa Garuda, yang merupakan kamar mandi pribadi Pak Sjahrial. Sebut saja ini kamar mandi paling mewah dan menakjubkan yang pernah gue lihat baik dengan mata kepala sendiri, ataupun melalui media apapun, seumur hidup gue. Secara ukuran, kamar mandi ini jauh lebih luas dari kamar tidur Pak Sjahrial. Dan benda-benda yang ada di dalamnya, baik yang fungsional maupun sebagai hiasan...mendengar penjelasan dari Rian, bikin mata ngga berkedip dan bibir mengaga bloon, saking takjubnya.  Tapi dari semua benda-benda tak ternilai harganya itu, yang paling 'unik' adalah batu nisan Pak Sjahrial, yang beliau persiapkan jika beliau meninggalkan suatu saat kelak.

Altar pribadi di kamar tidur Pak Sjahrial
Ruang Singa Garuda
Setelah berkeliling di seluruh bagian dalam rumah, akhirnya Rian mengantarkan ke kebun belakang rumah. Pengunjung diberikan waktu selama sekitar 30 menit untuk mengeksplorasi area ini. Daya tariknya, selain beberapa gazebo yang teduh juga dipenuhi oleh benda-benda seni, juga ada patung Ganesha di tengah kebun. Satu lagi yang unik, di sudut kebun, dekat dengan kandang ayam (yang bentuknya keterlaluan bagusnya....seperti layaknya rumah), terdapat 'area' di mana di situlah Pak Sjahrial ingin dimakamkan jika beliau meninggal. Gue semakin penasaran dengan tuan rumah yang super unik ini, dan ingin mengenalnya lebih dalam. Gue belum pernah bertemu dengan seseorang yang menyimpan batu nisannya sendiri di kamar mandinya, dan menyiapkan sebidang lahan sebagai tempat pemakamannya di kebun belakangnya (yang rindang dan asri itu). Jika begini, berhubung ngga bisa mendapatkan penjelasannya langsung dari sang tuan rumah...satu-satunya jawaban yang memuaskan untuk rasa penasaran gue adalah....mungkin begitulah seniman....pemikirannya terlalu nyentrik, idealis, dan memiliki gaya berbeda dalam segala hal....yang ngga mungkin diselami oleh orang lain. titik.

Patung Ganesha

Sebagai bonus dari tour keliling Museum di Tengah Kebun, Rian menyiapkan air mineral bagi setiap pengunjung. Murah hati banget sih pengelola museum ini. Pertama, masuk ke museum ini gratis, kedua, pengunjung 'dipinjami' sendal jepit gratis nan bersih untuk berkeliling seluruh bagian rumah, ketiga, disediakan guide yang sangat ramah seperti Rian, keempat, pengunjung diijinkan untuk memotret seluruh benda di museum ini, kelima, diijinkan juga untuk bertemu dan menyapa tuan rumah yang baik dan nyentrik itu, keenam, dapat minum gratis pula !

Setelah sekitar 2 jam, tour pun berakhir, dan Rian mengantarkan gue dan pengunjung lainnya ke pintu utama. Saat berpamitan Rian sempat bilang, "Kalau mau ke sini lagi, kabari saja ya, Mbak...." Pastiii....gue pasti akan berkunjung lagi dan ngga akan bosan berada di museum paling asri dan nyaman yang pernah gue kunjungi ini.

2 comments :

Unknown said...

Ajak gw kapan2 ya Cher.... apalagi kl kurang org utk grouping...☺
Keren abizzz dehhh.....

Cherry Sitanggang said...

Thanks Mbak...gw kan br dr sana Mba...gini aja, klo Mbak ada rencana ke sana, ksh tau gw biar bs gw daftarin ke Rian...ngga perlu bikin group sendiri kok. Nanti diatur sama Rian :)