I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Thursday, January 03, 2019

Trip Semarang : Ngerasain Jadi 'Artis' Khong Guan



28 Desember 2018.

Lagi - lagi ke Semarang. Kali ini gue pengen menghabiskan liburan akhir tahun 2018 di Semarang. Semarang mulu...ga bosan apa ? Belummm....padahal baru Mei 2018 yang lalu gue ke sini. Tapi tiap kali memikirkan kemana mau melewatkan liburan singkat sendirian, yang terlintas langsung Semarang, kota favorit gue.

Gue naik kereta ekonomi Tawang Jaya dari Stasiun Senen, keberangkatan tanggal 27 Desember jam 11 malam. Mungkin karena beli tiketnya mendadak, dan cuma dapat sisa - sisa, kali ini tempat duduk di dalam kereta yang gue dapatkan penuh cobaan banget. Gue duduk di nomor 23, yang artinya bangku paling belakang, sebelah toilet (yang by default baunya pesing sepanjang waktu), dan sebelah pintu penghubung antara kereta. Bisa terbayang 7 jam yang harus gue lalui....dipenuhi dengan aroma toilet, dan berisiknya antara bunyi pintu dibuka - ditutup oleh para penumpang dan petugas yang lalu lalang, dan bunyi bising mesin yang terdengar jelas karena posisi duduknya di penghubung antar kereta. Alamakjan....! Tapi gue nikmatin aja, itung-itung pengalaman kayak gini bikin gue jadi bekpeker gembel yang makin tangguh. Toh, semalaman gue bisa tertidur pulas...walaupun sesekali terbangun karena kaget denger suara pintu geser yang ditutup dan dibuka kayak dibanting gitu. Duh!

Tiba di Stasiun Poncol Semarang, gue naik Gojek ke Imam Bonjol Hostel, langganan tempat gue menginap setiap kali ke kota ini. Karena gue sudah booking dan membayar via aplikasi Tiket.com, jadilah proses check in - nya sangat singkat. Gue pun mandi dan istirahat sejenak.

Pagi itu mestinya gue ke Ereveld Candi. Tapi ternyata harus ditunda karena Pak Vincent, pimpinan ereveld menelepon dan mengabarkan bahwa beliau masih dalam perjalanan dari Yogyakarta. Jadilah jadwal berkunjung ke sana digeser ke besok.

Lalu hari ini gue kemana ? Sekonyong - konyong gue teringat keinginan lama pengen ke pabrik biskuit Nissin yang berada di Ungaran. Pabrik ini sering banget gue lewati, misalnya ketika dalam perjalanan ke Ambarawa atau ke Pagoda Watugong. Pabrik ini beralamat lengkap di Jalan Raya Semarang - Salatiga. Tapi gue belum sempat mampir, karena enggan naik - turun bus, dan nunggu busnya yang biasanya bakal lama. Pabriknya mudah dikenali...karena sepanjang pabrik ada 'kaleng biskuit raksasa' dari produk - produk Nissin yang paling legendaris, yang berdiri di pinggir jalan. Oya, lebih spesifik tujuan ke sini adalah ke Nissin Emporium & Cafe dan museumnya. 

Untuk kesini, mula - mula gue naik Gojek ke Stasiun Poncol. Dari stasiun Poncol gue naik bus 3/4 (elf) jurusan Semarang - Salatiga, ongkosnya Rp. 10,000 saja. Gue baru tau ternyata bus ini arahnya ke Ambarawa juga, setelah dikasih tau oleh seorang tukang ojek. Pikiran gue yang polos dan lugu ini taunya cuma bus Putra Palagan doang yang ke arah sana. Dan gue sudah hampir mengering dan menggosong nungguin busnya yang ngga kunjung nongol.


Tiba di Nissin Emporium, gue langsung menuju museumnya yang berada di belakang, dekat area pabriknya. Untuk masuk ke sini gratis. Museum terdiri dari 2 lantai, dan ada 1 lantai paling atas lagi yang ternyata cafe (juga), tapi sore itu ketika gue tiba di sana sekitar jam 2 siang, udah bersiap - siap mau tutup.

Museumnya kecil, tapi menarik. Isinya mulai dari mesin - mesin yang pernah digunakan di pabrik Nissin, juga informasi mengenai proses pembuatan biskuit dan bahan - bahannya, dan sebagian produk - produk Nissin yang legendaris yang di-display dengan menarik. Yang menarik lagi, di sini disediakan spot - spot foto yang keren, yang backgroundnya ngga lain dan ngga bukan, ya produknya Nissin. 

 
 
 

Spot foto yang paling gue cari adalah foto kaleng biskuit Khong Guan, berupa photobox gitu. Thanks God, ketika gue tiba di sini, ada beberapa pengunjung lainnya, jadi gue bisa minta tolong untuk difotoin, karena ngga mungkin selfie juga. Ceklek....ceklek....! Akhirnya keinginan gue untuk jadi...ehmm...'artis', bintang sampul gadungan kaleng Khong Guan terwujud sudah ! Kaleng Khong Guan kan fenomenal banget, dengan sosok seorang ibu dan kedua anaknya di meja makan sedang menikmati sajian biskuit. Kayaknya cuma biskuit ini yang perkara kalengnya aja jadi bahan pembicaraan dan guyonan hangat sepanjang masa. Mulai dari....kenapa ngga ada ayah di kaleng Khong Guan...atau....kaleng Khong Guan isi rengginang....Belum lagi soal isinya...gue inget banget, jaman dulu waktu kecil, tiap kali buka kaleng Khong Guan bareng keluarga, selalu terjadi perebutan wafer coklat berbungkus plastik yang biasanya ada di lapisan paling atas. Pokoknya kaleng Khong Guan tuh punya seribu cerita dan meninggalkan sejuta kesan deh!

Puas berkeliling museum, gue pun menuju Nissin Emporium & Cafe. Gue langsung menanyakan ke staf cafe menu apa yang paling direkomendasikan di sana. Katanya ada 2 : Iga bakar pedas dan udon goreng. Kebetulan belum makan siang, gue pun memesan iga bakar pedas dan nasi. Rasa dan penyajiannya enak dan menarik. Soal harga, standard dan masih wajar. Seinget gue iga bakar plus nasi harganya Rp. 70,000.-


Menjelang sore gue meninggalkan cafe, menuju showroom Nissin, yaitu tempat penjualan berbagai macam produk - produk Nissin. Bahkan produk - produk yang belum pernah gue lihat sebelumnya. Gue membeli beberapa produk sebagai oleh - oleh buat Mamak. Langsung terbayang, pasti begitu melihat oleh - oleh gue kali ini Mamak langsung mikir, "Bah...Jauh - jauh kau dari Semarang, repot kali kau bawain biskuit Nissin ?? Bukannya ada itu di Jakarta ? Pabriknya pun ada di Jalan Raya Bogor..." 


Setelah puas mewujudkan rasa penasaran gue selama ini akan pabrik dan juga cafe serta museum Nissin, gue pun kembali ke Semarang.

No comments :