I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Sunday, October 25, 2015

Mengurus Visa Turis ke Cina

Gue udah mulai bersiap-siap mengurus visa turis untuk ke Cina sejak awal Agustus 2015. Kebetulan Boss saat itu lagi business trip ke luar negeri, jadi jadwal gue lebih 'longgar' untuk ijin sejenak dari kantor.

Dokumen-dokumen yang gue siapkan adalah :
  1. Paspor asli. Masa berlaku paspor minimal 6 bulan sejak tanggal keberangkatan.
  2. Copy tiket pesawat. Gue cukup mencetak konfirmasi tiket dari email yang dikirimkan pihak AirAsia, sesaat setelah gue melakukan pembayaran tiket
  3. Copy bukti reservasi hotel di Cina. Gue gunakan email konfirmasi dari pihak Hostelbookers, yang dikirimkan sesaat setelah gue menyelesaikan reservasi dan pembayaran di websitenya Hostelbookers.
  4. Itinerary (jadwal perjalanan selama di Cina)
  5. Form aplikasi (download dari website resminya Kedutaan Besar RRC di Jakarta : http://www.visaforchina.org )
  6. Foto diri berwarna terbaru, dengan latar belakang warna putih 
  7. Fotokopi KTP 


Jumat, 21 Agustus 2015
Setelah semuanya lengkap, dengan naik Gojek gue pun menempuh perjalanan panjang nan macet dari rumah (Tanjung Barat) menuju "Chinese Visa Application Service Center" yang beralamat di The East Building 2nd Floor. Jl. Dr. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E 3.2 No. 1, Jakarta Selatan.

Tiba di sana gue udah babak belur saking capenya menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam....dengan Gojek. Kantor ini bukanlah Kedutaan Besar RRC, melainkan agent resmi yang ditunjuk oleh pihak Kedutaan untuk proses pengurusan visa.

Ketika tiba di sana sekitar jam 09:00 pagi lewat, antrian tampak cukup banyak, tapi untungnya loket penerimaan dokumennya juga banyak. Loket-loket dibagi menjadi beberapa kategori, ada yang pribadi dan proses mandiri (seperti gue), ada juga loket pelayanan khusus travel agent. Selain itu, pelayanan loketnya berbeda-beda, ada yang khusus untuk penerimaan dokumen, pembayaran visa (jika dikabulkan) dan pengambilan paspor.

Ketika giliran dipanggil ke loket, petugas memeriksa kelengkapan dokumen gue. Gue agak khawatir ketika petugas nampak ragu akan bukti reservasi hotel yang gue gunakan. Revisi....sebenarnya untuk akomodasi selama di Beijing nanti gue reservasi di Beijing Saga International Youth Hostel...hoStel...bukan hotel. Entah mungkin terkesan bermodal pas-pasan banget, si petugas sesekali menunjukkan ekspresi keraguannya demi melihat bukti reservasi yang gue lampirkan. Gimana ya...mungkin si petugas ragu dengan kemampuan keuangan gue, karena melihat di bukti reservasi bahwa total biaya hostel adalah USD 65.25, untuk 5 malam (12 - 17 Oktober 2015). Itu pun gue baru membayar uang muka sebesar 12% nya yaitu USD 7.83. Semua angka - angka yang terbilang sedikit dan minimalis itu tercantum jelas pada bukti reservasinya. 

Akhirnya si petugas yang kelihatan jelas merasa ngga enak, kemudian menyodorkan ke gue selembar surat pernyataan. Intinya isinya adalah.....bahwa jika gue melampirkan data atau dokumen yang tidak benar, gue harus bertanggung jawab...Gue nanya ke petugas, "Memangnya ada dokumen saya yang ngga benar, Mbak ?" Lagi-lagi dengan tampang ngga tega si petugas menjawab, "Ngga sih Mbak...form ini memang harus diisi untuk applicant yang tidak bisa melampirkan bukti reservasi langsung dari pihak hotel." Jadi gue simpulkan, alasan si petugas meragukan bukti reservasi gue adalah karena, 1) akomodasi yang gue book murah meriah banget...itu pun bayarnya cuma uang muka. Mungkin dia meragukan gue benar-benar akan berwisata selama di Cina. Bukti reservasi hoStel itu hanya sekedar kamuflase, jangan-jangan gue akan overstay dan menetap di Cina. 2) Karena gue reservasi melalui third party, yaitu www.hostelbookers.com. Mungkin reputasi (cemerlang) dan kredibilitas agen-agen alias third party kayak begini (Hostelbookers, Hostelworld, dll) kurang dikenal di kalangan Kedutaan kali ya...Akhirnya dengan berat hati, gue menandatangani surat itu.

Setelah dokumen gue dinyatakan lengkap, petugas pun memberikan selembar kertas "Pick Up Form", yang harus gue bawa ketika pengambilan paspor (jika permohonan visa gue dikabulkan) pada hari Rabu, 26 Agustus 2015. 

Pick Up Form


Rabu, 26 Agustus 2015
Gue kembali mendatangi Chinese Visa Application Service Center, lagi-lagi dengan diantar Gojek....dan lagi-lagi gue harus merasakan kejamnya kemacetan Jakarta, selama 2 jam. Berhubung sudah 3 tahun belakangan gue hidup dan berkutat di seputaran Cimanggis, gue jadi agak-agak shock dengan dahsyatnya kemacetan Jakarta.


Mula-mula gue diharuskan menuju loket pembayaran dengan menunjukkan "Pick Up Form" yang diberikan sebelumnya. Di sana gue membayar Rp. 540,000.- Ini adalah pembayaran visa paling murah, yaitu untuk visa dengan masa berlaku 3 bulan, 1 kali saja diperbolehkan masuk wilayah Cina, dan dengan jadwal pengurusan visa normal (4 hari kerja). Perincian dari biaya ini adalah : Biaya visa sebesar Rp. 300,000,- dan biaya service aplikasi sebesar Rp. 240,000,-

Setelah menyelesaikan pembayaran, gue pun menerima bukti pembayaran (Receipt). Dengan bukti pembayaran inilah gue menuju loket berikutnya, dan mengambil paspor gue...tentunya dengan stiker Visa Cina di dalamnya. Terharu....impian masa kecil gue untuk ke Cina sekonyong-konyong membentang di mata, demi melihat visa Cina di paspor. Gue membeli tiket pesawat ke Cina sejak Oktober 2014. Setelah itu gue cuek dan selalu berpikir jadwal perjalanan gue masih lama...namun dengan Visa di tangan, euforia menyambut perjalanan Cina gue langsung terasa.

China, I'm coming !

No comments :