I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Sunday, October 25, 2015

Sekeping Kenangan Beijing (Hari Pertama)

11 Oktober 2015
Hari yang mungkin sudah puluhan tahun gue nanti pun akhirnya tiba. Pagi ini gue akan berangkat menuju Kuala Lumpur, dan malam nanti perjalanan akan gue lanjutkan menuju Beijing. Gue membeli tiket pesawat AirAsia tujuan Beijing tepat setahun yang lalu, Oktober 2014, total Rp. 3,099,000 (sudah termasuk airport tax) untuk rute : Jakarta - Kuala Lumpur - Beijing - Kuala Lumpur - Jakarta.

Mengapa kali ini Beijing ? Begini...Gue memang sudah sejak lama terobsesi menginjakkan kaki di negeri Cina...inspirasinya sederhana, yaitu karena sejak kecil tontonan gue adalah serial-serial kungfu klasik Cina (buatan Hongkong), sebut aja yang paling fenomenal : Trilogy Condor Heroes : Legend of Condor Heroes (jagoannya bernama : Kwe Cheng....pendekar paling populer yang gue 'kenal' sejak masa kecil dan akan selalu gue ingat sampai kapan pun. Alkisah jaman baheula dahulu sampai ada tebak-tebakan : Kue apa yang ngga bisa dimakan ? Kue basi ? Kue busuk ?? Salah!! Jawaban yang benar adalah Kwe Cheng!). Lalu berikutnya ada serial Return of Condor Heroes/Pendekar Rajawali (dengan tokoh fenomenalnya : Yoko dan Bibi Liong). Dan bagian terakhir dari trilogi ini adalah serial To Liong To atau Pedang Pembunuh Naga (dengan jagoannya bernama Tio Bu Ki). 

Gue dibesarkan di tengah maraknya tontonan serial-serial menarik ini yang secara ngga langsung membuka cakrawala mengenai sebuah negeri unik dan indah di belahan dunia lain entah dimana, dengan cerita sejarah dan budayanya yang kaya dan menarik.

Beberapa tahun lalu (mungkin tahun 2012), gue juga membaca novel berjudul The Empress Orchid karya Anchee Min. Ini mungkin salah satu novel favorit gue sepanjang masa....mengenai kisah seorang selir kaisar Hsien Peng pada masa Dinasti Qing bernama Orchid yang bertangan besi serta berkuasa. Kisah ini mengambil lokasi di Forbidden City alias Kota Terlarang. Cerita yang indah dan sarat cerita sejarah ini sukses membuat gue terobsesi : Gue harus ke Forbidden City ! 

Kembali ke perjalanan panjang gue menuju Beijing, gue tiba di Kuala Lumpur hampir jam 12:00. Gue sempat transit di KLIA2 sekitar 7 jam. Pesawat yang akan mengantarkan gue menuju Beijing berangkat meninggalkan Kuala Lumpur tepat jam 19:00. 

Transit di KLIA2

12 Oktober 2015
Setelah menempuh perjalanan sekitar 6 jam, akhirnya gue tiba di Beijing Capital International Airport sekitar jam 01:00. Tiba di airport, gue melewati pemeriksaan imigrasi dengan lancar, karena gue sudah mengurus visa Cina jauh - jauh hari (Mengurus Visa Turis Ke Cina). 

Dini hari itu, gue ngga langsung meninggalkan airport, melainkan melewatkan malam dengan tidur di ruang tunggu airport. Gue menemukan spot untuk tidur yang lumayan nyaman, namun kenyamanan gue sedikit terganggu dengan dinginnya kondisi saat itu....entah karena AC ruangan, atau karena memang cuaca Beijing yang sudah bersiap menunggu musim dingin.

Sekitar jam 06:00 gue bangun dan membersihkan diri di toilet Airport. Gue pun meninggalkan airport untuk mencari Beijing Saga International Youth Hostel, dengan menggunakan shuttle bus di platform 3 airport yang berangkat meninggalkan airport sekitar jam 07:00. Sesuai dengan petunjuk yang dibekali oleh pihak Hostel, seharusnya shuttle bus ini mengantarkan gue hingga Beijing Central Railway Station. Namun entah mengapa bus malah berhenti di Beijing South Railway Station. Petualangan menantang di kota Beijing pun dimulai saat itu juga. Gue langsung menemukan tantangan paling berat ketika berada di negeri ini : kendala bahasa. Gue mungkin agak meremehkan masalah kendala bahasa ini sebelum tiba di Cina, jadi gue benar-benar shock dengan sulitnya 'bertahan hidup' di Cina tanpa memiliki kemampuan berbahasa lokal. Kesasar di Beijing, dalam keadaan letih, ngantuk dan lapar, dengan dibebani 2 buah ransel berat, tidaklah nyaman. Namun ini ditambah lagi dengan kesulitan bertanya ke warga lokal mengenai arah dan petunjuk menuju hostel yang terletak di Jalan Shijiahutong, karena kendala bahasa, membuat situasi semakin horor. Ternyata kebanyakan warga lokal ngga mengerti bahasa Inggris. Kendala ini membuat mereka juga kesulitan ketika hendak membantu. Tantangan ditambah lagi dengan seluruh petunjuk jalan, fasilitas publik dan termasuk bus umum yang tertulis dalam huruf Cina. 

Kesasar di Beijing South Railway Station
Tepat di saat mendekati titik frustasi akhirnya gue mendapatkan petunjuk untuk menuju Jalan Shijiahutong, yaitu dengan menggunakan bus No. 106. Bahkan ketika menaiki bus pun kondisinya ngga semudah yang gue pikir. Gue berusaha menanyakan ongkos bus, dan sang kondektur perempuan balik bertanya, dalam bahasa Cina. Sebenarnya intonasi warga lokal agak membingungkan buat gue, karena gue ngga ngerti apakah mereka sedang bertanya, sedang menjawab, sedang marah, atau ekspresi lainnya yang semuanya diucapkan tampak sama (menurut telinga gue). Untunglah gue terbantu dengan informasi yang tertera di dekat pintu bus, yaitu halte-halte dimana bus akan berhenti, yang ditulis dalam huruf latin.

Dengan perjalanan yang cukup dramatis karena selain gue harus menahan pegal dan lelah berdiri di dalam bus, ditambah seluruh penumpang bus sempat dioper ke bus lainnya karena masalah teknis, akhirnya tibalah gue di kawasan Dengshikou. Kawasan ini seperti pusat kota dimana banyak dipenuhi dengan bangunan - bangunan pusat belanja, kantor dan hotel besar. 

Gue pun akhirnya juga menemukan Jalan Shijiahutong, dan dengan berjalan kaki lebih dari 600 meter, gue tiba di  Beijing Saga International Youth Hostel. Gue segera check in, naik ke kamar, mandi dan beristirahat sejenak. Sejujurnya, segala tantangan dan kesulitan selama 3 jam yang gue harus lalui dalam perjalanan dari airport menuju hostel tadi pagi cukup membuat gue trauma dan enggan meninggalkan hostel. Namun berhubung jadwal gue sudah terlambat dan banyak hal yang harus gue jelajahi hari ini, maka setelah beristirahat sejenak, gue pun meninggalkan hostel. Setelah mendapatkan informasi dari browsing-browsing (berkat wifi dari hostel), ditambah mempelajari peta Beijing yang gue ambil secara gratis di Airport dan...puji Tuhan...informasinya dalam huruf latin, akhirnya gue melangkahkan kaki keluar dari hostel... Tujuan gue hari ini adalah mengunjungi Summer Palace.

No comments :