Dari Thewet Pier gue kembali naik kapal, bukan pulang ke Chang, tapi ke Satorn. Target gue berikutnya adalah Jim Thompson Mansion. Sebenernya gue udah laper banget (laper mulu..), tapi untung gue bawa bekal biskuit Regal (dari Jakarta) dan sebotol air mineral di tas, jadi bisa ngemil buat ngeganjal perut yang dangdutan, sambil jalan.
Tiba di Satorn Pier, gue ke Saphan Taksin Station dan naik BTS ke National Stadium Station. Thanks God, nyari Jim Thompson Mansion sama sekali ngga susah. Karena dari National Stadium Station pun petunjuk keberadaannya udah kelihatan. Jim Thompson Mansion letaknya bukan tepat di pinggir jalan besar tapi jalan kecil Soi Kasemsan 2, yang ada di Rama 1 Road.
Setelah berjalan kaki sekitar 5 menit, akhirnya tiba di gerbang rumah Pak Jim Thompson yang bergaya tradisional Thailand, didominasi oleh kayu berwarna merah. Pak Jim Thompson adalah orang USA kelahiran 1906, yang berprofesi sebagai arsitek, dan menjadi sukarelawan US Army. Ketika ditugaskan ke Bangkok, Pak Jim jatuh cinta (ciieeeeeee...) sama kota ini dan memutuskan tinggal menetap di sini.
Pak Jim menaruh perhatian besar pada kerajinan tenun tangan sutera, dan dianggap berjasa karna udah memajukan industri kerajinan sutera Thailand dan mengenalkannya pada dunia international.
Tragisnya, Pak Jim menghilang secara misterius di Cameron Highlands, Malaysia, tanggal 26 Maret 1967, dia ngga pernah ditemukan, dan ngga meninggalkan petunjuk apapun mengenai keberadaannya sampe saat ini.
Untuk masuk ke rumah Pak Jim, harus bayar tiket seharga 100 bath. Abis beli tiket, pengunjung harus menunggu group tour sesuai dengan bahasa tour guide yang dipilih. Gue milih bahasa Inggris dan harus menunggu sekitar 15 menit stafnya. Asyiknya, selama menunggu gue boleh liat - liat taman mansion yang asri, hijau dan teduh banget.
Gue keasyikan liat - liat tamannya Pak Jim, dan tiba - tiba tour guide manggil peserta group T, groupnya gue, untuk mulai tour. Tour dimulai dengan...melepas alas kaki. Bagus deh...biar sendal jepit gue yang kotor dan dekil itu ngga ngotorin lantai rumah Pak Jim. Abis itu...masukkin barang - barang ke loker yang disediakan, termasuk kamera.
Tour guide menunjukkan satu persatu ruangan rumah Pak Jim. Gue terkagum - kagum ngeliat perabotan rumah yang mengisi setiap ruangan. Jelas terlihat kalo pemiliknya pasti seseorang yang mengerti dan menjunjung seni setinggi - tingginya. Kadang pengunjung ketawa mendengar penjelasan tour guide, mengenai perabot - perabot unik yang ada di rumah Pak Jim. "Oohh...? Really...?? Hahahaha...!!" itu kata - kata yang paling sering terucap dari bibir pengunjung di group gue. Kalo gue, cuma mata gue doang yang sibuk mengamati rumah Pak Jim dan segala pernak - perniknya...paling sesekali gue teriak dalam hati, "Sumpe lho ? Gileee...keren abieezzz!! Oo Em Jiiii !!"
Tour pun berakhir, saking puasnya pengunjung sampe bertepuk tangan segala .
Abis itu, gue ngga langsung meninggalkan rumah Pak Jim. Mula - mula gue ke WC, untuk bersih - bersih, setelah itu gue ke bangunan lain di dalam area rumah Pak Jim. Kebetulan saat itu lagi berlangsung pameran astrologi bertema Golden Tiger / Hidden Monkey di The Jim Thompson Art Center (TJTAC). Di dalam ruang pameran hampir ngga ada pengunjung laen, cuma ada seorang petugas yang asyiknya sangat ngebantu kalo gue mo motret.
Setelah berputar - putar di dalam TJTAC, baca ini itu, info yang gue dapatin adalah : gue bershio kambing, dengan karakter :
creative (kayaknya agak tepat)
refined (what's this ? sopan ? tergantung)
gentle (benar - benar.....salah total !)
patient (salah orang, not me)
trendy (dalam hal ?)
sometimes indecisive (better 'sometimes' than 'always')
shy (really ? me ?)
merciful and caring (I am !! )
lonely (kadang - kadang)
prudent (bijaksana...hopefully lha !)
It is very difficult for them to fall in love. But once they are in love they will love deeply and romantically (agree !! agree ! agreeeee !! )
superstitious (I'm a superstitious girl, I' m the worst in the world ~by Desree...yes, that's me !!)
Selain itu, disediain juga sample - sample wewangian yang cocok buat masing - masing shio. Khusus untuk kambing people, wewangian yang cocok adalah minyak esensial citrus dan sejenisnya, dengan aroma asam seperti jeruk, yang bisa menenangkan kambing people. Karena gue seneng banget dengan aroma minyak esensialnya, gue olesin tuh minyak sebanyak mungkin ke kaos gue, mumpung sepi banget di ruang pameran, jadi gak ada yang liat. Maklum deh, perjalanan panjang, cuaca panas, keringetan....gue butuh aroma yang segar - segar biar semangat lagi, sekaligus.....mengurangi bau keringat yang menempel di kaos gue .
Tiba di Satorn Pier, gue ke Saphan Taksin Station dan naik BTS ke National Stadium Station. Thanks God, nyari Jim Thompson Mansion sama sekali ngga susah. Karena dari National Stadium Station pun petunjuk keberadaannya udah kelihatan. Jim Thompson Mansion letaknya bukan tepat di pinggir jalan besar tapi jalan kecil Soi Kasemsan 2, yang ada di Rama 1 Road.
Setelah berjalan kaki sekitar 5 menit, akhirnya tiba di gerbang rumah Pak Jim Thompson yang bergaya tradisional Thailand, didominasi oleh kayu berwarna merah. Pak Jim Thompson adalah orang USA kelahiran 1906, yang berprofesi sebagai arsitek, dan menjadi sukarelawan US Army. Ketika ditugaskan ke Bangkok, Pak Jim jatuh cinta (ciieeeeeee...) sama kota ini dan memutuskan tinggal menetap di sini.
Pak Jim menaruh perhatian besar pada kerajinan tenun tangan sutera, dan dianggap berjasa karna udah memajukan industri kerajinan sutera Thailand dan mengenalkannya pada dunia international.
Tragisnya, Pak Jim menghilang secara misterius di Cameron Highlands, Malaysia, tanggal 26 Maret 1967, dia ngga pernah ditemukan, dan ngga meninggalkan petunjuk apapun mengenai keberadaannya sampe saat ini.
Untuk masuk ke rumah Pak Jim, harus bayar tiket seharga 100 bath. Abis beli tiket, pengunjung harus menunggu group tour sesuai dengan bahasa tour guide yang dipilih. Gue milih bahasa Inggris dan harus menunggu sekitar 15 menit stafnya. Asyiknya, selama menunggu gue boleh liat - liat taman mansion yang asri, hijau dan teduh banget.
Gue keasyikan liat - liat tamannya Pak Jim, dan tiba - tiba tour guide manggil peserta group T, groupnya gue, untuk mulai tour. Tour dimulai dengan...melepas alas kaki. Bagus deh...biar sendal jepit gue yang kotor dan dekil itu ngga ngotorin lantai rumah Pak Jim. Abis itu...masukkin barang - barang ke loker yang disediakan, termasuk kamera.
Tour guide menunjukkan satu persatu ruangan rumah Pak Jim. Gue terkagum - kagum ngeliat perabotan rumah yang mengisi setiap ruangan. Jelas terlihat kalo pemiliknya pasti seseorang yang mengerti dan menjunjung seni setinggi - tingginya. Kadang pengunjung ketawa mendengar penjelasan tour guide, mengenai perabot - perabot unik yang ada di rumah Pak Jim. "Oohh...? Really...?? Hahahaha...!!" itu kata - kata yang paling sering terucap dari bibir pengunjung di group gue. Kalo gue, cuma mata gue doang yang sibuk mengamati rumah Pak Jim dan segala pernak - perniknya...paling sesekali gue teriak dalam hati, "Sumpe lho ? Gileee...keren abieezzz!! Oo Em Jiiii !!"
Tour pun berakhir, saking puasnya pengunjung sampe bertepuk tangan segala .
Abis itu, gue ngga langsung meninggalkan rumah Pak Jim. Mula - mula gue ke WC, untuk bersih - bersih, setelah itu gue ke bangunan lain di dalam area rumah Pak Jim. Kebetulan saat itu lagi berlangsung pameran astrologi bertema Golden Tiger / Hidden Monkey di The Jim Thompson Art Center (TJTAC). Di dalam ruang pameran hampir ngga ada pengunjung laen, cuma ada seorang petugas yang asyiknya sangat ngebantu kalo gue mo motret.
Setelah berputar - putar di dalam TJTAC, baca ini itu, info yang gue dapatin adalah : gue bershio kambing, dengan karakter :
creative (kayaknya agak tepat)
refined (what's this ? sopan ? tergantung)
gentle (benar - benar.....salah total !)
patient (salah orang, not me)
trendy (dalam hal ?)
sometimes indecisive (better 'sometimes' than 'always')
shy (really ? me ?)
merciful and caring (I am !! )
lonely (kadang - kadang)
prudent (bijaksana...hopefully lha !)
It is very difficult for them to fall in love. But once they are in love they will love deeply and romantically (agree !! agree ! agreeeee !! )
superstitious (I'm a superstitious girl, I'
Selain itu, disediain juga sample - sample wewangian yang cocok buat masing - masing shio. Khusus untuk kambing people, wewangian yang cocok adalah minyak esensial citrus dan sejenisnya, dengan aroma asam seperti jeruk, yang bisa menenangkan kambing people. Karena gue seneng banget dengan aroma minyak esensialnya, gue olesin tuh minyak sebanyak mungkin ke kaos gue, mumpung sepi banget di ruang pameran, jadi gak ada yang liat. Maklum deh, perjalanan panjang, cuaca panas, keringetan....gue butuh aroma yang segar - segar biar semangat lagi, sekaligus.....mengurangi bau keringat yang menempel di kaos gue .
No comments :
Post a Comment