Jika mendengar kota "Bogor" salah satu hal yang terlintas di pikiran gue pertama kali
adalah Serabi Pak Tohir yang ada di Gang Roda, Surya Kencana. Gue udah
mengenal dan mencicipi serabi ini sejak beberapa tahun silam.
Belakangan gue kembali rajin berkunjung ke Bogor setiap hari Minggu,
selain untuk ikut kebaktian pagi di Gereja Zebaoth, juga untuk bisa
berkesempatan menikmati surabi ini tentunya.
Di warung tendanya yang terbilang sangat sederhana dan alakadarnya, Pak Tohir menyajikan 2 hidangan jajanan andalannya : serabi dan colenak. Untuk menu minuman, beliau menawarkan teh tawar hangat, es kelapa dan es jeruk. Menu - menu ini belum berubah sejak 10 tahun lalu saat gue pertama datang ke sini. Kenikmatan serabi dan colenak buatan Pak Tohir, menurut gue, belum ada tandingannya. Itu adalah cita rasa yang lahir dari 30 tahun pengalamannya membuat dan menyajikan kedua menu jajanan tersebut. Pak Tohir tidak tergoda untuk menciptakan variasi rasa dan menu, seperti pusat - pusat jajanan yang banyak tersebar.
Beliau konsisten dengan rasa orisinil yang dibuatnya dari bahan - bahan terbaik yang diolah dengan cara sederhana pula. Misalnya beberapa tahun lalu, sebagai bahan serabi, Pak Tohir masih menggunakan tepung beras yang ditumbuknya sendiri. Memang sekarang hal itu tidak bisa dilakukan lagi, mengingat kondisi fisiknya yang semakin tua dengan tenaga yang telah berkurang. Untuk kuah gulanya, Pak Tohir mengaku hanya menggunakan gula aren asli, bukan sekedar gula merah, karena menurutnya gula aren memberikan rasa manis yang lebih kuat dan pas untuk kuah surabi dan colenaknya. Surabi dan Colenak akan disajikan dengan teh tawar hangat yang sangat pas untuk menetralkan rasa manis. Perpaduan yang sempurna.
Di warung tendanya yang terbilang sangat sederhana dan alakadarnya, Pak Tohir menyajikan 2 hidangan jajanan andalannya : serabi dan colenak. Untuk menu minuman, beliau menawarkan teh tawar hangat, es kelapa dan es jeruk. Menu - menu ini belum berubah sejak 10 tahun lalu saat gue pertama datang ke sini. Kenikmatan serabi dan colenak buatan Pak Tohir, menurut gue, belum ada tandingannya. Itu adalah cita rasa yang lahir dari 30 tahun pengalamannya membuat dan menyajikan kedua menu jajanan tersebut. Pak Tohir tidak tergoda untuk menciptakan variasi rasa dan menu, seperti pusat - pusat jajanan yang banyak tersebar.
Colenak |
Memasuki warung tenda Pak Tohir seakan - akan memasuki mesin waktu, yang membawa gue ke masa lampau, dimana hanya ada kesederhanaan, baik yang tercermin dari sikap Pak Tohir si pemilik warung, maupun peralatan dan perlengkapan sangat konvensional di setiap sudut. Juga tersirat dari cara penyajian yang sangat sederhana, tanpa kerumitan maupun suara gaduh. Tidak ada suara bising bersahut - sahutan, karena Pak Tohir menjaga warungnya dan melayani pelanggan hanya sendirian. Selain itu, yang membuat gue betah adalah keramahan Pak Tohir baik kepada pelanggannya maupun kepada siapa saja yang melewati warungnya. Setiap orang yang melintasi warungnya pasti akan saling berinteraksi, bertegur sapa, mulai dari sekedar menanyakan kabar masing - masing, dan obrolan - obrolan ringan sesama warga sekitar.
Surabi |
Soal harga, sangat terjangkau dan tidak akan menguras kantong. Harga seporsi colenaknya Rp. 7,000 dan seporsi serabi (2 biji) Rp. 3,000. Teh tawar hangat gratis. Pak Tohir nampaknya konvensional dalam segala hal, termasuk menentukan harga jualannya, yang tidak dipengaruhi oleh embel - embel kenaikan harga BBM, laju inflasi dan hal lainnya.
Untuk menuju warung Pak Tohir tidaklah sulit. Cukup naik komuter line jurusan Bogor, kemudian dari stasiun Bogor naik angkutan umum warna hijau No. 02 jurusan Sukasari - Bubulak, dan turun di Gang Roda, Surya Kencana. Menu yang orisinil dan nikmat, harga yang murah meriah, dan lokasi yang sangat terjangkau, adalah sebagian dari keistimewaan warung Pak Tohir yang bikin gue, dan pelangan setia lainnya, selalu ingin mampir.
No comments :
Post a Comment