I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Sunday, June 03, 2018

Tiga Malam Di Semarang (Hari Kedua)


27 Mei 2018.

Niat awalnya pengen berlama - lama di kasur, buat balas dendam tidur kurang nyaman di kereta kemarin. Tapi berhubung gue terlalu bersemangat karena pagi ini waktunya ibadah di Gereja GPIB Immanuel alias Gereja Blendug di kawasan Kota Lama, jadi tetep aja gue bangun ekstra pagi.

Gue menuju Gereja Blendug menggunakan Gojek. Gojek tuh emang andalan buat berwara - wiri selama di Semarang ini. Selain mudah, cepat, ongkosnya murah banget....kemana - mana standardnya Rp. 4,000.

Karena kepagian sampai di Kota Lama, gue masih harus nunggu beberapa saat di luar gereja. Sempat jalan kaki sekitar Kota Lama juga, tapi karena saat itu sedang ada proyek renovasi jalur pedestrian, gue kesulitan untuk menyusuri jalan - jalannya. Dan untuk mengisi waktu sampai dengan jadwal kebaktian yang mulai jam 09:00 pagi, gue naik becak untuk berkeliling Kota Lama. Kelar tour becak, gue pun memasuki bangunan gereja. Gerejanya tua dan antik namun tetap megah, dibangun sekitar tahun 1753. Begitu berada di dalamnya, gue kaget karena ternyata ngga seluas yang terkesan dari luar. Interior yang ada di dalamnya mengingatkan akan gereja - gereja tua yang pernah gue datangi di Jakarta. Kursi jemaatnya yang terbuat dari rotan dan kayu, seperti yang terdapat di Gereja Pniel, alias gereja Ayam, di kawasan Pasar Baru. Mimbar Pendetanya seperti di Gereja Sion, kawasan Kota. Orgelnya seperti di Gereja Immanuel, Gambir, dan juga Gereja Sion, Kota. Susunan tempat duduk dan bentuk gerejanya yang bundar, mengingatkan gue akan Gereja Immanuel, Gambir, tapi Gereja Blendug jadi kayak versi kecilnya. Unik dan keren banget.

Selesai kebaktian, gue melesat menuju Pusat Oleh - Oleh Bandeng Djuwana lagi. Pas belanja oleh - oleh semalem, gue penasaran begitu lihat ternyata ada restoran di lantai dua bangunannya. Semakin penasaran lagi pas tahu kalo restorannya menyajikan berbagai menu ikan bandeng. Jadi siang itu gue memesan 3 lauk sekaligus, semacam orang kalap dan kelaparan : bandeng suir, asam - asam bandeng, dan bandeng goreng. Semuanya tanpa duri. Tentu saja gue gak bisa ngabisin semua lauknya, karena gue juga memesan seporsi nasi. Akhirnya sebagian gue bungkus untuk dibawa pulang, mungkin akan jadi menu makan malam gue nanti.

Siang itu kota Semarang panasnya dahsyat. Jadi setelah perut kenyang, gue kembali ke IB, dengan tujuan paling tulus dan murni : tidur siang. Tiba di IB, gue mandi dan santai di kasur. Sekitar jam 14:00, gue bersiap - siap untuk ninggalin hostel lagi. Dengan spontan gue memesan Gojek untuk mengantar ke Kampung Pelangi. Lagi - lagi ongkosnya Rp. 4,000 saja.

Begitu tiba di sana, rasanya pengen senyum dan ketawa mulu. Unik banget nih 'kampung'. Colourful banget! Bisa - bisanya warga sekampung, yang terdiri dari sekitar 230an rumah kompak dalam hal selera, dan sepakat mengecat rumahnya jadi warna - warni begini. Gue ngga ngerti rasanya tinggal di rumah yang dicat warna - warni, di tengah lingkungan yang semuanya warna - warni juga. Entah itu akan mempengaruhi hati gue jadi warni - warni selalu, atau malah bikin mata gue bakal lelah demi melihat semarak warna - warni dimana - mana. Yang jelas, melihat kampung pelangi di hadapan gue, sore ini cukup bikin hati gue girang karena rasanya kocak banget ngeliat kampung seunik ini.


Puas lihat-lihat Kampung Pelangi, termasuk dari Taman Kasmaran, tujuan berikutnya adalah ke Masjid Agung Jawa Tengah. Tujuan gue ke sini, selain karena penasaran lihat bangunannya yang indah seperti yang gue lihat di instagram, juga karena pengen lihat aktivitas warga yang pasti bakal ramai di situ untuk menyambut jam berbuka puasa. Jarak tempuh dari Kampung Pelangi lumayan jauh, ongkos Gojeknya aja agak lain dari biasanya : Rp. 9,000. Mendekati masjid, gue jadi sedikit ragu. Gue lupa mempertimbangkan kemungkinan jika masjid ini punya aturan khusus untuk pengunjung. Misalnya, apakah harus menggunakan pakaian tertentu seperti kerudung dan sebagainya. Tapi gue pasrah aja....Dan thanks God, semua pengunjung diperbolehkan mengunjungi komplek masjid.


Gue berada di area serambi masjidnya selama beberapa saat, untuk menikmati sore yang sangat menyenangkan. Saat itu komplek masjid, terlebih serambinya, dipenuhi warga yang sedang melakukan berbagai aktivitas. Ada yang sekedar berfoto-foto atau mengunjungi masjid bersama sanak keluarga dan sahabat. Tepat jam berbuka puasa, gue meninggalkan lokasi.

Oya, seharian ini meskipun traveling sendirian, gue tetap bisa mengabadikan acara piknik gue. Tentunya gue dibantu oleh orang - orang ramah dan baik hati yang gue temui dimanapun. Pas di gereja gue minta tolong difotoin oleh sesama jemaat gereja. Di Kampung Pelangi, ada seorang karyawan toko bunga yang ngga keberatan gue 'gangguin' beberapa kali buat motret. Pas di Masjid Agung, gue minta tolong ke gerombolan pemuda yang sedang ngabuburit di sana. Dengan sendirian dan butuh bantuan orang lain, justru membuka jalan buat gue bisa berinteraksi dengan orang - orang sekitar. Asyik khann? 

Tujuan berikutnya ke Mall Ciputra. Jadi setiap malam harus ke mall gitu ? Iyalahhh... Gue ngga terlalu lama di sana, karena mallnya terlalu sempit, menurut gue. Dan ketika gue mau makan malam, semua restorannya masih full. Lalu sekonyong - konyong gue teringat masih punya stok ikan bandeng tanpa duri di kamar hostel.

Gue pun kembali ke IB, dimana gue sempat menikmati makan malam berupa sepotong bandeng minus nasi. Kelar 'makan malam' gue beristirahat di ranjang super nyaman gue.

No comments :