I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Saturday, June 02, 2018

Tiga Malam Di Semarang (Hari Pertama)


25 Mei 2018.

Beberapa minggu sebelumnya gue udah beli tiket kereta ekonomi Jakarta (Pasar Senen) - Semarang (Poncol). Pas booking happy banget masih kebagian tiket, mengingat Selasanya (29 Mei) libur nasional. Jadi, gue cuma perlu cuti sehari, pas Seninnya.

Yang bikin gue tambah excited, trip kali ini gue akan sendirian. Tapi gue ngga khawatir, mengingat ini bukan trip gue yang pertama kali ke Semarang, melainkan ketiga kalinya. Kira - kira 4 tahun yang lalu gue menginjakkan kaki pertama kali di sini. Dan gue langsung jatuh cinta dengan kota ini. Gue suka dengan kotanya yang bersih dan tenang, terlebih, gue suka dengan penduduknya yang super ramah dan bersahabat. Kesan pertama yang menyenangkan banget itu, bikin gue pengen balik ke Semarang di lain waktu.

Trus, dua tahun lalu juga gue sempat mampir di Semarang, tapi ngga bermalam di sini, melainkan lanjut ke Lasem. Jadi kali ini, tujuan utama gue ke sini pengen refreshing dan menyegarkan pikiran, tanpa ngoyo pengen hunting tempat - tempat wisata di sini.

Jumat malam, kelar acara buka puasa bersama teman - teman kantor, gue langsung menuju Stasiun Senen. Kereta api yang akan gue tumpangi dijadwalkan berangkat jam 11:00 malam. Gue sampe mati gaya nunggu di stasiun. Akhirnya kereta berangkat tepat waktu, dan di dalam kereta gue melewatkan malam dengan tertidur.

Keretanya tiba di Stasiun Poncol, Semarang sekitar jam 6 pagi. Gue meninggalkan stasiun dan menunggu bus Putra Palagan tujuan Ambarawa di pinggir jalan. Ngapain ke Ambarawa ? Gue pengen ke Museum Kereta Api. Empat tahun yang lalu gue sempat ke sana, tapi ngga bisa masuk karena museum masih dalam tahap renovasi. Terusss.....harus sekarang banget ya ke Ambarawa ? Padahal masih ngantuk, cape dan belum mandi, khan ? Emang....tapi gue pikir - pikir belum tentu hostel yang gue booked nerima tamu check in dari jam 6 pagi begini. Ketika di Jakarta gue sempat telepon ke Imam Bonjol Hostel buat nanyain bisa super early check in atau ngga, tapi ngga diangkat. Jadi fix sudah rencana gue untuk langsung ke Ambarawa.

Untungnya gue gak harus menunggu lama, sang bus Putra Palagan pun nongol. Ongkosnya Rp. 10,000,- Gue sengaja duduk paling depan, sebelah Pak Sopir. Dari awal duduk, gue udah wanti - wanti ke Pak Sopir bahwa tujuan gue adalah ke Museum Stasiun Kereta Api Ambarawa, supaya Pak Sopir berhenti dan menurunkan gue di Tugu Palagan nanti. Gue berharap bisa tidur selama di bus, tapi karena terlalu bersemangat, yang ada mata gue melotot berbinar - binar menikmati perjalanan.

Akhirnya tiba di Tugu Palagan. Gue langsung naik ojek pangkalan, ongkosnya Rp. 7,000. Tiba di depan museum, gerbangnya masih ditutup dan baru akan dibuka tepat jam 9 pagi. Gue pun menunggu di depan gerbang *kasian banget....* dan ngga beberapa lama kemudian gerbang dibuka. Gue langsung semangat memasuki area museum, dan menuju loket pembelian tiket. Untuk masuk ke museum, tiket masuknya Rp. 10,000,- Tujuan utama gue sebenarnya naik kereta wisata ke Tuntang, dan begitu berada di dalam museum gue langsung bergegas ke loket penjualan tiket kereta wisata. Khusus selama bulan Ramadhan, jadwal kereta wisata hanya ada jam 11:00 dan jam 13:00 siang. Gue langsung beli tiket untuk kedua jadwal tersebut. Per tiketnya seharga Rp. 50,000,-. Gue pikir, penantian panjang selama 4 tahun untuk bisa ke sini, harus dibayar lunas dengan mengikuti semua jadwal keberangkatan kereta wisatanya dong...

Sambil menunggu jadwal keberangkatan kereta wisata yang jam 11:00 siang, gue asyik berkeliling museum. Ketika perut lapar meronta - ronta, gue sempat keluar museum untuk makan siang di warung soto dekat situ. Selain itu, gue juga sempat merebahkan badan sejenak di dalam kereta pustaka, yang dijadikan semacam perpustakaan kecil. Nyaman banget, karena dilengkapi dengan beberapa bantal bean, dan gue bisa santai di situ. Oya, ransel berat yang membebani hidup gue sejak semalam, gue titipkan di kantor kepala stasiun/museum.

 


Menjelang jam 11:00, lokomotif diesel seri D30124 pun merapat. Gue girang bukan kepalang, demi melihat si kereta tua berwarna kuning yang membawa dua gerbong berwarna hijau itu, dan langsung loncat naik ke kereta dan mencari tempat duduk. Begitu berada di dalamnya....duhh...sensasinya...berasa banget ke'antik'an keretanya, dengan bangku-bangku dan interior kayunya. Perjalanan menuju stasiun Tuntang pun benar - benar memanjakan kedua mata gue. Sepanjang perjalanan, gue disuguhi pemandangan alam nan indah berupa Gunung Merbabu, danau Rawa Pening dan daerah Ungaran. Selain itu rel keretanya membelah area persawahan penduduk yang saat itu nampak hijau subur. Ya ampun....andaikan pemandangan sehari - hari gue berkereta menuju kantor begini....gue bakalan semangat bangun pagi dan berangkat ngantor deh !

Stasiun Tuntang
Stasiun Tuntang

Tiba di stasiun Tuntang, penumpang dipersilahkan turun dan berkeliling stasiun yang ngga terlalu luas itu, sambil menunggu lokomotif dipindahkan ke posisi depan. Setelah itu, penumpang diminta untuk naik ke atas kereta lagi, dan perjalanan kembali ke Museum Ambarawa pun dimulai. Tiba di Museum Ambarawa, gue menuju Kereta Pustaka lagi untuk istirahat dan merebahkan badan lagi, sambil menunggu keberangkatan kereta jam 13:00. Tepat jam 13:00, gue sudah kembali berada di dalam kereta untuk menikmati perjalanan menuju stasiun Tuntang, untuk kedua kalinya! Tapi excimentnya ngga kurang sedikitpun. Rasanya gue lupa rasa ngantuk, lelah dan lengket di badan yang belum terguyur air bersih lebih dari 24 jam ini. Pokoknya happy aja selama perjalanan Ambarawa - Tuntang bolak - balik ini. 

Ketika lokomotif kembali merapat ke Museum Ambarawa, hati gue sekonyong - konyong galau. Langkah kaki gue mendadak berat meninggalkan museum, dan harus menempuh perjalanan lumayan panjang menuju kota Semarang. Hampir seharian berada di area museum yang kuno dan keren ini, dan sekarang gue harus memikirkan cara kembali pulang ke Semarang, bersama ransel gue yang super berat.

Dari depan museum gue naik mobil prona tujuan Bawen. Gue turun di Tugu Palagan untuk menunggu bus Putra Palagan. Setelah penantian cukup lama akhirnya sebuah bus jurusan Semarang nongol, dan gue pun naik. Ternyata tujuan akhir bus ini adalah ke Terminal Terboyo. Gue tertidur pulas sepanjang perjalanan, sampai ketika sang kenek ngebangunin gue dari tidur yang lelap. Saking kagetnya gue langsung spontan mau berdiri dan mengangkat ransel lagi. Tenyata perjalanan baru mau masuk pintu tol. 

Tiba di Terminal Terboyo, gue lanjut naik Trans Semarang. Ketika membeli tiketnya, gue wanti - wanti ke penjual tiket bahwa gue akan turun di Halte Udinus. Si penjual tiket mengingatkan gue untuk transit di halte Balai Kota nanti, dan menyambung Trans Semarang yang lewat Halte Udinus. Duh...rasa lelahnya langsung terbayang....harus turun naik bus lagi. 

Akhirnya gue tiba di Halte Udinus, berjalan kaki lurus sekitar 300 meter dan tiba di Imam Bonjol (IB) Hostel. Kelar urusan check in dan pembayaran, gue pun masuk ke dalam kamar super nyaman dan bersih, khas IB. Gue memilih untuk mandi terlebih dahulu, lalu istirahat di kasur. Gue ngga berlama - lama istirahat, kali ini gue pengen ke Paragon City Mall. Gue pengen cari makan malam. Kenapa ngga wisata kuliner khas Semarang ? Seperti tekad gue di awal, gue pengen nyantai dan ngga ngoyo berasa kayak turis selama di Semarang. Lagian wisata kuliner yang biasanya berupa warung - warung atau tempat makan pinggir jalan gitu, pada full semua pas jam berbuka puasa. Kalo nunggu sepi, gue bisa pingsan kelaparan. Gue kan alergi lapar.

Kelar makan malam, gue naik gojek ke Jalan Pandanaran, buat mampir di pusat oleh - oleh Bandeng Djuwana Elrina. Malam itu gue beli oleh - oleh baik untuk Ony, keluarga dan teman kantor, yang akan langsung dikirimkan via JNE oleh pihak Bandeng Djuwana. Sebenarnya gue orang yang paling anti ribet urusan oleh - oleh, tapi gimana ya....Semarang tuh oleh - oleh khasnya banyak dan enak-enak banget, jadi sayang untuk dilewatkan. Tapi berhubung gue berjanji untuk ngga akan merepotkan diri sendiri dengan urusan oleh - oleh ini, jadi gue selesaikan semua urusan beli - beli dan pengiriman paketnya ke Jakarta, malam ini.

Selesai belanja oleh - oleh, karena kaki sudah pegal maksimal, gue pun memutuskan untuk kembali ke IB. Selesai mandi, gue langsung merayap ke kasur empuk, dan tertidur dengan pulasnya.

No comments :