Pagi ini jadwalnya ke SinhTourist lagi, kali ini buat ikutan Cu Chi Tunnel Tour. Apa alasan gue pengen banget ke Ho Chi Minh ? Salah satunya Cu Chi Tunnel ini, yang informasinya pertama kali gue dapat dari salah satu artikel di Kompas. Hari ini stok sarapan ato makanan apapun yang bisa dikunyah udah abis, sementara perut pagi ini udah kelaparan banget. Berhubung tour kali ini dimulai jam 08.15, gue dan Rika masih punya waktu buat cari - cari warung makanan.
Di depan SinhTourist ada toko makanan roti - rotian yang sebenernya cukup menggoda gue buat nyobain dari kemarin. Tapi gue masih ragu - ragu buat mampir, karena gue udah cukup trauma nyicipin makanan Vietnam yang kurang cocok di lidah gue. Tapi berhubung toko roti ini adalah yang terdekat, mampirlah gue disana. Ternyata walopun bahan utamanya roti, tapi banyak banget menu pilihannya, terutama roti isi. Cuma, walopun gue nyaris ngiler buat mesen roti isi segala rupa (halal, non halal), tapi gue ngga jadi mesen, karena ternyata ngga pake dimasak ato dipanasin gitu. Aduuhhh...ngga ada lagi deh makanan dingin, apalagi kalo daging-dagingan. Rasanya mengerikan kalo udah mampir di lidah gue. Akhirnya gue cuma mesen roti croissant. Gue sempet ketawa geli sendiri waktu mo beli croissant ini. Mula - mula gue nanya ke penjualnya, "What's that ?" sambil nunjuk ke arah tumpukan croissant yang ada di etalase kaca.
Trus si penjual dengan ngga jelas ngomong semacam ,"K o c o n g". Itu yang bisa ditangkap kuping gue yang mungkin udah agak bolot ini. Gue langsung heran dan takjub, kok si penjual ngerti bahasa Indonesia, karena otak gue yang baru loading 50% pagi itu langsung mengansumsikan maksud si penjual bahwa roti itu kosong alias tanpa isi. Tapi pas otak gue loading udah 70% gue nyadar, bukan si penjualnya yang ngerti bahasa Indonesia, tapi guenya yang lemot. Gue pun nanya lagi,"Sorry, what's that??" Si penjual jawabannya masih sama "K o c o n g". Otak gue loadingnya mulai melemah kayaknya, kembali ke 40%. Gue langsung ilfil. Ternyata isinya babi. Ngga deh...sepagi ini sarapan seberat itu, mending kalo dipanasin ato dimasak dulu. Waitttt....gue asumsiin 'babi' karena gue pikir si penjual ngomong pake bahasa Perancis 'cochon'. Dan untuk ketiga kalinya gue tanya lagi, "What??" dan si penjual masih dengan sabarnya ngejawab, dengan jawabannya yang masih sama. Dan kali ini otak gue udah 100% connected, gue ngerti ternyata dengan lidah Vietnamnya si penjual bersusah payah ngomong "Croissant". Bahlulnya gue...
Akhirnya dengan modal 1 biji croissant tanpa isi, gue ikutan tour ke Cu Chi yang memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan.
Entah karena cukup kenyang karena baru sarapan, ato gue emang kurang tidur, sepanjang perjalanan menuju Cu Chi gue pun tertidur. Lumayan lhaa...karena gue butuh ekstra energi hari ini.
Tiba di area Cu Chi Tunnel, ternyata masing - masing peserta rombongan harus membeli tiket masuk sendiri sebesar 75,000 dong. Waduhh..di luar perkiraan gue tuh, padahal stok uang dong gue udah benar - benar tipiiiszzz. Pas ngantri beli tiket inilah, seorang cowo kurus berambut gondrong dan berpenampilan ala backpacker banget menyapa gue, "Dari Indonesia ya?". Wuiihhh...gue langsung girang gitu, karena bisa ketemu sesama orang Indonesia di negeri Vietkong ini. Namanya Made, dari Bali. Dan seperti dugaan gue, dia backpacker yang lagi dalam rangkaian perjalanan panjangnya menjelajah Asia. Bahkan gue ampe bingung sendiri dengan penjelasan ceritanya dia mengenai rute yang dia tempuh...dari Bali ke Jakarta, trus Thailand, trus ke Kamboja, masuk Vietnam, dan akan balik ke Kamboja lagi...ada rencana ke Cina...bla - bla - bla. Tujuan akhir, naek pesawat dari Bangkok menuju Jakarta. Gue bingung kok pola rutenya aneh bin ajaib. Apalagi ampe 2 kali masuk Kamboja, padahal orang Indonesia butuh bayar visa untuk ke sana. Tapi asik sih bisa ketemu Made, karena gue dan Rika punya temen ngobrol dan tentunya asisten baru buat foto - foto.
Seperti kebiasaan gue kalo tiba di tempat yang bikin gue penasaran dan menggebu - gebu banget pengen singgahi, rasa haru biru pun datang. Lagi - lagi, Tuhan baek banget ngasih hadiah istimewa buat gue. Padahal sampai pertengahan tahun 2009 ini gue ngga ada rencana untuk menginjakkan kaki di negeri Om Ho, tapi ternyata di akhir tahun gue malah dikasih kesempatan untuk mampir di sini. Motivasi gue sederhana, ngeliat Cu Chi Tunnel. Abis, Vietnam kan identik banget sama perang. Dari kecil gue kenal Vietnam cuma dari film - film perang Vietnam : Born on 4th of July, Platoon, Rambo (First Blood), serial Tour of Duty, ampe genre film komedi kayak Tropical Thunder. Di film - film perang itu selalu ada gerilyawan - gerilyawan Vietnam yang dengan heroiknya melawan tentara US. Dengan keterbatasan jumlah personil dan peralatan perang, tapi mereka juga terkenal dan unik karena strategi bawah tanahnya, yaitu dengan membuat lorong/terowongan dan bunker - bunker sebagai tempat aman dari serangan musuh. Dan yang ngga bisa gue lupa dari tontonan masa kecil yang agak sadis itu, gimana tentara Vietnam bisa menjebak tentara musuhnya dengan perangkap - perangkap yang mereka buat sedemikian rupa sampai keberadaannya ngga bisa diketahui oleh musuh. Dan disinilah gue, ngga sabar untuk menjelajah kawasan yang puluhan tahun silam jadi arena perang dan pertumpahan darah antara penjajah dan pejuang yang mati - matian memperjuangkan tanah mereka.
Tour dimulai dengan semacam pengenalan distrik Cu Chi ini, baik melalui penjelasan tour guide maupun pemutaran video super jadul. Cu Chi tunnel ini panjangnya mencapai 200 kilometer, yang dibangun oleh rakyat Vietnam di Cu Chi ini hanya dengan peralatan sangat sederhana. Terowongan dibangun sekitar tahun 1945 saat Perancis menjajah Vietnam. Tahun 1960an gantian US yang menyerang Vietnam, dan distrik Cu Chi ini menjadi pangkalan militer US yang saat itu berniat menghancurkan komunis di negeri ini. Terowongan ini benar - benar bikin tentara US kelimpungan, karena keberadaannya yang misterius dan kegagalan mereka berkali - kali dalam menghancurkan sistem terowongan ini.
Yang bikin gue takjub, bisa - bisanya rakyat Vietnam saat itu hidup di dalam bunker - bunker yang dipenuhi segala macam mahluk tanah itu. Bahkan, kalo situasi di 'atas' sedang benar - benar ngga aman, mereka bisa tinggal di dalam bunker berhari - hari tanpa keluar. What a life..
Rombongan diajak berkeliling lokasi tunnel, berupa bunker - bunker yang pada masa perang dijadikan tempat rapat, penyimpanan senjata, dapur, dll. Ada juga lokasi - lokasi dimana tentara Vietkong memasang jebakan - jebakan, yang sadisnya, cuma akan menyiksa tentara musuh, ngga mematikan. Seperti lubang berbentuk persegi panjang, dari atas nampak seperti tanah berumput biasa. Tapi begitu seseorang menginjaknya, 'tanah berumput' itu berubah menjadi semacam pintu yang siap terbuka dan akan menjebloskan siapa saja yang melangkah di atasnya. Di dasar lubang, telah menanti bambu - bambu tajam yang ditancapkan, siap menusuk siapapun yang masuk ke dalam lubang tersebut. Ngerinya....
Tiba saatnya rombongan masuk ke dalam salah satu pintu terowongan yang menurut tour guide panjangnya sekitar 40 meter sampai ke pintu keluarnya. Buat yang ngga berminat, boleh ngga ikutan. Kalo gue sih napsu pengen masuk terowongan. Udah jauh - jauh terbang dari Jakarta, mampir ke Singapore, lanjut ke Ho Chi Minh segala gittu lhoo ! Awal - awal memasuki terowongan, gue masih sok girang. Gue, Rika dan Made masih sempat becanda dan ketawa - ketiwi. Untuk melewati terowongan ini pengunjung cuma bisa jalan jongkok karena ketinggian dan lebar terowongan yang paling - paling cuma 80 sentimeter. Setelah beberapa langkah jongkok, gue mulai diserang panic attack. Gue baru sadar, ternyata berada di tempat gelap dan sempit, di bawah tanah pula, akan bikin gue ketakutan. Ditambah, gue udah kelelahan karena ngga terbiasa jalan jongkok. Sesaat gue sempat menyesali, kenapa body gue harus segendut ini, yang bikin perjalanan terowongan gue jadi terasa menyesakkan. Lama - lama pikiran gue makin paranoid, sempat terpikir, kalo gue pingsan di dalam terowongan, apa yang bakal terjadi. Gimana caranya memindahkan body gendut gue ini keluar dari terowongan sempit dan berliku yang entah kapan berakhirnya. Bagaimana pula nasib rombongan yang ada di belakang gue ?
Made sempat menghibur dengan ngajakin becanda, bahkan memotret gue sesekali. Tapi gue makin panik lagi karena orang - orang di belakang yang mungkin udah sama lelahnya dan berteriak - teriak "Keep movvviinnngg !!". Gue benar - benar cape, keringetan, dan ngga kuat jalan jongkok lagi. Gue pun ngesot, pokoknya yang penting gue masih bisa bergerak menuju pintu keluar. Itu ngga membantu, gaya berjalan apapun, ngga bikin kepanikan dan cape gue berkurang.
Tiba - tiba Made yang posisinya di depan gue, ngomong, "Cher, sorry ya, kayaknya gue mau kentut nih. Tadi pagi gue cuma makan jengkol doang kok..." Whhaaatttt....??!! Setelah itu dia ketawa - ketiwi. Ngga ada yang lucu buat gue saat ini. Bayangkan kalo itu benar terjadi....gue pasti bakal benar - benar mampuss...puss...pusss....di terowongan itu. Gue ngga bisa ngebayangin kegemparan yang bakal terjadi. Mungkin di headline - headline berita judulnya bakal "Telah Tewas Secara Tragis, Seorang Wisatawan Gembel Asal Indonesia di Terowongan Cu Chi, Vietnam". Dan di badan berita, mungkin bakal ada penjelasan, bahwa si wisatawan gembel itu tewas diduga karena mengirup gas beracun di dalam terowongan, dan menurut hasil penelitian lebih lanjut, gas beracun tersebut dicurigai mengandung unsur jengkol. Oh my God...!!
Akhirnya tiba juga di pintu keluar terowongan. Serasa melihat pintu surga. Seharusnya gue yang nyiptain lagu "Knocking on the Heaven's Door", karena gue yang tau banget gimana rasanya. Begitu tiba di luar, di alam bebas, gue pun menghirup udara sedalam - dalamnya, dan kelelahan gue berangsur hilang.
Tour masih berlanjut ke bunker - bunker lainnya. Di bunker dapur, tour guide ngejelasin gimana orang Vietnam doyan makan tikus. Bukan karena ngga ada bahan makanan, melainkan karena orang Vietnam suka rasanya yang mirip rasa daging kelinci. Trus si tour guide menjelaskan lebih detil mengenai daging tikus yang lezat banget ini di lidah orang Vietnam. Wedeewww... gue eneg banget ngedengerinnya...rasanya croissant yang gue makan tadi pagi bakal siap ngelompat keluar lagi dari perut gue.
Abis itu, rombongan pun menyelesaikan tur Cu Chi Tunnel, karena ini memang tour setengah hari saja. Benar - benar pengalaman seru yang gue dapat hari ini. Pastinya, gue seneng bukan main, karena satu lagi mimpi gue udah jadi kenyataan ! Thanks Jesus !!
1 comment :
HOAHAHAHAH
gw ketawa ampe keluar aer mata baca near death experience loe di tunnel cey hahahahaha...
-lany
Post a Comment