Pulang dari Cu Chi Tunnel, tiba kembali di SinhTourist, dibantu Made gue langsung nyari tukang ojek. Target gue kali ini adalah mencari tukang ojek yang mau ngantarin gue tour sekitar Ho Chi Minh ini selama 2 jam. Ada 5 lokasi yang mau gue kunjungi (meski dengan waktu minimalis) : Katedral Notre Dame, People Community Hall, Reunification Palace, War Remnants Museum, dan Art Museum. Untuk itu, gue harus nyari tukang ojek yang mau ngantarin gue dengan tarif maksimal USD 5.
Awalnya ngga ada tukang ojek yang mau dengan harga segitu, penawarannya melambung semua. Akhirnya karna gue udah cape nawar harga, dan gue pikir waktu gue bisa terbuang percuma di urusan debat kusir mengenai harga dengan para tukang ojek ini, gue bilang ke mereka kalo gue bakal jalan kaki aja. Akhirnya mereka pun menyerah, dan setuju dengan harga segitu, tanpa tip tambahan tentunya. Gue sama Made pun pisah, karena dia musti ke airport segera dan terbang ke Kamboja.
Lokasi pertama yang gue kunjungi adalah Fine Art Museum alias Bao Tang Ton Duc Thang yang ada di Jalan Pho Duc Chinh No. 97. Harga tiket masuk : 15,000 dong.
Awalnya ngga ada tukang ojek yang mau dengan harga segitu, penawarannya melambung semua. Akhirnya karna gue udah cape nawar harga, dan gue pikir waktu gue bisa terbuang percuma di urusan debat kusir mengenai harga dengan para tukang ojek ini, gue bilang ke mereka kalo gue bakal jalan kaki aja. Akhirnya mereka pun menyerah, dan setuju dengan harga segitu, tanpa tip tambahan tentunya. Gue sama Made pun pisah, karena dia musti ke airport segera dan terbang ke Kamboja.
Lokasi pertama yang gue kunjungi adalah Fine Art Museum alias Bao Tang Ton Duc Thang yang ada di Jalan Pho Duc Chinh No. 97. Harga tiket masuk : 15,000 dong.
Lokasi kedua, ke patung perunggu Bac Ho (Paman Ho) yang sedang duduk memangku seorang anak kecil, yang letaknya di seberang People Committee Hall. Akhirnya, sebelum pulang ke Jakarta bisa pamitan dulu sama tuan rumah, Paman Ho. Cuma 3 hari gue di Ho Chi Minh, gue langsung inget wajah si Paman Ho ini, karena potretnya ada di mana - mana...di uang, di kantor Pos, dan banyak lagi. Jabatan terakhir Paman Ho adalah presiden Vietnam Utara sampai tahun 1969. Namanya resmi digunakan untuk menamai kota yang awalnya bernama Saigon, mulai 1 Mei 1975.
Lokasi ketiga, People Committee Hall, di dekat Jalan Le Thanh Ton.
Lokasi Keempat Gereja Katedral Notre Dame Basilica. Bangunannya megah, dengan 2 menara setinggi 58 meter, dan di seberang katedral, di sebuah taman, berdiri patung Bunda Maria setinggi 5.8 meter.
Lokai keempat, kantor Pos Pusat yang letaknya bersisian dengan Katedral Notre Dame, yang lagi - lagi peninggalan jaman kolonialisme Perancis. Kantor posnya masih beroperasi, tapi emang dasar udah jadi salah satu ojek wisata Ho Chi Minh, suasana di dalam kantor pos bersih, tenang, dan nyaman banget. Begitu di pintu masuk, pengunjung disambut sama pohon Natal raksasa, masuk lebih dalam, lagi - lagi ketemu sama Paman Ho yang lukisan dirinya dalam ukuran jumbo tergantung di dinding bagian tengah kantor pos.
Lokasi kelima, Reunification Hall (Istana Merdeka). Harga tiket masuk : 15,000 dong. Tempatnya luas banget, sayangnya di setiap pintu masuk ruangan di dalam istana ini diberi pita merah yang artinya "Dilarang masuk yeeee...!" Jadi pengunjung cuma bisa memandangi isi ruangan dengan segala perabot mewahnya (sesuai dengan fungsi ruangan masing - masing) dari pintu.
Lokasi terakhir, War Remnants Museum, di Jalan Vo Van Tan. Isi dari museum ini yang paling mencolok adalah segala macam kisah korban perang Vietnam, makanya gue ngga tahan ngeliatin semua foto - foto dan artikel yang dipajang di dalam museum. Ngeri dan mengenaskan, abisnya... Sementara halaman depan museum dijadikan lahan parkir untuk pesawat tempur, helikopter, tank - tank, dan kendaraan perang lainnya, bahkan bom raksasa segala, milik US. Di bagian samping gedung museum terdapat "Tiger Cage", yang isinya kayaknya lebih 'mengerikan', ada guillotin peninggalan kolonial Perancis, contoh penjara yang dipake untuk mengurung tahanan Vietkong, foto - foto bayi yang lahir cacat korban penggunaan senjata kimia di masa perang, dll.
Akhirnya semua lokasi target gue tercapai, semua dalam waktu 2 jam kurang beberapa menit. Untungnya semua tempat itu lokasinya berdekatan, dan walopun kondisi lalu lintas di Ho Chi Minh ramai, macet dan kacau balau, tapi berhubung gue naek ojek, ngga ada kendala berarti.
Tujuan akhir gue adalah My Home. Sebenernya pagi tadi udah check out dari My Home, tapi gue dan Rika minta tolong ke Thao untuk titip tas. Gue ngga punya banyak waktu, karena udah harus segera ke airport. Saking traumanya gue ketinggalan pesawat, bahkan gue ngga kepikiran buat istirahat sejenak dan nyari tempat buat makan, padahal gue belum makan siang. Sebelum ke My Home gue ke toko roti di depan SinhTourist lagi, beli croissant lagi, trus nyari tukang ojek lagi. Kali ini tuh tukang ojek mengemban misi penting : nganterin gue ke airport.
Wuuuaaahhh.....cape dan laper bukan mainnn....tapi puas, dengan waktu sempit dan ongkos murah, tour Ho Chi Minh gue terlaksana sudah !! Makasih Yesus !!!
No comments :
Post a Comment