I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Thursday, April 28, 2011

22 April 2011 - Amazed by Angkor's Beauty

Pre Rup

SmileyJadwal hari ini dimulai dengan liat sunrise di Angkor Wat. Untuk itu, gue harus bangun jam 04.00 pagi, trus mandi, dan berangkat jam 05.00 dari Golden Temple. Mr. Sambo lagi yang akan jadi partner gue dan karena perjalanan hari ini akan jauh lebih panjang dari kemarin, gue harus bayar USD 18 untuk sewa tuktuknya.

Tuktuk pun melaju menuju Angkor Wat. Tiba di sana, udah banyak turis lainnya yang juga mengincar pesona matahari terbit di Angkor Wat, siap dengan kamera masing - masing. Cuaca pagi ini sangat bersahabat, jadi turis - turis yang datang ngga kecewa dan bisa menikmati indahnya langit Angkor Wat. Begitu langit mulai terang, gue meninggalkan danau, lokasi para turis berlomba mencari posisi yang paling pas untuk motret sunrise, dan berjalan menuju Angkor Wat. Angkor Wat masih sepi dan gelap. Asyik Smiley. Hari ini gue mengeksplorasi Angkor Wat lagi, tapi kali ini lebih leluasa karena baru beberapa orang yang tiba.

Puas di Angkor Wat, gue dan Mr. Sambo melanjutkan perjalanan, berturut - turut menuju Pre Rup, East Mebon, Bantey Srey, Tasom, Neak Pean dan berakhir di Preah Khan.

Sunrise di Angkor Wat

Pre Rup

Bantey Srey

Bantey Srey

East Mebon

East Mebon

Tasom

Tasom

Neak Pean

Preah Khan

Preah Khan

Preah Khan

Preah Khan

Dari semua temple yang gue kunjungi hari ini, Preah Khanlah yang berhasil bikin gue ketakutan setengah mati Smiley. Seperti di beberapa temple lainnya, begitu Mr. Sambo menurunkan gue di pintu masuk, dia langsung meninggalkan gue dan akan menjemput di pintu keluar...yang lokasinya entah dimana. Jalan menuju gerbang masuk Preah Khan tuh panjang banget...dengan pepohonan rindang di sisi kiri dan kanan jalan. Sepi bukan main. Gue belum liat ada turis lain, cuma ada beberapa anak kecil berjualan minuman, kartu pos, dan lain sebagainya.

Begitu melewati gerbang masuk, bukan bangunan temple utama yang gue liat, tapi justru hutan lagi yang jauh lebih rindang...dan gue sendirian...mencekam Smiley ! *lebay* Mau lari...percuma, karena jarak yang harus gue tempuh masih jauh...mau sok berani, harus ! Karena ngga ada pilihan lain, gue emang harus melewati hutan itu paling ngga untuk menuju gerbang keluar. Dalam situasi seperti ini, seperti biasa, gue cuma bisa pasrah dan berusaha mengusir rasa takut dengan bernyanyi - nyanyi kecil Smiley, lagu yang menenangkan buat gue..

Tenanglah kini hatiku, Tuhan memimpin langkahku
Di tiap saat dan kerja tetap kurasa tanganNya

Tuhanlah yang membimbingku, tanganku dipegang teguh
Hatiku berserah penuh, tanganku dipegang teguh
Smiley

Ada hal penting yang mungkin sering terlupakan oleh gue, bahwa alasan utama gue berani bekpekeran sendirian adalah karena gue tahu, kemana pun kaki gue melangkah, Yesus pasti nemenin dan ngejaga gue. Jadi seharusnya gue tetap tenang dan ngga takut Smiley.

Akhirnya gue tiba di bangunan utama temple. Tetap sepi, ngga ada pengunjung lainnya. Begitu banyak pepohonan menjulang tinggi dengan akar - akar raksasanya menjalar di antara bangunan temple...Indah banget sebenarnya....dan kesan mistisnya makin kuat.

Gue masuk ke bagian tengah temple, dan langsung lega, karena akhirnya mata gue bisa menangkap beberapa turis lainnya, walaupun ngga banyak.
Seru banget nih tempat...perasaan gue campur aduk : takjub, deg - degan, takut tapi penasaran Smiley.

Eksplorasi Preah Khan pun selesai. Gue tiba di pintu keluar dan dari kejauhan langsung ngeliat Mr. Sambo yang teriak "Hallooo Smiley !" sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke arah gue.


Dahsyattt...hari ini energi gue terkuras sempurna Smiley....selain banyaknya temple yang gue kunjungi, panjangnya jarak yang harus gue jalanin, ditambah pula dengan panasnya cuaca Siem Reap hari ini. Hati gue emang senang bukan main karena akhirnya rasa penasaran gue untuk menjelajah Angkor terwujud sudah. Tapi itu berarti gue udah mengeksploitasi habis - habisan kedua kaki dan punggung gue. Juga kulit gue sebenarnya...dengan celana pendek dan kaos lengan pendek, gue cuma bisa pasrah kulit gue terbakar sinar matahari. Hari ini, hari ketiga gue berpetualang, kulit gue udah...hitam absolut...Sia - sia sudah sunblock yang gue bawa.

Sorenya, gue kembali ke Golden Temple. Di presidential suite gue ngga langsung mandi, gue butuh beberapa saat untuk istirahat merebahkan badan dan meluruskan kedua kaki yang malang. Setelah tenaga terkumpul, gue mandi, ke ruang internet sebentar Smiley, trus seperti kemarin gue akan menyusuri River Road, kali ini minus night market. Gue mampir di Angkor Market buat belanja air mineral dan buah, trus ke Luck Bakery untuk beli roti diskon 50%. Abis itu kembali ke Golden Temple.

Luck Bakery

Jam 10 malam gue ada janji untuk massage di Golden Temple. Ini salah satu fasilitas kelas VIP lagi yang gue dapatkan, massage gratis selama 20 menit. Lumayan banget....pas sama kondisi kaki gue yang cape bukan main. Setelah dipijat, gue masuk ke presidential suite dan tertidur dengan pulasnya Smiley.



Wednesday, April 27, 2011

21 April 2011 - Jelajah Angkor Thom

Horeeee !! Hari ini waktunya hijrah ke Siem Reap Cambodia. Saking ngga sabar dan bersemangatnya gue mandi di toilet LCCT jam 03.30 pagi !

Dan lagi - lagi gue beruntung karena ngga ada petugas AirAsia yang mempermasalahkan tas gue. Sebenarnya sesuai peraturan penumpang hanya boleh membawa satu tas ke kabin yang beratnya ngga lebih dari 7 kg. Berat tas gue mungkin ngga sampe 7 kilo, tapi gue bawa dua ransel, satu di depan dan satu lagi di pundak gue.

Pesawat yang gue tumpangi mendarat dengan mulus di Siem Reap International Airport jam 07.50 pagi. Proses pemeriksaan imigrasi pun gue lalui dengan lancar, karena gue emang udah siap dengan visa Cambodia yang udah gue urus di Kedutaan Besar Cambodia di Jakarta. Pagi itu, pesawat AirAsia yang gue tumpangi adalah pesawat pertama yang mendarat, jadi airport masih sepi.

Begitu di pintu keluar, setiap penumpang langsung disambut sama puluhan orang yang siap menjemput. Mata gue berkeliling mencari sopir tuktuk yang jemput gue pagi ini. Dan gue langsung ngeliat seorang bapak usia 50 tahunan dengan wajah ramah tersenyum sambil bawa kertas dengan tulisan "Welcome, Cherry Sitanggang". Terharu nih...jadi serasa bukan bekpeker gembel kalo pake dijemput begini. Biasanya tiap mendarat di airport, gue harus mulai membuka peta dan informasi yang udah gue siapin, untuk mencari arah dan transportasi umum sendiri menuju hotel/hostel. Kali ini, sebagai bagian dari fasilitas sebagai tamu Golden Temple Villa, gue dijemput di airport.

Perjalanan dari airport ke Golden Temple hanya memakan waktu sekitar 30 menit. Tiba di Golden Temple, gue ngga bisa langsung check in, karena kamarnya masih harus disiapkan dulu. Di sini memang waktunya check out jam 12.00 siang, dan check in jam 14.00 siang. Gue diajak ke Golden Temple Restaurant dulu dan disajikan welcome drink. Terharu lagi...bekpeker gembel serasa jadi tamu VIP...pake welcome drink segala.

Sambil menikmati welcome drink, petugas Golden Temple membantu gue menyelesaikan proses check in dan pembayaran. Rate kamarnya USD 13 per malam. Kali ini gue akan punya kamar sendiri, karena Golden Temple ngga punya dorm room. Selain itu, gue akan punya WC sendiri...televisi sendiri...kulkas sendiri....jendela sendiri..lemari pakaian sendiri...selimut sendiri..handuk sendiri..air panas dan air dingin..dan 2 botol kecil air mineral setiap hari...juga, fasilitas internet gratis sepanjang hari. Gila...ini judulnya "mewah" buat gue.

Golden Temple Villa ini pertama gue kenal setelah gue ngirim pesan di wall facebooknya Backpacking Asia. Begitu gue nanya rekomendasi penginapan di Siem Reap, para backpacker dari berbagai negara langsung satu suara menyarankan untuk tinggal di sini. Golden Temple ini juga direkomendasikan oleh Lonely Planet...udah nilai plus tuh! Informasinya langsung bikin gue tergiur....walaupun sempat ragu karena gue masih menyimpan keinginan buat nginap di dorm room.

Tanpa harus menunggu sampai jam 14.00 siang, gue udah diperbolehkan masuk ke kamar. Begitu ngeliat kamarnya, gue girang bukan main. Kamar terkeren yang pernah gue tempati. Ini bukan kamar biasa, untuk gue yang biasanya berbagi ruang dan oksigen dengan para bekpeker lainnya di satu kamar. Untuk bekpeker segembel gue, ini presidential suite !

Ngeliat kasur yang gede dan empuk di hadapan gue, sebenernya rasa ngantuk langsung menyerang. Rasanya pengen balas dendam sama acara tidur gue yang belum puas di LCCT Kuala Lumpur semalem. Bayangin, udah tiduran di kursi, tengah malam gue dibangunin pula sama seseorang. Ternyata pihak pengelola airport lagi melakukan penyemprotan alias fumigasi di seluruh area LCCT. Terpaksa dengan mata ngantuk dan badan pegal gue seret kedua ransel gue dan pindah ke toilet untuk melanjutkan tidur di situ. Tapi pagi ini rasa ngantuk harus menunggu. Gue udah ngga sabar untuk ke Angkor. Jadi, setelah mandi, gue ke resepsionis untuk menunggu tuktuk yang akan ngantar gue berpetualang di Angkor hari ini. Untuk mini tour ke Angkor Thom hari ini, gue membayar USD 9.

Sopir yang akan ngantar gue adalah Mr. Sambo, yang menjemput gue di airport pagi ini. Tiba di pintu masuk Angkor, gue ke loket pembelian tiket. Ada beberapa pilihan untuk pembelian tiketnya. Ada tiket harian yang harganya USD 20 per hari. Bisa juga beli tiket 3 hari sekaligus seharga USD 40, atau tiket seminggu seharga USD 60. gue memutuskan beli tiket untuk 3 hari, karena sebenarnya gue masih terpikir untuk menyisakan waktu 2 hari untuk ke Phnom Penh.

Angkor tuh tenyata luas bukan main, jadi kayak kota di dalam kota buat gue. Bukan karena unsur modern, tapi karena luasnya. Di dalam Angkor sendiri, masih berupa hutan dengan pohon - pohon tinggi dan lebat...yang kadang suka bikin gue ngerasa ngeri. Saking luas dan banyaknya temple di Angkor ini, walaupun dipastikan banyak turis berkunjung tiap harinya, tapi di beberapa temple gue bisa jadi satu - satunya pengunjung. Dan lagi - lagi itu bikin gue sedikit takut. Jadi sejauh ini, di Angkor gue justru bertemu dengan sumber - sumber ketakutan gue : pohon tinggi, gelap dan sepi.

Tempat pertama yang gue kunjungi adalah Ta Phrom Temple. Mula - mula Mr. Sambo memberhentikan tuktuk di dekat sebuah pintu masuk temple. Trus dengan bahasa Inggris ala Cambodia yang sulit gue mengerti dia bilang akan jemput gue di ujung jalan. Gue langsung panik, maksudnya apa nih ? Ternyata Mr. Sambo akan jemput gue di pintu keluar temple ini. Di mana pintu keluarnya, Mr. Sambo ? Hhmm...gue turis dan baru tiba di Siem Reap kurang dari 3 jam nih! Trus gimana gue yakin kalo Mr. Sambo ngga akan ninggalin gue ?? Gue sempat panik. Tapi entah kenapa, gue langsung percaya sama Mr. Sambo...dan gue pikir masalah pintu keluar itu urusan nanti, gue lebih bersemangat untuk liat Ta Phrom Temple dulu. Yesus, temple nya keren banget...dengan batu - batu yang tersusun berantakan, pohon - pohon tinggi dimana - mana, bahkan seakan - akan akar - akar pohon berpelukan sama batu - batuan yang menyusun bangunan temple. Kesannya jadi anggun sekaligus mistis banget.

Di sini, urusan foto gue kombinasikan antara minta tolong orang dan pake tripod yang gue bawa dari Jakarta. Persiapan gue dari Jakarta emang matang, termasuk bawa tripod, karena gue ngga mau terlalu bergantung sama orang laen. Mengandalkan pertolongan orang lain sebenarnya salah satu "seni"nya bekpekeran sendirian, tapi kalo ngga ada orang lain yang bisa gue mintain tolong gimana ? Bawa tripod emang bikin repot dan cape buat gue yang belum terbiasa. Mau foto sekali aja harus setting - setting tripod dulu...pasang self timer 10 detik, lari ke posisi yang gue mau, trus... ceklekk!! Photo sample dulu, preview, kalo ngga puas ato posisinya ngga pas, diulang lagi...begitu seterusnya. Kadang untuk satu foto aja gue harus lari bolak - balik ke tripod. Dan gue harus super percaya diri, cuek kalo diliatin sama pengunjung lainnya.


Abis dari Ta Phrom Temple, Mr. Sambo ngantar gue ke Bayon. Dari kejauhan, pesona Bayon benar - benar menghipnotis gue...caellaahh ! Dan Bayon seketika langsung jadi temple favorit gue karena disini gue bisa melihat begitu banyak tower yang keempat sisinya berupa wajah yang kebanyakan tampak tersenyum. Wajah - wajah yang keliatan 'hidup' di mata gue. Bayon disebut melambangkan persimpangan antara surga dan dunia. Keindahan dan pesona Bayon emang kuat banget, karena itu gue betah berlama - lama di sini. Hampir 2 jam gue di Bayon, berkeliling, naik turun tangga...membalas senyum wajah - wajah di tower...

Abis dari Bayon, kedua kaki gue yang udah menunjukkan tanda - tanda kecapean, melangkah lagi ke temple - temple sekitar.

Dan terakhir, sebagai penutup petualangan gue di Angkor hari ini, Mr. Sambo mengantar gue ke..eng..ing...eng...Angkor Wat !! Berdiri dengan pemandangan Angkor Wat di hadapan gue, serasa berdiri di hadapan kartu pos, majalah, atau foto - foto di internet yang pernah gue browsing. Tapi kali ini yang gue lihat adalah nyata. Cuma perut gue yang kelaparan dan kaki gue yang pegal yang bikin gue sadar bahwa gue bukan sedang bermimpi. Gue di Angkor Wat. Tempat yang selama ini cuma bisa numpang lewat di mimpi gue. Kalo lagi ngga sabaran nungguin hari ini, hari keberangkatan gue ke Angkor Wat, yang gue lakukan biasanya browsing "Angkor Wat" di Google dan nanti bakal banyak foto - foto keren Angkor Wat muncul. Tapi yang ada di depan gue sekarang, jauh lebih indah dari semua foto yang pernah gue lihat.

Di dalam temple, mata gue dipuaskan oleh lebih banyak lagi keindahan di setiap sudut Angkor Wat. Selama di dalam temple, gue justru menghindari pusat - pusat keramaian, dan mencari tempat yang jarang pengunjungnya. Sore itu Angkor Wat emang ramai bukan main...banyak banyak group tour yang datang berkunjung...dan biasanya para turis ini fokus pada tower utama yang terletak di tengah. Kalo gue, justru menikmati berada di lorong - lorong sepi yang ada di sisi Angkor Wat...begitu tower utama mulai sepi, barulah gue ke sana.

Menjelang sore hari, Mr. Sambo pun mengantar gue kembali ke Golden Temple. Setelah gue mandi, gue kembali meninggalkan Golden temple dan kali ini tujuan gue adalah liat - liat night market. Night marketnya keren, rapi, bersih dan produk - produk yang dijual bervariasi. Tapi prinsip gue masih sama : "shopping is forbidden".

Abis dari night market, gue ke Angkor Market, semacam mini market. Setelah keluar masuk beberapa mini market di sepanjang River road, di Angkor Market inilah gue bisa mendapatkan air mineral Nestle dengan harga paling murah : USD 0.7 per botol isi 1.5 liter. Dari Angkor Market, gue mampir ke Luck Bakery. Toko roti favorit gue nih...setiap hari di atas jam 19.00 malam, bakal ada diskon 50% untuk hampir semua produk bakeri di sini. Lumayan, gue bisa dapat 4 roti isi daging seharga USD 1. Di Golden Temple ngga disediain sarapan, jadi gue harus menimbun persediaan makanan di kulkas.

Balik ke presidential suite, gue rebah di kasur, nonton sebentar...ada tipi kabel di sini, jadi gue ngga terjebak harus nonton acara - acara lokasi berbahasa Cambodia. Gue bisa nonton channel AXN, HBO, Star Movies, dll. Bahkan ada Indosiar segala dengan aneka macam sinetron - sinetron alaynya itu. Besok subuh gue udah harus bangun karena mau liat sunrise di Angkor Wat. Thanks Jesus...Everything happened to me today is miracle !

Saturday, April 23, 2011

20 April 2011 - KL Lagi....KL lagi....

Trip Siem Reap gue akan dimulai di Kuala Lumpur. Dari Kuala Lumpur, gue akan menumpang pesawat AirAsia lagi menuju Siem Reap. Siem Reap...impian gue beberapa tahun terakhir...mungkin 2 tahun. Saat gue mulai berteman dan berkomunikasi dengan para bekpeker...atau saat gue mulai, baik sengaja maupun ngga, suka lihat majalah - majalah wisata atau media lainnya. Entah yang mana duluan yang akhirnya "meracuni" otak dan hati gue, ampe bikin gue bertekad dan terobsesi untuk liat langsung Siem Reap yang fenomenal karena Angkornya itu. Tapi kayaknya majalah National Geographic yang paling provokatif memamerkan daya tarik Angkor. Biasanya gue baca NG kalo lagi di Gramedia. Dan, gue ke Gramedia kalo diajakin Ony. Berarti Ony juga bertanggung jawab sama obsesi terpendam gue akan Angkor.

Diam - diam, gue sering check harga promo ticket Siem Reap di webnya AirAsia. Rejeki emang ngga kemana...akhirnya gue dapat tiket super - duper murah, pas AirAsia lagi bikin promo IDR 0 tahun lalu. Semua IDR 0, baik tiket Jakarta - KL - Jakarta, maupun KL - Siem Reap - KL. Totalnya jadi IDR 105 ribu plus RM 98. Ini kayaknya pencapaian terbaik gue sepanjang tahun dalam hal menghamburkan duit. Gue ingat hari itu, gue bangun jauh lebih pagi dari biasanya..langsung mandi dan siap - siap berangkat ke kantor. Jam 5.30 pagi gue udah nangkring di warnet deket rumah, siap dengan kartu kredit plus kalender 2011, lengkap dengan copy Keputusan 3 Menteri mengenai Cuti Bersama 2011!

Kisah petualangan gue sebenernya selalu dimulai dari acara cari tiket murah di web AirAsia..karena proses ini butuh kerja keras dan ketekunan tingkat tinggi...cari - cari tiket murah di web, dapat tiketnya, tapi begitu mau melakukan pembayaran, web mendadak error...begitu udah kembali normal, tiket yang diincar udah ngga tersedia...begitu terus berulang - ulang. Kalau pun dapat, jadwal terbangnya masih lama, bisa 6 - 10 bulan ke depan...tapi itu 'seni'nya...there's no such thing as a free lunch, Cei !

Dan hari yang gue tunggu - tunggu pun tiba. Hari ini, untuk keempat kalinya dalam 2 tahun terakhir gue akan meluncur ke KL. Rasanya sensasional. Kombinasi antara senang, gembira, dan happy..(apa bedanya ??) Bukan karena KLnya, tapi Siem Reapnya itu. Kalo KL, udah hampir kayak Jakarta kedua buat gue. Gue udah agak percaya diri dan nyaman ngegembel di sana.

Misi gue di KL kali ini adalah melanjutkan pencarian Batu Caves. Sebelumnya, bulan Oktober tahun lalu pas pulang dari Hanoi gue sempat nyari jalan buat ke Batu Caves, tapi karena gue ngga punya modal informasi apapun, jadi waktu transit gue yang minimalis itu pun habis, sebelum gue bisa menemukan arah ke sana. Kali ini, gue udah pegang info lengkapnya.

Jadi begitu pesawat mendarat di LCCT, gue langsung naik SkyBus sampai KL Sentral. Di KL Sentral misi gue adalah nyari loker untuk simpan backpack gue biar gue bisa keliling KL dengan leluasa. Backpack gue titip di Coin Locker di KL Sentral, dengan beli koin seharga RM 5. Kelar urusan backpack, gue lanjut naik KTM Komuter tujuan Stesen Batu Caves. Gampang, cepat dan murah ternyata, tiket KTMnya pulang - pergi cuma RM 3. Gue cuma perlu ngelewatin beberapa stesen : Kuala Lumpur - Bank Negara - Putera - Sentul - Batu Kentonmen - Kampung Batu - Taman Wahyu - Batu Caves.

Tiba di sana langsung disambut sama patung Dewa Murugan raksasa berwarna keemasan setinggi 42 meter. Masuk lebih ke dalam lagi, kali ini disambut sama ratusan kera. Abis itu, pengunjung yang mau lihat gua, harus menaiki 272 anak tangga ! Dengan terseok - seok gue pun menaiki tangga satu persatu. Keringat mengalir deras, kaos basah dalam sekejap...Di dalam gua ada beberapa kuil dan tentunya ada lebih banyak kera lagi. Gue ngga terlalu lama di sini, karena emang ngga banyak hal bisa dilihat. Gue sempet tergoda untuk ikutan Cave tour. Tapi karena harganya mahal untuk gembel sekelas gue, RM 35 untuk 45 menit, gue ngga jadi ikutan. Setelah itu gue ambil langkah balik...itu berarti 272 anak tangga lagi. Total menjadi 544 anak tangga ! Di setiap langkah yang diiringi dengan setetes keringat, hati gue berusaha menghibur diri, "Bakar lemak, Cei...bakar lemak..."

Gue pun kembali ke Stesen Batu Caves, menuju KL Sentral lagi. Puas rasanya....hilang sudah rasa penasaran gue sama Batu Caves ini. Mission accomplished, Ceiiii !

Tiba di KL Sentral, kali ini gue naik LRT menuju KLCC. Seakan - akan udah jadi semacam ritual, tiap datang ke KL gue harus absen di menara kembar Petronas. Tapi selain itu, gue emang pengen juga liat KLCC Park di belakang menara kembar Petronas.

Puas menikmati sore di KLCC Park, ditambah hujan deras mengguyur, gue pun meninggalkan lokasi, tapi kali ini bukan ke KL Sentral, malah ke Pasar Seni.

Gue pengen ke Petaling Street. Ritual berikutnya. Gue punya kenangan mendalam dengan Petaling Street, jadi serasa gue kenal dekat banget daerah ini. Kali ini selain pengen bernostalgia, gue juga pengen cari warnet. Gue lupa untuk kirim konfirmasi ke Golden Temple Villa, kemarin. Gue harus kirim email lagi ke GTV untuk memastikan kedatangan gue, sekaligus booking tuktuk untuk hari pertama kedatangan gue di SR besok.

Abis dari warnet, menyusuri Petaling Street sebentar, beli buah plum (RM 10 untuk 6 buah plum), gue kembali ke KL Sentral. Gue pikir rasa cape, pegal dan lapar udah cukup untuk menghentikan langkah gue sampai KL Sentral aja. Ternyata ngga....gue malah melanjutkan perjalanan naik Monorail menuju Bukit Bintang. Misinya, cari makan siang dong...Tiba di Bukit Bintang, gue keluar masuk mall, tidak membeli sesuatu pun, keluar mall untuk menyusuri jalan di Bukit Bintang, kecapean, akhirnya memutuskan balik ke KL Sentral.

Di sini gue sempat makan di McDonald dan ambil backpack gue dari loker. Tadinya mau mandi juga, tapi tarif mandinya mahal : RM 5. Sebenarnya kulit gue udah lengket banget dengan keringat yang tadi bercucuran, mengering, dan bercucuran lagi...tapi karna tarif kamar mandi di sini mahal, gue batal mandi.

Akhirnya petualangan gue berakhir, gue naik Aerobus menuju LCCT. Tiba di LCCT, gue langsung nyari posisi di dekat McDonald, siap - siap untuk tidur. Walaupun bangku yang gue tidurin justru bikin badan makin pegal....walaupun pake rok (lagi centil)...tapi dalam beberapa menit setelah merebahkan badan di sederet bangku tunggu, gue pun langsung terlelap.