I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Monday, February 24, 2020

Menjelajah Yogyakarta Bersama Ojek Wisata (1)

Candi Plaosan Lor
Tanggal 10 - 14 Februari 2020 yang lalu gue berada di kota Yogyakarta untuk menghadiri national conference dari kantor. Seperti ketika event yang sama tahun lalu (di Bali) kali ini pun gue berniat untuk memperpanjang waktu kunjungan gue di sana, untuk trip pribadi. Agenda kantornya sendiri berlangsung 10 - 12 Februari 2020, dan gue memutuskan untuk kembali ke Jakarta tanggal 14 Februari 2020, artinya, gue punya dua hari untuk berkeliling menikmati Yogyakarta. Kali ini gue pengen menjelajah sendirian, ngga bergabung dengan group teman - teman kantor yang juga melakukan trip yang sama. Alasannya, gue pengen benar - benar menikmati perjalanan ini sendirian. Tantangannya, transportasi apa yang gue akan gue gunakan untuk menjelajah kota ini ? 

Setelah browsing informasi sana - sini, akhirnya gue menemukan yang namanya 'ojek wisata' dari instagram. Dengan tarif yang menurut gue terjangkau banget, gue akan diantar dengan motor ke tujuan - tujuan wisata pilihan (yang sudah disepakati dengan super fleksibel), yang pengendaranya sekaligus berperan sebagai guide dan bahkan bersedia bantuin foto - foto juga. Cihuyy banget! Gue pun mulai berkomunikasi dengan ojek_wisatajogja. Sejujurnya, di awal gue agak niat ngga niat gitu melakukan trip wisata di Yogyakarta. Makanya sampai Kamis, 13 Februari 2020 pagi pun gue ngga punya rencana yang final gue mau kemana aja. Minat gue tuh wisata sejarah, pengen mengunjungi candi - candi di Yogyakarta dan sekitarnya, udah itu aja....untuk wisata 'kekinian' atau kulineran, kayaknya kali ini gue ngga terlalu pengen.

Hari Kamis, 13 Februari 2020, gue dijemput oleh Aji, dari ojek_wisatajogja, sekitar jam 9 pagi. Sebelum meninggalkan Hotel Tentrem, tempat gue menginap selama national conference, gue sudah menitipkan koper di concierge, karena hari itu gue memang sudah harus check-out. Perjalanan pun dimulai, dan hari ini gue pengen mengunjungi candi - candi.

Ketika motor yang gue tumpangi melewati kawasan Candi Prambanan, gue langsung mantap untuk tidak mengunjungi candi ini. Alasannya, dari jalan utama aja gue udah bisa lihat lautan bus - bus wisata memenuhi area parkirnya. Gue lagi ngga mau berada di tempat - tempat yang ramai pengunjung kayak gitu...tepatnya gue pengen menyepi. Gue mau cari lokasi yang sepi dan sunyi, tempat yang pas untuk merelaksasi pikiran. Tujuan pertama adalah ke Candi Sambisari, yang lokasinya ideal, dalam arti sepi pengunjung dan tempatnya bersih dan terawat. Ini adalah candi Hindu yang dibangun di abad ke-9 Masehi, pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Candi ini sempat menghilang tertimbun endapan lahar Merapi. Keberadaan candi pertama kali ditemukan tahun 1966 oleh seorang petani yang sedang mencangkul batu candi.

Ada empat bangunan candi disini, satu candi induk dan tiga candi perwara. Komplek candinya dikelilingi sebuah pagar batu.

Candi Sambisari

Candi Sambisari

Harga tiket masuk Candi Sambisari adalah Rp. 5,000 per orang.

Dari Candi Sambisari, perjalanan dilanjutkan ke Candi Plaosan. Baru kali ini gue menginjakkan kaki di sini, dan gue langsung takjub dan jatuh cinta sama candi Plaosan. Dengan banyaknya bongkahan reruntuhan bebatuan candi, mengingatkan gue sama Beng Melea di Siem Reap. Candinya cantik dan keren luar biasa, dan langsung menjadi favorit gue. Candi Plaosan adalah sebuah candi Buddha yang dibangun di abad ke-9 Masehi, pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Candi Plaosan terdiri dari 2 bagian : Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Dan gue paling lama menghabiskan waktu di Candi Plaosan Lor, karena sangat luas, dengan lebih banyak bangunan candi, yang terdiri dari dua candi induk dan sekitar 50 candi perwara. Katanya, every temple tells a story, mereka bukan sekedar tumpukan batu kuno. Dan berada di sana, bikin pikiran gue melanglang buana, membayangkan bagaimana candi semegah itu dibangun pada jaman itu, apa tujuannya, dan lain sebagainya. Sayangnya gue ngga bisa berlama - lama di sana, karena hari menjelang siang dan takut ngga keburu hunting candi - candi lainnya.

Tapi saat itu juga gue langsung membuat janji pada diri sendiri, gue akan ke sini lagi segera, memuaskan niat menikmati candi ini selama waktu yang gue butuhkan. Dari Candi Plaosan Lor, gue menyeberang jalan untuk melihat - lihat Candi Plaosan Kidul, yang areanya ngga terlalu luas, dan sepertinya hanya terdiri dari beberapa candi perwara.

Candi Plaosan Lor
Candi Plaosan Lor
Candi Plaosan Lor
Candi Plaosan Lor

Candi Plaosan Lor
Candi Plaosan Lor
Candi Plaosan Kidul

Harga tiket masuk Candi Plaosan adalah Rp. 10,000 per orang.

Berikutnya, Aji mengantarkan gue ke Situs Ratu Boko. Sebelumnya, kita sempat berhenti di sebuah rumah makan sate untuk menikmati makan siang sambil charge handphone gue yang baterenya sekarat.

Begitu tiba di area parkir Candi Ratu Boko, gue sempat skeptis akan bisa menikmati suasana candi yang sunyi, begitu melihat rombongan pelajar yang sepertinya sedang melakukan field trip atau semacamnya. Begitu memasuki kawasan candi, dimulai dari pintu gerbangnya yang iconic itu, gue ngga berhenti mengagumi candi yang masih nampak jelas sebagai reruntuhan sebuah keraton ini. Areanya luas banget, dan selama di sini pikiran gue 'sibuk' membayangkan dan menebak - nebak seperti apa wujud setiap bagian dari kawasan candi ini di masa jayanya dahulu. Ada bagian seperti gerbang utama, ada yang seperti benteng, pendopo, kolam... Andaikan gue punya banyak waktu, pengennya bisa berlama - lama di sana. Sayangnya gue harus buru - buru kembali ke pintu masuk, karena hujan mulai turun. Gue bahkan belum sempat mampir melihat bagian goa. Ngga lama kemudian, hujan turun dengan derasnya. Gue dan Aji menunggu di cafe yang ada di kawasan pintu masuk candi sambil menikmati kopi dan tentunya nge-charge handphone lagi.

Situs Ratu Boko
Situs Ratu Boko
Situs Ratu Boko
Situs Ratu Boko
Situs Ratu Boko

Harga tiket masuk Situs Ratu Boko adalah Rp. 40,000 per orang.

Dari Candi Ratu Boko, tujuan berikutnya Candi Ijo. Sebenarnya sempat ada rencana untuk mampir ke Tebing Breksi dulu. Tapi lagi - lagi karena dari kejauhan gue sudah melihat ramainya bus wisata dan pengunjung di sana, gue pun ogah mampir. Perjalanan dilanjutkan langsung ke Candi Ijo, sebuah candi Hindu yang terletak di lereng bukit padas bernama Gunung Ijo. Bentuk candinya berupa teras - teras bertingkat gitu. Hal yang menarik dari Candi Ijo adalah lokasinya yang tidak seperti candi lain pada umumnya. Menurut kitab - kitab India kuno, pemilihan lokasi candi biasanya adalah lahan yang sangat subur dan dekat mata air. Sementara, Candi Ijo terletak di bukit kapur, bukan merupakan lahan subur, dan tidak dekat dengan mata air. Hal ini bikin Candi Ijo jadi sedikit misterius dan unik. Hhmmm...
 
Candi Ijo
Candi Ijo

Harga tiket masuk Candi Ijo adalah Rp. 5,000 per orang.

Berikutnya Aji mengantarkan gue ke Candi Banyunibo, sebuah Candi Buddha yang letaknya di antara area persawahan. Dengan lokasinya yang agak jauh dari jalan utama itu, bikin candinya sepi pengunjung, alias cuma gue berdua di sana. Komplek candi terdiri dari satu candi induk dan 6 candi perwara yang berupa reruntuhan bebatuan. Sementara candi induknya sudah nampak utuh dan berdiri kokoh. Dari seluruh candi - candi yang gue kunjungi hari ini, gue heran dan takjub karena semua akses ke bagian dalam candi (baik induk maupun perwara) masih dibuka. Ngga ada yang ditutup dengan dipagari. Hal itu bikin gue penasaran untuk masuk ke dalamnya, tapi bikin ngeri juga karena gelap gulita. Penerangan dari handphone gue tentunya ngga bisa berbuat apa - apa. Di candi Banyunibo ini, begitu memasuki bagian dalam candi induknya, langsung tecium aroma kemenyan dibakar. Jadilah gue cuma berani memandangi gelapnya dari tangga. Tapi dengan akses tanpa batas begini gue jadi khawatir candi akan dikotori oleh ulah - ulah vandalisme pengunjung yang ngga bisa menghargai betapa tak ternilainya peninggalan candi - candi tersebut.

Candi Banyunibo

Harga tiket masuk Candi Banyunibo adalah Rp. 5,000 per orang.

Semestinya Candi Banyunibo adalah tujuan terakhir gue. Tapiiii...tadi waktu beli tiket masuknya, penjaga candi sempat bilang, ada candi lainnya dekat situ yang juga worth to visit, namanya Candi Barong. Gue langsung minta Aji untuk antarin ke sana, meskipun berpacu dengan waktu karena kurang dalam sejam candi akan ditutup, sementara kita ngga tahu lokasinya dimana. Akhirnya dengan bertanya kesana kemari, gue tiba di candi Barong. Petugas loket tiket bilang gue bisa mengunjungi candi sampai dengan jam 5.15 sore, artinya gue dikasih waktu sekitar 30 menit.

Candi Barong adalah candi Hindu yang didirikan sebagai tempat pemujaan kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Kalau gue perhatiin, komplek candinya juga berupa teras - teras bertingkat gitu. Berhubung area komplek candi ngga terlalu luas, dan jarak ke gerbang masuk agak jauh, dan juga waktu yang gue miliki ngga banyak karena komplek candi sudah akan ditutup, gue pun ngga berlama - lama di sana.

Candi Barong
Candi Barong

Harga tiket masuk Candi Barong adalah Rp. 5,000 per orang.

Candi Barong adalah candi terakhir yang gue kunjungi hari itu. Seandainya masih punya waktu, gue akan senang bukan main untuk mengeksplor candi - candi lainnya di kawasan ini. Gue senang dan puas banget dengan perjalanan hari ini. Mencari - cari lokasi candi yang terpencil dan ngga banyak diketahui orang, adalah sensasi dan kesenangan tersendiri buat gue. Puji Tuhan, partner bepetualang gue hari ini ~Aji~ orangnya asyik dan adventurous banget. Gue ngga nyangka, pilihan gue menggunakan jasa ojek wisata, ternyata pilihan yang paling tepat. Mengingat perjalanan panjang yang gue lalui hari ini, menyusuri jalan - jalan di kawasan desa Bokoharjo untuk mencapai setiap lokasi candi, moda transportasi motor memang yang paling efisien. Perjalanan memang sempat terhenti oleh guyuran hujan, tapi hal itu ngga terlalu mengganggu.

Gue pun diantar kembali ke Hotel Tentrem untuk ambil koper. Sebelumnya sempat mampir di angkringan seberang hotel untuk makan malam ringan, masih bareng Aji. Dari Hotel Tentrem gue  memesan Grab untuk menuju Adhisthana Hotel, tempat gue akan menginap malam itu. Terima kasih Yesus, Perjalanan hari ini jauh melampaui harapan dan perkiraan gue.