I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Wednesday, August 10, 2011

Nice To See You Again, Singapore....

Jumat, 05 Agustus 2011

Gue bangun jam 5 pagi, karena gue pengen mandi di saat semua penghuni kamar masih tidur. Bukan cuma karena takut antri, tapi gue juga harus ekstra hati - hati berhubung gue berbagi kamar mandi dengan penghuni lain yang semuanya laki - laki.

Jadi, di saat langit masih gelap, lampu kamar masih dimatikan, gue mengendap - endap menuju loker untuk ambil peralatan mandi. Mr. Anthony terbangun dan minjemin gue senter kecilnya. Dia emang selalu pengen ngebantu orang lain, walaupun di sela - sela tidur dan dengkurannya yang maha dahsyat.

Abis mandi gue naik ke kasur lagi, dan melanjutkan tidur. Di pagi yang dingin itu, dengkuran Mr. Anthony pun masih berlanjut. Ngga beberapa lama, gue bangun lagi, kali ini langsung menyiapkan ransel untuk berangkat ke terminal bus.

Remy juga udah siap untuk berangkat kerja, jadi gue berdua jalan bareng menuju Jalan Petaling. Sebenarnya Remy menyarankan gue untuk naik bus tujuan Singapura dari Terminal Bersepadu Selatan. Tapi begitu gue di dekat Puduraya dan lihat ada bus tujuan Singapura, gue langsung berubah rencana dan memutuskan naik bus itu. Ongkosnya RM 35.

Ternyata itu keputusan yang salah. Jadwal keberangkatan busnya ngga jelas banget. Sampe sejam berikutnya bus ngga bergerak. Rasanya pengen ganti bus, tapi sayangnya gue udah telanjur bayar tiket untuk bus menyebalkan ini. Salah satu penumpang malah sampe beradu mulut ama sopir bus, karena udah ngga sabar nunggu bus berangkat. Gue cuma pasrah menunggu.

Akhirnya bus berangkat. Di sepanjang perjalanan, bus berhenti sekali di tempat peristirahatan. Cuaca hari ini panas banget...bikin gue ngga betah di dalam bus. Akhirnya sekitar jam 3 sore bus tiba di terminal Larkin, Johor Baru. Abis itu gue melanjutkan perjalanan menuju ke Singapura naik bus SBS 170 tujuan Queen Street. Ongkosnya RM 2.2.

Akhirnya setelah perjalanan panjang lebih dari 5 jam, gue tiba di Queen Street. Terharu. Setelah 2 tahun, Yesus kasih gue kesempatan lagi untuk ke Singapura. Ini negara tujuan pertama gue waktu mencoba nekat pengen bekpekeran. Negara yang bikin gue percaya diri dan nyaman untuk traveling...biarpun sendirian...biarpun ngegembel...

Dari Queen Street gue berjalan kaki menuju kawasan Bugis. Di sini gue nyasar beberapa kali waktu nyari ABC Hostel yang letaknya di Jalan Kubor, Victoria Street. Akhirnya gue tiba dan check in di ABC Hostel, dan membayar SGD 26 untuk female dorm room.

Kamarnya kecil, isi 4 kasur. Walaupun ngga ada jendelanya, tapi udara di dalam kamar ngga pengap, mungkin karena fasilitasnya lumayan lengkap mulai dari AC, exhaust fan, sampai pengharum ruangan otomatis.

Abis mandi, gue langsung menuju Bugis Street. Setelah puas berkeliling di Bugis Street yang ramai itu, gue naek MRT dari Bugis Station menuju Little India Station, pengen menikmati Mustaffa Market di malam hari.

Pulang dari Little India gue mampir di Seven Eleven di Bugis Street buat beli susu. Gue emang harus rajin minum susu setiap hari kalo lagi bekpekeran, alasan utamanya supaya pencernaan gue ngga bermasalah. Tapi ternyata hal ini berakhir jadi masalah buat gue. Sebenarnya susu coklat yang gue minum cuma 1 botol ukuran 600 ml. Tapi entah karena kurang cocok atau porsinya terlalu banyak, perut gue justru bermasalah.

Tiba di ABC hostel gue langsung mandi dan ke ruang internet. Dimulailah aktivitas gue bolak - balik ke toilet untuk BAB. Kalo ditotal mungkin ada 5 kali lebih gue bolak - balik ke toilet. Sekitar jam 12 malam gue masuk kamar untuk tidur. Masalah baru, perut gue bergejolak sampai berbunyi dengan gaduhnya. Berhubung ini dorm room dimana ngga ada privasi sama sekali, gue pun keluar kamar lagi untuk nongkrong di toilet.

Gue sengaja menunggu di ruang internet, supaya dekat dengan toilet. Setelah beberapa kali bolak - balik ke toilet, gue baru sadar, kunci kamar gue yang berupa kartu elektronik hilang entah kemana. Sial. Kalo beneran hilang, berarti deposit gue SGD 10 ngga akan dikembalikan oleh resepsionisnya ABC Hostel.

Dengan perut nyaris kosong karena udah terkuras sempurna, tapi masih terus berbunyi - bunyi, gue kembali ke kamar, naik ke kasur dan tidur. Lelah. Lelah perjalanan jauh Kuala Lumpur - Singapura, lelah jalan - jalan di Bugis Street dan Little India, dan lelah bolak - balik ke toilet.

Di tengah rasa kantuk, plus kesal karena kehilangan kartu kunci yang berarti kehilangan SGD 10, lagu - lagu dari Mp4 mengiringi tidur gue...suara Lenka dengan The Show - nya sayup - sayup mengejek nasib sial gue malam itu... I want my money back...I want my money back...I want my money back....

Monday, August 08, 2011

Kuala Lumpur....Lagi..dan Lagi...

Kamis, 04 Agustus 2011

Ngga kerasa udah 3 bulan sejak trip terakhir gue ke Siem Reap. "Tabungan tiket" gue kali ini sebenarnya tujuan Jakarta - Kuala Lumpur - Brunei Darussalam. Tapi dari awal gue udah memutuskan ngga akan lanjut sampai Brunei, melainkan ke Singapura.

Pesawat Airasia yang tumpangi berangkat dari Soeta Airport jam 2 siang, dan tiba di Kuala Lumpur jam 5 sore waktu setempat. Perjalanan gue kali ini benar - benar berbeda, nyaris ngga ada persiapan apapun, bahkan urusan hostel. Gue belum booking online hostel manapun, baik untuk di Kuala Lumpur maupun Singapura. Entah kenapa, dari awal gue niat pengen ngejalanin liburan gue kali ini sespontan mungkin Smiley.

Begitu pesawat mendarat, gue naik Skybus ke KL Sentral, dilanjut dengan naek LRT tujuan Pasar Seni, dan gue pun kembali ke kawasan Petaling Street tercinta. Kalo Kuala Lumpur, kawasan ini yang paling nyaman dan dekat di hati gue. Hostel pertama yang gue datangi adalah My Travel Hub. Awalnya gue senang begitu resepsionisnya bilang masih ada kasur kosong di dorm room. Tapi begitu gue masuk ke kamarnya, ternyata ACnya mati, jadi sementara pake kipas angin. Gue batal check in.

Gue meninggalkan My Travel Hub dan melanjutkan pencarian hostel ke daerah China Town. Di sini gue keluar - masuk banyak hostel untuk cari kasur kosong di dorm room, tapi saat itu lagi pada penuh, atau beberapa hostel/penginapan ngga menyediakan dorm room. Akhirnya pencarian berakhir di Monkey Inn Hostel.

Monkey Inn menyediakan sebuah dorm room isi 13 ranjang. Nyaman dan bersih, sebenarnya...harganya pun terjangkau, RM 25 per malamnya. Tapi ada beberapa hal yang bikin gue kurang nyaman juga. Pertama, untuk masuk ke Monkey Inn sendiri harus menggunakan lift. Lift digunakan termasuk untuk naik ke lantai 4 hostel, yaitu ruang nonton, internet dan setrika. Gue emang kurang nyaman kalo harus menggunakan lift apalagi di bangunan sesempit Monkey Inn. Kedua, penerangan di dorm roomnya remang - remang gitu.

Kebetulan gue adalah perempuan satu - satunya yang menghuni kamar itu. Dalam beberapa saat gue berkenalan sama penghuni lainnya yang menurut gue unik - unik. Yang pertama menyambut gue adalah seorang cowo asal Sri Lanka yang bergaya ala rapper. Dia bukan turis, melainkan penghuni tetap di Monkey Inn. Dia pernah bekerja di Malaysia, tapi 4 bulan terakhir sudah tidak bekerja, gitu katanya. Penampilannya emang rada seram, tapi menurut gue dia baik, karena dia bersahabat dan ramah. Penghuni lainnya, namanya Remy, yang juga penghuni tetap di Monkey Inn. Dia warga Malaysia dan kuliah di Singapura. Cita - citanya jadi penyanyi terkenal. Dan dia sangat memuja artis - artis Indonesia...Ungu, Sheila on Seven, Krsidayanti, Agnes Monika, dll. Sepanjang malam gue ngobrol sama dia topiknya soal artis - artis pujaannya itu. Saking bersemangatnya, dia ngga henti - hentinya minta gue dengerin lagu - lagu Indonesia dari Mp4nya. Ya ampun...padahal, sorry to say...gue bukan fans mereka banget! Pertanyaan Remy yang paling ngga penting malam itu : "Cherry pernah ketemu Irwansyah tidak, selama di Jakarta ?". Dan gue malah balik bertanya : "Irwansyah itu siapa ?" Smiley Dan dia menjawab pertanyaan gue dengan menjelaskan panjang lebar mengenai Irwansyah yang dia kenal di film Heart. Sambil menjelaskan dia juga menunjukkan koleksi CD original yang isinya kumpulan soundtrack film Heart, dan meminta gue mendengarkan salah satu lagunya, yang dinyanyiin Irwansyah whatever itu, melalui Mp4nya. Obrolan seperti ini mungkin kayak kalo Ony lagi ngobrol soal pertandingan bola...atau di saat Ibu-Ibu di kantor gue berkumpul dan ngebahas mengenai proses persalinan dari A-Z...dimana gue ngga nyambung sama sekali. Jadi gue cuma bisa ngedengerin doang sambil manggut - manggut Smiley.

Penghuni kamar tetap lainnya adalah Mr. Anthony, asal Singapura yang sementara ini bekerja di Malaysia. Sama seperti kedua penghuni tetap lainnya, Mr. Anthony ramah dan selalu pengen ngebantu. Apalagi begitu dia tahu gue mau melanjutkan perjalanan ke Singapura, dia berusaha ngasih petunjuk sedetil mungkin mengenai Singapura.

Mr. Anthony mengundang gue nonton DVD Secretariat di lantai 4. Ini salah satu film favorit gue. Film yang membuat gue berpikir "Gue pengen mengenal mahluk istimewa bernama kuda lebih dekat" dan menginspirasi gue untuk berlatih kuda. Tapi gue terpaksa menolak, karena gue pengen jalan - jalan dan menikmati udara segar Petaling Street. Di daerah China Town, gue sempat beli durian segala. Kayaknya durian adalah titik lemah gue banget...kayak kriptonitenya Superman mungkin. Susah banget buat gue nahan godaan untuk tidak membeli dan melahap durian Smiley.

Kembali ke hostel gue sempat ke ruang internet, dan begitu gue turun ke kamar yang ada di lantai 1, gue ngobrol ngalor ngidul sama Remy si Ungu Lover. Capek ngobrol, gue ama Remy pun jalan - jalan di Petaling Street lagi buat cari makan. Kita berdua pun mampir di kedai tahu bakar yang letaknya dekat terminal Puduraya. Sebenarnya malam itu Remy ngajakin ke Bukit Bintang untuk nonton live music di kafe outdoor di sana. Live music lagu - lagu Indonesia, tentunya...dan gue menolak, karena pengen istirahat. Walaupun belum tahu pasti rencana gue besok, tapi yang jelas gue harus menyiapkan fisik dulu malam ini.

Kembali ke kamar, gue disambut dengan suara dengkuran Mr. Anthony yang luar biasa kencangnya. Gue yang awalnya udah siap pengen tidur langsung ragu sesaat, apakah gue bisa tidur malam ini dengan suara dengkuran sedahsyat itu tepat di sebelah tempat tidur gue ! Gue sempat mau pindah kasur, tapi batal, karena selain takut menyinggung Mr. Anthony, gue rasa itu juga ngga ada gunanya. Suara dengkuran sekencang itu gue rasa bisa terdengar sampe ke seluruh penjuru China Town.

Gue pasrah dan merebahkan badan lelah gue di kasur. Ngga lama kemudian Sri Lanka boy masuk kamar dan mendekat ke kasur gue, dan langsung menyodorkan sebuah permen karet. "Thanks!", gue bilang, dan langsung menyimpan permen karetnya di bawah bantal. Gue akan buang ke tempat sampah di saat ngga ada orang yang lihat, janji gue dalam hati. Bukannya bermaksud ngga ramah, tapi selain karena gue bukan penyuka permen karet, itu salah satu nasihat Nyonya Sitanggang, supaya gue selalu berhati - hati terhadap orang yang baru gue kenal Smiley.

Ngga beberapa lama, dengan badan letih diiringi dengan alunan suara dengkuran Mr. Anthony di sebelah, gue pun tertidur dengan pulasnya Smiley.