I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Monday, October 19, 2020

Cerita Karantina : Quizholic

(di-update Dec 2020)

Salah satu hal yang sering gue lakukan untuk mengisi masa - masa karantina dan work from home adalah dengan mengikuti kuis. Gue emang penghobi ikutan kuis kelas berat. Kadang orang lain suka bingung sama niat gue ikutan kuis yang mungkin buat mereka di atas rata - rata. Tapi why not ? Kuis itu mengasah gue untuk jadi kreatif, kompetitif dan sportif. Kalo menang, bikin perasaan happy, meskipun hadiah yang gue dapatkan sederhana. Kalo kalah, itu momen yang baik untuk gue menerima kekalahan dengan santai dan mengakui keunggulan orang lain. Positif dan simpel kan...

Selama masa karantina (mulai Maret 2020) seinget gue pernah memenangkan 6 (enam) kuis. Pertama, Quiz Screenshot Advantix yang diadakan oleh akun IG sbm.pet. PT. SBM (Sumber Bina Makmur) saat itu adalah distributor resmi produk Animal Health Bayer. Untuk ikutan kuisnya mudah banget, cuma perlu screenshot foto produk bernama Advantix. Untuk kuis yang terbilang 'mudah' kayak gini biasanya gue gak pernah menang, karena saingannya (yang ikutan kuis) bejibun. Tapi kali ini gue beruntung. Hadiahnya, ya produk Bayer, 1 (satu) box Advantix, yang gue gunakan untuk anjing gue si Momo.

Kedua, menang kuis di akun sbm.id lagi. Di awal masa work from home gue, akun ini, beserta akun IG Bayer Animal Health (saat itu), emang salah satu yang paling sering gue monitor. Mereka sering bikin acara IG live, sharing ilmu mengenai bagaimana merawat binatang peliharaan, atau unboxing produk - produk Bayer. Cara mendapatkan hadiahnya saat itu adalah dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Beberapa pertanyaan terbaik akan dibacakan dan dipilih sebagai pemenang, dan berhak mendapatkan hadiah atau voucher, yang tentunya masih berhubungan dengan produk Bayer Animal Health. Saat itu gue mendapatkan voucher Tokopedia.

Ketiga, gue menjadi pemenang "Giveaway IG Live Cooking bersama Chef Yo'el" yang diadakan oleh The 1O1 Jakarta Darmawangsa Hotel dalam rangka Perayaan HUT RI ke-75. Gue rasa ini pencapaian gue yang paling epic, secara hal masak - memasak bukan bidang gue banget. Waktu itu challenge-nya mudah sih, Chef Yo'el nya sedang IG Live dengan topik demo memasak rawon. Yang nonton berkesempatan mendapatkan hadiah dengan cara mengirimkan pertanyaan ke chef. Nanti chef-nya akan memilih pertanyaan terbaik. Dan pertanyaan gue terpilih. Hore banget kan untuk gue yang ngga bisa membedakan bumbu masak ini !? Hadiahnya keren, yaitu voucher menginap di The 1O1 Jakarta Darmawangsa Hotel termasuk breakfast untuk 2 (dua) orang. Pas banget buat gue yang lagi doyan staycation.

Keempat, gue menang kuis yang diadakan oleh perusahaan tempat gue bekerja, dalam rangka Patient Safety Day 2020, dan dapat diikuti oleh seluruh karyawan. Caranya mudah banget, dan gue bisa berkompetisi menggunakan akun Facebook gue. Jaman sekarang kayaknya ngga terlalu banyak orang masih mempertahankan dan aktif di akun Facebook masing - masing. Dan itu kesempatan emas buat gue. Gue terpilih sebagai salah satu dari tiga pemenang, dan mendapatkan hadiah voucher yang bisa gue gunakan untuk belanja dan lainnya. 

Kelima, gue menang kuis "Virtual Tour & Virtual Cooking at PappaJack" di Instagram, beberapa hari yang lalu. Cara ikutannya gampang banget, gue cuma perlu ketik sebuah hastag, lalu di-screenshot dan posting di IG story gue. Dan gue terpilih sebagai salah satu pemenang yang akan mendapatkan hadiah voucher makan di restoran PappaJack.

Yang paling fresh, gue menang Sunday Quiz di akun IG Holysteak_ID. Di kuis itu followers diminta nebak/sebutin nama menu makanan (Holysteak tentunya), yang ditampilkan di sebuah foto. Waktu liat kuisnya tayang, gue yang belum pernah sekalipun makan di Holysteak (maybe someday..), langsung browsing menu makanan Holysteak di Google. Nemu, langsung komen di postingannya. Dan menang...! Sebagai hadiahnya, gue dikirimin (ke alamat rumah), 2 (dua) porsi Rice Box Holysteak. Lumayan...jadi bisa nyobain menunya Holysteak.

Selain kuis - kuis tersebut di atas, kayaknya ada lebih dari selusin kuis yang udah gue ikutin. Di samping kemenangan yang gue peroleh, ngga jarang gue juga kalah. Teman - temen gue banyak yang bilang kalo gue (selalu) beruntung dalam hal kuis. Padahal sebenarnya bukan karna faktor keberuntungan sih, tapi NIAT. Yes, 'niat' yang bikin gue selalu semangat ikutan tiap kali liat ada info kuis - kuis baru. Saat ini gue lagi nungguin beberapa pengumuman kuis yang gue ikutin, semoga ada yang bisa gue menangkan. Jika belum ada, semoga masih banyak kesempatan kuis - kuis lain yang bisa gue ikutin dan mengisi waktu luang gue (yang segudang) selama masa work from home. Amiiinnnnn..   

Wednesday, October 14, 2020

Cerita Karantina : Belajar Investasi ORI & SR


Gue bersyukur pada Tuhan Yesus yang Maha Baik, karena di masa pandemi ini gue masih diberikan pekerjaan, sumber rejeki dan penghasilan, untuk gue bisa memenuhi kebutuhan diri sendiri, keluarga dan menyisihkan sebagian pendapatan untuk menabung. 

Seumur - umur baru kali ini gue melihat dan merasakan dampak pandemi terhadap perekonomian secara global. Hal itu mendorong gue untuk semakin sadar untuk menabung dan berinvestasi, karena kita ngga akan pernah tahu, mungkin suatu saat kita harus berada di situasi yang sulit dan terpuruk secara finansial. Jadi menurut gue, selama ada sumber penghasilan ~berapa pun besar / kecilnya~ siapapun: ngga cewe atau cowo, menikah atau single, ada tanggungan atau tanpa tanggungan, gunakanlah kesempatan yang ada untuk menabung dan berinvestasi.

Kebetulan di masa pandemi begini, ruang gerak gue pun sangat terbatas. Belanja dan nongkrong di mall ngga bisa, piknik, traveling dan jalan - jalan ngga memungkinkan. Bahkan ke kantor aja jaraaangg... banget, yang artinya gue irit di ongkos dan jajan - jajan. Jadi, gue berusaha mencari cara untuk mengalokasikan simpanan dari penghasilan gue. 

Selama work from home, karena gue punya waktu berlimpah untuk melakukan aktivitas apapun di rumah, gue mulai tertarik untuk 'mempelajari' produk investasi bernama : ORI (Obligasi Ritel Indonesia) dan SR (Sukuk Ritel). Gue udah mendengar kedua produk investasi ini dari bertahun - tahun silam, tapi belum kesampaian untuk memilikinya karena belum apa-apa gue udah skeptis mikirin : 1) males cari informasinya, 2) males proses belinya, pasti ribet, 3) asumsi gue, pasti butuh modal gede, dan 4) gue tipe konservatif banget dalam hal investasi. Jadi, produk investasi apapun selain deposito berjangka dan logam mulia, (bagi gue) pasti beresiko !

Kecuekan gue akan kedua produk ini berakhir selama masa pandemi ini, berganti dengan rasa penasaran. Di tahun 2020 ini Pemerintah mengeluarkan ORI  seri ke 017 dan 018, dan juga SR seri ke 012 dan 013. 

Gue pun mulai rajin membaca informasi dan artikel - artikel mengenai kedua produk ini. Untuk makin menambah wawasan, gue follow juga account - account IG milik Kementerian Keuangan dan DJPPR (Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko), dan lain sebagainya. Dari hasil perburuan informasi tersebut, gue mendapatkan pengertian begini : ORI adalah surat hutang yang dikeluarkan negara ke masyarakat sebagai sumber dana untuk pembiayaan anggaran pembangunan. Menurut gue ORI ini konsepnya (hampir) sama dengan Deposito yang gue kenal, yaitu :

  1. Bisa dipesan di midis (mitra distribusi) berupa bank umum (bedanya, ORI juga bisa dipesan di perusahaan sekuritas gitu)
  2. adanya bunga (kalo di ORI sebutannya kupon) dengan rate (%) tetap per tahun, sampai dengan ORI tersebut jatuh tempo (untuk ORI017 & 018 tenornya 3 tahun), dan dibayarkan tiap bulan ke rekening investor. 
  3. Besar pokok untuk pemesanan ORI (berkaca di ORI017 & 018) ngga beda dengan deposito. Masyarakat sudah bisa memiliki ORI dengan minimum pembelian Rp. 1,000,000. 

Untuk perbedaannya :

  1. ORI berbentuk tanpa warkat, pembeliannya bisa dilakukan online 
  2. ORI hanya bisa dipesan di periode tertentu (disebut periode penawaran ORI) yang sudah ditentukan oleh Pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Contohnya : ORI017 hanya bisa dipesan selama tanggal 15 Juni - 9 Juli 2020, dan ORI018 selama tanggal 1 - 21 Oktober 2020. Kalo deposito bisa dibuka / dipesan kapan aja 
  3. tenornya lebih panjang dibandingkan deposito, yaitu antara 3 - 5 tahun. ORI017 dan 018 tenornya 3 tahun (berarti akan jatuh tempo tahun 2023). ORI005 (dikeluarkan tahun 2008) ditawarkan dengan tenor paling panjang : 5 tahun. Sementara kalo deposito (setidaknya yang gue tahu dari BTN) maksimal tenornya 2 tahun.
  4. bunga  (kupon) cenderung lebih tinggi dari bunga tabungan regular maupun deposito.
  5. pas ORI jatuh tempo, pokok dana yang sudah investor bayarkan, akan dikembalikan ke rekening investor. Kalo deposito, investor harus datang ke bank untuk memproses pencairan dana yang nantinya akan ditransfer ke rekening investor. Jika investor tidak datang untuk proses ini, deposito akan diperpanjang otomatis.
  6. sebelum jatuh tempo, ORI dapat diperjualbelikan di pasar sekunder (mengenai 'pasar sekunder' ini gue mesti menggali informasi lagi)
  7. Ada potensi capital gain/loss. ini hubungannya dengan poin 6 di atas. Bisa jadi saat investor menjual ORInya, harga di pasar sedang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga asli (saat pembelian). Intinya, gain/loss hanya terjadi kalo investor menjual ORInya (sebelum jatuh tempo). Kalo gak ada penjualan, resiko ini nol. 

Kalo Sukuk Ritel (SR), ini adalah produk investasi yang dikeluarkan Pemerintah dan dikelola menggunakan prinsip syariah. Sejujurnya, sebagai investor, gue ngga lihat/ngerti apa perbedaan antara ORI dan SR. SR dikatakan surat berharga syariah negara yang mekanismenya di bawah pengawasan Majelis Ulama Indonesia. 'Prinsip dan mekanisme syariah' aja gue ngga ngerti sama sekali. Tapi setelah baca sana sini, intinya, Sukuk adalah bukti penyertaan atas kepemilikan aset negara, membeli sukuk berarti membeli aset negara. Woww...!! macam horraaaangg kaiyaaaa... ! Setelah investor membeli 'aset negara', kemudian dipinjamkan ke negara. Dari sinilah investor menerima "imbalan" tetap (kalo dalam deposito namanya bunga, dan di ORI namanya kupon). Sedangkan ORI adalah surat hutang. Buat gue, karateristik SR sama aja ama ORI seperti di list di atas.

Di bulan Juni 2020 yang lalu, Pemerintah menerbitkan ORI017. Ini adalah investasi perdana gue di ORI. Ternyata ada beberapa hal yang harus gue urus sebelum akhirnya bisa bertransaksi. Dengan metode pembelian online, ada plus - minusnya juga. Kalo deposito, gue tinggal datang ke bank, bawa segala macam dokumen persyaratan, pulang - pulang gue langsung bawa warkat bukti pembelian produk investasi. Petugas Customer Servicenya akan membantu seluruh prosesnya. Kalo ORI dan SR, proses dilakukan sendiri via online, tepatnya internet maupun mobile banking. Syaratnya, calon investor harus sudah memiliki SID atau Single Investor Identification. Untuk Bank BTN (tapi gue rasa berlaku di semua bank), investor yang hendak mendaftarkan internet banking dan SID harus datang ke bank langsung. 

Masalahnya di masa pandemi gini, untuk keluar rumah, pergi ke tempat keramaian termasuk bank, bukan hal yang pengen banget gue lakukan. Dan pengalaman awal gue dalam proses ini kurang mulus sih. Gue harus mendatangi 3 cabang BTN sampai akhirnya urusan pendaftaran SID ini rampung, yaitu di BTN Lenteng Agung. Awalnya gue udah hampir menyerah, membatalkan niat membeli ORI, karena proses pendaftaran SID-nya buntu dimana - mana, sampai gue ngga ngerti sendiri masalahnya di mana. Ada yang alasan 'atasannya lagi tidak di tempat', ada juga 'jaringan lagi offline' dll deh...

Oya, gue memilih menggunakan rekening BTN, karena gue sudah memiliki rekening 'Tabunganku' di sini, jenis tabungan yang bebas biaya administrasi bulanan. Gue ingin 'menyimpan' hasil kupon, imbalan, bunga, apapun itu namanya...di rekening ini. 

Setelah berhasil mendaftarkan internet banking dan SID, baru kerasa berinvestasi di ORI dan SR ini mudaaaahhh...dan praktis banget! Awalnya gue agak kurang terbiasa aja, karena 'token' di internet banking-nya BTN tuh menggunakan handphone yang gue gunakan. Tapi lama - lama jadi terbiasa. Setelah menyelesaikan proses pemesanan dan pembayaran ORI dan SR di internet banking, nanti gue akan menerima beberapa email konfirmasi yaitu Bukti Pemesanan SBN (surat berharga negara) ritel dan Bukti Penerimaan Negara. Email - email inilah yang menjadi pengganti warkat fisik.

Oya, ORI017 ditawarkan di Juni 2020 dengan kupon 6.4% per tahun. Di saat itu bunga deposito (untuk simpanan < Rp. 100,000,000) di BTN hanya 5.25%. Berikutnya di bulan Agustus 2020, pemerintah mengeluarkan SR013 dengan imbalan sebesar 6.05% per tahun. Terakhir, di bulan ini (Oktober 2020) pemerintah mengeluarkan ORI018 dengan kupon sebesar 5.7% per tahun. Makin ke sini kupon/imbalan makin kecil. Tapi gue maklum sih mengingat situasi di masa pandemi yang bikin perekonomian porak - poranda kayak gini. Tadi pagi gue menerima email dari BTN (tumben) yang menginformasikan bunga deposito saat ini adalah 4.7%. Jadi, kupon/imbalan produk ORI dan SR ini tetap lebih tinggi kok.

Ke depannya, kalo ada niat, mood dan mendadak penasaran, gue juga pengen belajar jenis - jenis SBN atau surat berharga negara lainnya, terutama yang ritel. Lumayan banget buat nambah wawasan dan pilihan investasi. Khusus untuk ORI dan SR ini, positifnya, selain berinvestasi, gue juga turut berpartisipasi dalam program pembangunan nasional. Mantulll !

Cerita Karantina : Tontonan ala Karantina


29 April 2020, hari ke 44 karantina

Selama menjalani masa work from home, atau karantina di rumah, waktu luang gue jadi segudang, yang kadang bikin membosankan. Untuk mengusir rasa bosan, gue biasanya mencari hiburan - hiburan online. Secara, pengunaan internet selama masa karantina bukan main borosnya untuk support laptop supaya bisa terkoneksi dan bisa kerja dari rumah, jadi, urusan pengeluaran internet udah ngga perlu diperhitungkan lagi. Intisarinya, internet adalah segala - galanya di masa karantina ini.

Gue ngga berminat untuk nonton serial drama atau film, karena enggan mendedikasikan waktu dan pikiran/emosi gue too much, untuk mengikuti kisah fiksi semata. Jadi di saat kebanyakan orang saat ini begitu keranjingan nonton drakor, seperti yang lagi happening sekarang, The World of The Marriednya Netflix, dan lain sebagainya, gue punya genre kesukaan sendiri. Kesukaan gue adalah program - program reality show-nya TLC yang menurut gue menarik banget dan membuka pikiran dan memberikan gambaran dan informasi seluas - luasnya mengenai kisah dan perjalanan hidup manusia di belahan dunia lainnya.

Acara - acara kesukaan gue ngga selalu dari TLC sih, ada juga dari channel - chnanel lain. Berhubung TV berlangganan gue ngga bekerja sama dengan TLC, cara gue mengakses program - program tersebut adalah melalui video - video Facebook dan juga Youtube. Ini list program kesukaan gue, yang cukup membantu gue mengusir kebosanan selama masa karantina :  

My 600-lb Life
Ini program mengenai perjuangan dan transformasi orang - orang obesitas (di Amerika Serikat) yang berat badannya mencapai 600 lb (info aja, 1 kg = 2,2 lb/pound. Jadi, 600 lb = 270 kg an) atau lebih dalam mengurangi berat badannya secara signifikan agar bisa mendapatkan kehidupan normalnya kembali, dan menjalani aktivitas sehari - hari dengan normal. Perjuangan mereka untuk berdiet, agar bisa mencapai target dan mendapat approval untuk menjalani prosedur bedah bariatrik maupun bedah pengurangan kelebihan kulit (pengencangan kulit pasca berkurangnya berat badan) dari dr. Nowzaradan (dokter spesialis bedah vaskuler dan bariatrik), sampai dengan bagaimana mereka berjuang untuk survived dan tetap berkomitmen dalam program penurunan berat badan, terekam dengan detil dan apa adanya, yang ngga hanya melulu soal fisik namun juga mental dan emosional mereka. Dalam video berdurasi 1 - 2 jam, gue bisa menyaksikan kisah mereka yang didokumentasikan oleh TLC selama period 1 - 2 tahun.

90 Days Fiance
Ini programnya TLC juga, reality show mengenai pasangan - pasangan warga negara Amerika Serikat dengan non Amerika Serikat yang berjuang untuk menyatukan cinta (caelahh!) mereka dalam sebuah pernikahan, dengan segala rintangan yang harus mereka hadapi dengan segala perbedaan yang masing - masing pasangan miliki. 

Kenapa 90 hari ? Karena ini berhubungan dengan Visa K-1 atau Visa Tunangan, yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat, yang berlaku selama 90 hari. Jadi, pasangan berwarga negara AS harus mengajukan dan mengurus Visa K-1 terlebih dahulu untuk pasangannya yang berasal dari negara lain, agar bisa masuk ke Amerika Serikat. Begitu Visa K-1 dikabulkan, dan pasangan warga negara non AS masuk dan tinggal di negara AS, keduanya memiliki waktu maksimal 90 hari untuk menikah. Jika sampai masa 90 hari berakhir dan pasangan tersebut tidak menikah, maka pasangan warga non AS harus meninggalkan AS segera. Namun jika dalam 90 hari hubungan keduanya langgeng dan berakhir dengan pernikahan, maka proses imigrasi berikutnya adalah pengajuan permanent resident atau Green Card bagi pasangan non AS. Mungkin yang bikin program ini menarik untuk gue pribadi, karena pekerjaan gue sehari - hari yang berhubungan dengan visa dan mobility. Sedikit banyak gue mendapatkan ilmu dan pencerahan mengenai visa di negara lain.

Kata kunci 'Green Card' tadi, yang bikin di sepanjang program ini, stigma 'negatif' sering diberikan kepada pasangan non AS, karena beberapa dari mereka dianggap sengaja mengincar pasangan berwarga negara AS demi mendapatkan Green Card yang merupakan tiket emas untuk bisa tinggal dan bekerja di Amerika Serikat, negeri sejuta impian dan harapan, dan lain sebagainya, bagi banyak orang di seluruh dunia.

Program ini menarik banget buat gue karena sangat complicated. Kadang pasangan - pasangan tersebut kenal di online dating platform, yang bikin perjuangan mereka selama 90 hari untuk saling mengenal dan menyesuaikan diri dengan perbedaan lingkungan, tradisi, budaya dan prinsip, jadi terasa dramatis banget. Ada juga kisah - kisah dimana pasangan warga AS ternyata menjadi korban scammer atau catfishing dari orang - orang iseng di belahan dunia lain yang hendak mencari keuntungan (biasanya finansial) semata. Dan tentunya urusan visa K-1 dan Green Card, kadang menjadi sumber masalah sendiri. 

Dianxi Xiaoge
Gue ngefans banget sampai subscribe channel youtubenya segala. Channel ini mengenai food youtuber, food vlogger, bernama asli Dong Meihua yang menggunakan nama alias Dianxi Xiaoge. Dianxi sendiri diambil dari nama daerah di Yunan, dan Xiaoge artinya 'adik laki-laki'. Dianxi Xiaoge mulai membuat video - video singkat untuk memperkenalkan produk - produk yang berasal dari  Yunan, diikuti dengan video masakan - masakan khas Yunan. Bahan - bahan yang digunakan untuk memasak pun didapatkan dari peternakan atau perkebunan setempat, atau bahkan dari alam liar yang terdapat di area pedesaan di Yunan. Keseluruhan content videonya, dimulai dari mengambil bahan makanan langsung dari alam, mengelolanya baik untuk disimpan untuk kemudian hari ataupun langsung dimasak, sampai dengan menikmati hasil masakan bersama keluarga besarnya, adalah tontonan paling menenangkan dan menyehatkan untuk pikiran. Bintang yang ngga kalah menarik di channel  Youtube Dianxie Xiaoge adalah Dawang, anjing Alaskan Malamute milik Dianxie yang super lucu dan menggemaskan.

Dr. Pimple Popper
Selain channel Youtube Dianxi Xiaoge, gue juga men-subscibe channel-nya dr. Sandra Lee alias dr. Pimple Popper, supaya di sela - sela kebosanan karantina, gue bisa melihat hiburan yaitu proses removal komeda atau jerawat ala dr. Pimple Popper. Sebenarnya dr. Lee  bukan hanya dokter spesialis kulit yang ahli dalam mengatasi masalah jerawat pasiennya. Di program TV dan Youtubenya, dr. Lee juga membagikan video ketika menangani operasi kista ganglion, tumor jinak, lipoma dan sebagainya. Tapi karena kebanyakan content videonya terlalu 'seram' buat gue pribadi, jadi gue pilih content - content 'ringan', yaitu pengangkatan jerawat dan komedo - komedo parah.

Tiny House Hunting dan Income Property
Kedua program ini gue ikutin di Channel Lifetime, alias masih bisa gue tonton di TV. Gue selalu tertarik dengan program - program make over rumah/propertinya AS karena buat gue, skill dan vision mereka mengenai pembangunan rumah dan design tuh kayaknya berada di level advanced banget. Buat gue yang awam ini, nontonnya jadi asyik dan sangat menarik.

Serial Drama DAAI TV
Saat gue lagi pengen nonton drama yang menentramkan pikiran, berdasarkan kisah nyata, dan inspiratif, ngga norak dan absurd, gue akan tonton channel DAAI TV. Di masa - masa pandemi Covid - 19 begini, dimana TV dan internet setiap saat dipenuhi dengan berita - berita mencekam seputar Covid - 19, terkadang gue memilih mencari kenyamanan dalam keserderhanaan serial - serial drama ala DAAI TV. Serial yang sering gue tonton misalnya Ketika Gladiol Bersemi, Menelusuri Lorong Batin, Naskah Hidupku, Mantri Super dan lainnya. 

Durasi penayangannya gak terlalu panjang, dan yang jelas setiap episodenya bukan menjual adegan - adegan dramatis picisan kayak jambak-jambakan, mata melotot yang di zoom-in/zoom-out atau semacamnya. Meskipun gue ngga mengikuti setiap episode terus - menerus dan secara urut, kapan pun pas gue nonton episode manapun, gue bisa tetap menikmati dan mengikuti jalan ceritanya. 

Listnya sebenarnya masih panjang, tapi beberapa di atas adalah yang paling sering gue tonton dan akses, dan menjadi sumber hiburan selama gue menjalani masa-masa karantina yang panjang ini.