I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Monday, April 13, 2015

6WWS - Dua Minggu Tanpa Shampoo

Gue 'memutuskan hubungan' dengan barang bernama "shampoo" sejak 2 minggu terakhir. Kenapa gue memilih gerakan yang dikenal dengan "6WWS (6 weeks without shampoo)" ini ? Sekedar ingin menantang diri sendiri. Selama ini gue selalu berpikir betapa gue tergantung dengan shampoo, serta produk - produk kebersihan dan perawatan lainnya.

Dulu-dulunya gue harus tiap hari keramas. Padahal dengan rambut sebahu dan volume rambut yang ngga tipis-tipis amat, ditambah dengan teksturnya yang bergelombang, gue butuh waktu dan tenaga yang lumayan untuk mengeringkan rambut sehabis keramas. Merepotkan. Tapi, kalo ngga keramas setiap hari, rambut dan kulit kepala gue menjadi sangat berminyak.

Lalu berikutnya gue ubah polanya menjadi keramas dua hari sekali. Lama-kelamaan rambut gue nampaknya menyesuaikan diri. Rambut dan kulit kepala baru akan berminyak di hari kedua. Terus, belakangan gue ganti pola lagi menjadi keramas 3 hari sekali. Ternyata rambut gue kembali bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan. Jadilah gue berasumsi bahwa masalah minyak-minyak di rambut dan kulit kepala gue ini dipicu oleh pemakaian shampoo, akibat segala macam bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya.

Suatu hari gue membaca artikel di Kompas online mengenai seorang blogger kecantikan dari USA yang mencoba pola hidup tanpa shampoo setahun terakhir. Motivasinya karena sejak memiliki bayi, si blogger ini ingin menganut pola hidup sehat dengan sebisa mungkin mengurangi/menghindari pemakaian bahan-bahan kimia (terlebih yang berpotensi membahayakan tubuh). Begitu selesai membaca, gue langsung berpikir, "Wow....keren banget....ternyata bisa ya menghindari pemakaian shampoo ?" Gue pikir shampoo itu udah kayak udara untuk bernafas...atau makanan dan minuman yang bikin seseorang bertahan untuk hidup...seakan - akan manusia ngga bisa hidup tanpanya.

Dan gue tertantang untuk merasakan pengalaman yang sama. Tapi motivasi gue ngga seideal si blogger ini tentunya....seperti gue bilang di atas, sejauh ini motivasi gue sekedar untuk mencoba pengalaman berbeda dan mematahkan stigma bahwa gue amat sangat tergantung pada shampoo.

Gue pun mulai menggali informasi dengan cara browsing artikel apapun yang berhubungan dengan rencana gue ini. Dan gue baru tahu bahwa secara global di dunia ada gerakan bernama "6WWS" ini yang sering disebut juga gerakan "No (sham)Poo". Di Indonesia sendiri sudah banyak banget pengikutnya. 

Langkah awal gue dimulai dengan mencari baking soda. Berhubung ini adalah sesuatu yang baru buat gue, dan gue pun sangat awam akan bahan - bahan semacam ini, pertama kali gue malah membeli 'baking powder' merek Koepoe-Koepoe. Karena gue ngerasa ngga yakin, gue kembali ke Giant deket kantor, dan kali ini beli 'soda kue' merek Koepoe-Koepoe lagi. Meskipun gue tetap ngga yakin apakah gue sudah membeli 'baking soda' yang benar atau bukan, tapi selama hampir 2 minggu kemarin gue keramas dengan 'soda kue' tersebut. 

Pengalaman pertama, tentu aja rasanya aneh. Jadi, gue mencampurkan sekitar 2 sendok soda kue ke setengah cangkir air dingin. Kemudian gue tambahkan madu. Cara pemakaiannya, setelah rambut gue basahi, gue usapkan campuran soda kue tadi ke kulit kepala, sambil dipijit - pijit. Agak - agak lengket gitu...yang jelas ngga senyaman dan sepraktis keramas pakai shampoo komersial yang cukup digosok dikit lalu berbusa dan menimbulkan aroma wangi. Kalo dengan soda kue, ngga ada aroma apapun.

Hasil yang langsung nampak setelah gue menggunakan soda kue ini adalah : Pertama, kerontokan rambut berubah total. Maksudnya, setiap kali keramas, pasti ada rambut gue rontok. Dan kalau gue bandingkan dengan ketika keramas dengan soda kue ini, kayaknya rambut rontoknya berkurang 75%. Bahkan menurut gue rambut rontok yang terjadi cuma karena gue harus sangat intensif memijit kulit kepala gue.

Perubahan kedua, setelah beberapa hari, rambut gue memang akan menjadi berminyak, tapi beda banget dibanding ketika pakai shampoo. Gini, ketika masih pakai shampoo, di hari kedua atau ketiga setelah keramas, kulit kepala gue rasanya sudah basah baik oleh minyak, keringat, sampai rasanya ada lapisan tipis dimana kotoran dan mungkin ketombe atau lapisan lemak menumpuk (meskipun tipe rambut gue bukan berketombe). Kondisi ini bikin kulit kepala gatal. Dan jika digaruk sedikit aja, pasti akan menyisakan secuil kotoran di kuku jari. Tapi ketika pakai soda kue, hal itu ngga terjadi lagi. 

Sejak pakai soda kue, rekor terlama gue ngga keramas adalah 4 hari. Dan saat itu gue terdorong untuk keramas karena bagian depan/area poni rambut gue sudah mulai berminyak dan gue risih. Selebihnya, bagian lain (kulit) kepala gue masih terasa normal. Mengenai bau, ternyata meskipun sudah berhari-hari tidak keramas, rambut gue tidak menimbulkan bau apapun terlebih bau tidak sedap.

Dari panduan dan artikel yang gue baca, perubahan pola keramas ini menimbulkan masa transisi, dimana tubuh gue, tepatnya kulit kepala gue, menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Hal ini karena bahan-bahan yang terkandung dalam shampoo menghilangkan minyak alami dari kulit kepala, dan di masa transisi itu, kulit kepala bekerja keras untuk memproduksi minyak yang hilang gara-gara shampoo. Namun begitu pemakaian shampoo dihentikan, kulit kepala masih secara aktif memproduksi minyak. Begitu melewati masa transisi itu, kulit kepala ‘sadar’ bahwa ternyata minyak alami yang ada di kulit kepala nggak 'hilang’ dalam waktu relatif singkat (akibat shampoo), jadi dengan sendirinya si kulit kepala memperlambat proses produksi minyak.

Entah saat ini gue masih di masa transisi atau sudah melewatinya, tapi ternyata cara ini ngga sesulit bayangan gue di awal. Oya...dari beberapa panduan yang baca, 'baking soda' yang direkomendasikan adalah merek "Arm & Hammer". Butuh waktu seminggu (sejak membaca informasinya) hingga akhirnya gue menemukan baking soda bermerek dan berlogo gagah berani ini. Gue harus menelepon beberapa supermarket seperti Giant, Carrefour, Foodhall, dan beberapa toko bahan - bahan kue besar seperti Toko Ani, Titan, dan lainnya, termasuk yang online. Alkisah, akhirnya gue menemukannya di Kem Chicks, Kemang. Lucunya, ternyata baking soda yang ini tidak dipajang di bagian makanan, melainkan di deretan yang sama dengan bahan - bahan kebersihan.

Kemarin gue sudah sempat keramas dengan baking soda "Arm & Hammer" ini, dan entah karena sugesti atau bukan, rasanya memang lebih baik. Sejauh ini gue optimis mau melanjutkan 'eksperimen' 6WWS gue, namun gue juga ngga menutup mata bahwa masih ada tantangan-tantangan yang mungkin akan gue hadapi misalnya :
  1. Bagaimana pas gue berenang ? Dua minggu terakhir gue belum berenang. Dan gue belum bisa membayangkan rasanya membersihkan rambut gue dari air kaporit dan kawan-kawannya dengan si baking soda. Yang jelas ngga praktis banget, karena gue harus mencampur baking soda dengan air dahulu, lalu memijit-mijit kepala gue selama beberapa menit. Sementara itu, mungkin antrian kamar mandinya sudah panjang, belum lagi ditambah masalah volume air pancuran yang minimalis banget di kamar mandi sport center gratisan yang disediakan oleh kantor
  2. Bagaimana pas gue mau potong rambut di salon ? Mungkin gue harus pastikan bahwa di hari yang sama gue sudah keramas (baking soda) sejak dari rumah, dan menolak untuk dikeramas oleh pihak salon. Dan pihak salon pasti bakal berpikir karena gue pengen irit dan ngga punya duit untuk bayar biaya cuci blow.
  3. Sampai sekarang gue belum tahu takaran yang paling tepat untuk penggunaan baking soda, air, madu dan bahan - bahan tambahan lainnya. Meskipun sejauh ini gue ngga ada masalah dengan takaran yang gue ketahui dan aplikasikan.
  4. Gue masih harus banyak mencari dan membaca informasi mengenai 6WWS ini. Karena ternyata 'shampoo' alami bukan sekedar dari bahan baking soda maupun madu. Masih banyak pilihan sehat & alami lainnya. Tapi gue pengen bertahap dulu. Misalnya gue pernah baca bahwa semestinya gue menggunakan cuka apel sebagai conditioner. Tapi berhubung gue masih awam dengan 'gerakan' ini, jadi kayaknya saat ini gue 'bergerak' agak lambat. Bayangin....di minggu kedua aja gue baru berhasil menemukan baking soda yang tepat
  5. Hampir sama seperti #1, gimana kalau gue sedang traveling ? Haruskah gue membawa sebotol baking soda dan kawan-kawannya di dalam ransel gue? Kira-kira bakal aneh dan mencurigakankah di bagian pemeriksaan barang/scanner ? 
Cepat atau lambat satu-persatu tantangan di atas pasti akan gue hadapi, karena gue ngga mau membatasi aktifitas apapun karena pengen mengikuti gerakan ini. Yang jelas, sejauh ini, gue amat bersemangat melakukan eksperimen kecil-kecilan ini.