Kemarin (Selasa, 29 Juli 2014), gue kembali mengunjungi komplek Makam Belanda di Kebun Raya Bogor. Sebelumnya, beberapa tahun yang lalu, gue pernah juga ke sini. Tapi berhubung saat itu ketertarikan gue akan makam - makam Belanda, terlebih yang kuno, belum sedahsyat sekarang, jadi gue ngga punya dokumentasi apapun mengenai kunjungan gue ke sana.
Menurut petunjuk yang tersedia di area komplek, disebutkan bahwa komplek
pemakaman Belanda ini sudah ada jauh sebelum Kebun Raya Bogor didirikan
pada tahun 1817 oleh C.G.C Reinwardt, seorang ahli botani asal Jerman,
yang merupakan Direktur Kebun Raya Bogor yang pertama. Di komplek yang
tidak terlalu luas ini terdapat total 42 makam, yang hanya 38 di
antaranya saja yang memiliki identitas.
Makam Ary Prins (wafat : 28 Januari 1867), seorang ahli hukum dan pernah menjadi Gubernur Hindia Belanda selama dua kali |
Makam Dominique Jacques de Eerens (wafat : 30 Mei 1840), Gubernur Jenderal Hindia Belanda periode 1836 - 1840 |
Mereka yang dimakamkan di sini kebanyakan adalah keluarga dekat Gubernur
Jenderal Hindia Belanda. Tahun wafat mereka bervariasi, ada yang tahun
1784 (Cornelis Potmans, administrator toko obat berkebangsaan Belanda)
dan yang terbaru adalah tahun 1994, yaitu A.J.G.H Kostermans, seorang
ahli botani asal Belanda yang kemudian menjadi warga negara Indonesia.
Beliau memilih untuk dimakamkan di sini, di lingkungan yang ia cintai.
Yang menarik dari komplek makam Belanda di sini adalah kesan
dramatisnya, karena lokasinya seakan - akan terkepung di antara
pepohonan bambu yang sangat tinggi dan lebat. Dengan keberadaannya di
tengah - tengah pepohonan rindang seperti itu, komplek ini jadi
cenderung gelap dan teduh. Selain itu, komplek ini juga bisa dibilang
sepi sunyi, karena ngga banyak pengunjung kebun raya yang mampir ke
sini, entah karena takut atau memang ngga tahu mengenai keberadaannya.
Mengamati setiap bentuk makamnya yang menurut gue terbilang unik dan khas Belanda, merupakan keasyikan tersendiri. Ditambah lagi dengan membaca untaian kata - kata yang terukir di bangunan makam masing - masing. Ada yang ditulis dalam bahasa Inggris, namun kebanyakan bahasa Belanda. Kebanyakan di makam - makam tersebut menorehkan keterangan seperti nama, tanggal kelahiran dan kematian, serta jabatan sang pemilik makam. Namun ada juga yang menambahkan dengan ayat - ayat Injil, seperti yang terdapat pada makam Charles Gerard Alexander (1845 - 1871) :
Akulah kebangkitan dan hidup, barang siapa percaya kepada - Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati. (Yohanes 11:25)
Makam Charles Gerard Alexander |
No comments :
Post a Comment