I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Wednesday, August 10, 2016

Akhirnya Menikah


Suatu ketika di bulan April 2016.

Gue dan Ony 'nekat' dan iseng ikutan Kursus Persiapan Perkawinan (KPP) yang dijadwalkan di Gereja Katolik Santo Markus, Depok. Saat itu niat gue dan Ony hanya untuk mulai mengambil langkah paling awal persiapan menuju pernikahan, yang entah kapan tanggalnya.

Jadi, salah satu syarat administrasi pernikahan secara Katolik adalah sebelumnya pasangan calon pengantin harus mengikuti KPP ini, dan melampirkan sertifikat yang diperoleh setelah kursus.
Dalam salah satu session, romo gereja setempat, Romo Anton, nanya, "Kapan rencana menikahnya ?" Gue yang bingung karena memang belum menentukan tanggal pernikahan, secara spontan menjawab (dengan sok yakin), "30 Juli, Romo..." Gue asal aja menyebut tanggal ini karena bagi gue pribadi idealnya hari istimewa itu diwujudkan sebelum menjelang akhir tahun. Kalau lewat dari tanggal itu, gue pasti sudah kehilangan fokus dan semangat untuk mewujudkannya. Selalu begitu dari tahun ke tahun...Jadilah gue dan Ony memastikan tanggal pernikahan kami adalah 30 Juli 2016.
Karena satu dan lain hal, perjalanan gue menuju pernikahan sepertinya tidak semudah dan semulus pada umumnya. Butuh perjuangan dan tentunya mukjizat dari Tuhan untuk gue bisa mencapai impian gue. Karena itu, meskipun hasrat gue untuk menikah begitu besar, namun mengingat jalan terjal yang harus gue lalui, kadang ada saat - saat dimana semangat gue untuk 'berjuang' mengendur, dan gue akan menenggelamkan diri ke hal - hal lain sebagai pelipur lara.
Setelah mengikuti KPP, gue dan Ony belum yakin langkah berikutnya yang harus dilakukan. Meskipun secara perlahan, namun kami mulai menyiapkan segala sesuatunya. Sejak awal, rencana kami memang mengadakan acara dengan amat sangat sederhana...cukup di aula gereja aja, bukan gedung - gedung pertemuan berkapasitas besar.

Alasan pertama, karena gue selalu memimpikan acara pernikahan yang sederhana. Gue ngga nyaman dengan pesta yang ekstravaganza, besar - besaran dan berlangsung lama. Impian gue malahan cuma mengadakan pernikahan di gereja, yang penting sah...gitu! Alasan kedua, karena kami ngga mau boros dalam hal pengeluaran keuangan. Meskipun pernikahan adalah momen sekali seumur hidup, namun di mata gue, bukan berarti hal itu harus bikin gue dan Ony menguras habis tabungan, dan bahkan berhutang ke sana kemari, demi bisa menyiapkan pesta meriah.
Bisa dibilang waktu persiapan efektif yang gue dan Ony miliki hanya sekitar 2 bulan. Dalam kurun waktu tersebut, gue dan Ony mengurus segala sesuatunya sendiri. Stress ? Iya banget....Stress dan lelah, baik fisik maupun mental. Namun ada berkah yang sangat indah yang gue rasakan dalam pengalaman ini. Melalui momen ini, Yesus yang Maha Baik menunjukkan kepada gue bahwa gue memiliki pasangan (Ony), keluarga dan sahabat - sahabat yang luar biasa baik, dan dapat gue andalkan dalam segala situasi. Terlebih, yang bikin terharu, ternyata rencana bahagia ini memberikan sukacita bagi orang lain juga. Seluruh pertentangan yang pernah terjadi di masa - masa silam, melebur menjadi kebahagiaan tulus. Setiap kali gue menyampaikan rencana bahagia ini ke orang lain, gue bisa melihat ungkapan tulus bahagia dan syukur di wajah mereka. Seakan - akan penantian demikian lama yang harus gue lalui, adalah beban bagi mereka juga. Kabar pernikahan gue memberikan kelegaan bagi banyak orang.
Ngga ada panitia - panitian dalam persiapan pernikahan gue. Mungkin karena gue dan Ony berpikir untuk ngga merepotkan orang lain. Bisa dibilang, semua dikerjakan sendiri...meskipun harus pontang - panting kesana kemari mencari sesuatu, menyiapkan sesuatu, sambil berpacu dengan waktu yang sangat singkat. Akhirnya kami sadar, di hari H yaitu tanggal 30 Juli 2016, ngga mungkin mengurus segala sesuatunya ketika kami harus duduk manis di pelaminan. Singkatnya, gue pun menghubungi beberapa sahabat yang sangat gue percayai, dan bersedia untuk membantu  mempersiapkan pernikahan ini, sampai dengan di hari H.

Setiap kali mengingat kerja keras setiap orang dalam mewujudkan hari pernikahan gue, rasanya langsung pengen nangis berurai air mata, saking terharunya. Karena tingkat rasa cuek yang demikian tinggi, mungkin selama ini gue mengabaikan berkat yang Tuhan hadirkan dalam hidup ini, bahwa gue memiliki keluarga dan sahabat yang solid, yang mencintai dan selalu siap sedia untuk mendukung dan menopang gue. Mereka ada di depan gue, di sisi gue, di belakang gue....di mana pun gue memerlukan mereka.

Meskipun berlangsung dengan sangat sederhana, namun hari pernikahan gue, baik saat pemberkatan di Gereja Santo Herkulanus, Depok, maupun acara resepsi (syukuran) di aula gereja tersebut berjalan penuh hikmat dan lancar. Gue memang tidak bisa mengundang banyak pihak, karena keterbatasan kapasitas dan modal....heheheh! Tapi di kedua prosesi itu, pernikahan gue disaksikan oleh anggota keluarga  dan sahabat - sahabat terdekat. Dan itu adalah momen paling membahagiakan, dan gue ngga mengharapkan sesuatu lainnya yang melebihi itu.

Rasanya terharu dan campuk aduk, ketika mengucapkan janji pernikahan di hadapan Tuhan, keluarga dan sahabat, "Saya memilih engkau, Agustinus Ony Setiadi sebagai suami saya yang sah. Saya berjanji akan selalu setia padamu dalam suka dan duka, dalam untung dan malang, dalam keadaan sehat ataupun sakit. Saya akan mencintai dan menghormatimu seumur hidup..." Sejak beberapa hari sebelumnya gue berlatih 'keras' menghafalkan janji ini. Kesulitan yang paling besar adalah karena gue selalu gagal menahan tangis tiap kali mengucapkannya. Langsung terbayang perjuangan dan penantian cukup lama yang gue dan Ony harus hadapi untuk tiba di moment ini. Ajaib...beberapa bulan yang lalu gue ngga membayangkan akan menikah di hari itu, namun Tuhan dengan mukzizatnya yang dahsyat membukakan jalan dengan segala kelancarannya hingga gue bisa mengikat janji suci pernikahan dengan Ony.

Terima kasih Yesus yang Maha Baik, yang telah mewujudkan doa dan harapan gue dengan Ony, dengan cara yang sangat unik. Betapa ngga, bertahun - tahun lamanya penantian gue dan Ony, dan ketika 'saatnya' tiba, kami hanya 'diberikan' 2 bulan saja untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Terima kasih atas penyertaan Yesus dalam setiap persiapan pernikahan sampai dengan hari pernikahan itu sendiri, 30 Juli 2016. Semoga Yesus senantiasa memimpin, menyertai dan memberkati perjalanan rumah tangga gue dan Ony, agar menjadi keluarga yang damai dan bahagia, takut akan Tuhan dan selalu mengandalkanNya dalam setiap langkah kehidupan kami. Amin. 

No comments :