I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Saturday, March 16, 2019

Trip Banyuwangi : Kawah Ijen


30 September 2018.

Hari ini jadwalnya buat trekking ke Kawah Ijen. Untuk perjalanan gue ke sini diakomodir oleh operator tour gitu, namanya Malampah. Sebelum berangkat ke Banyuwangi gue emang udah hunting operator/vendor open trip....dan akhirnya nemu di Instagram. Untuk 1 day trip ke Kawah Ijen dan Baluran, biayanya adalah Rp. 400,000 per orang.

Gue dijemput di penginapan, Mango Tree Homestay, sekitar hampir jam 12 malam (29 September), menggunakan mobil 3/4 yang sangat nyaman. Dari Mango Tree, mobil lanjut menjemput turis lainnya yang juga hendak ke Kawah Ijen. Gue membutuhkan waktu beberapa saat lamanya menyesuaikan diri....Maklum, gue belum pernah dibangunkan tengah malam untuk trekking naik gunung.

Ngga beberapa lama kemudian, mobil pun tiba di area parkir dan pintu masuk Gunung Ijen, yang saat itu dipenuhi kendaraan - kendaraan dan pengunjung yang bersiap trekking. Gue dan Ony diminta untuk menunggu di sebuah warung yang saat itu gelap gulita, dan di sana ada beberapa turis asing. Di situ guide membagikan air mineral dan juga masker gas untuk setiap peserta. Abis itu, gue kembali diminta menunggu.

Akhirnya setelah briefing singkat dari guide, dalam bahasa Inggris (mungkin karena cuma ada 3 orang dalam group itu yang turis domestik), trekking pun dimulai. Sepanjang perjalanan gue nyaris mandi keringat saking lelahnya. Jalan yang harus dilalui pun 'lumayan'... Nanjak dan berpasir bikin kadang gue hampir terpeleset. Gue harus berhenti tak terhitung berapa kalinya, untuk istirahat kilat dan berusaha menormalkan nafas.

Sepanjang perjalanan, terkadang gue harus berbagi jalan dengan 'taksi' yang berlalu lalang di gunung Ijen. Taksinya unik dan simpel... Berupa gerobak gitu. Kayaknya aslinya tuh gerobak berfungsi sebagai alat angkut belerang. Tapi ternyata bisa juga alih fungsi jadi angkutan manusia - manusia banyak duit yang udah lelah maksimal trekking. Karena penasaran gue sempat bertanya ke guide berapa ongkos taksinya. Katanya bervariasi, tergantung bobot dan postur penumpangnya. Harga untuk naik gunung dimulai sekitar Rp. 700 ribuan. Untuk arah turun ternyata lebih murah.

Tapi gue ngerti sih kenapa harganya premium banget. Ngga kebayang gimana lelahnya si Pak supir taksi membawa penumpang di gerobak alakadarnya dengan medan menanjak gitu. Gue aja bawa body sendiri kelelahan. Makanya biasanya Pak supir ngga sendirian, melainkan dibantu orang lain. Tapi, melihat taksi dengan Pak supir dan kernetnya ~yang kebanyakan postur tubuhnya kurus dan kecil~ mendorong dan menarik gerobak isi manusia, jadi hiburan tersendiri buat gue. Udah gitu kadang penumpangnya mungkin malu hati, jadi berusaha banget nutupin mukanya pake jaket, syal dll. Duhh...pengen ketawa takut kualat. Langsung terlintas di pikiran gue, mungkin kalo gue membutuhkan jasa taksinya, Pak supir musti pasang harga tinggi berhubung body gue yang tambun dan ngga ringan ini. Mungkin 5 juta sekali jalan....


Dan setelah nyaris 3 jam trekking akhirnya gue tiba di area Kawah Ijen. Tapi sebelum tiba di titik itu, guide menawarkan kalo mau lihat blue fire, gue kudu mengambil sebuah arah, yang medannya menurun, dan katanya jaraknya kira - kira 1 km lagi. Gue memilih skip, dan lanjut ke arah danau kawah aja.

 
 
 

Di titik itu, aroma belerang yang sangat kuat udah tercium. Apesnya, kayaknya gue mendapatkan masker gas yang kurang berfungsi, jadi yang ada bikin gue kehabisan nafas. Akhirnya gue memilih ngga pake masker.

Tiba di pinggiran danau kawah ijen, banyak pengunjung yang menunggu berharap kabut yang menutupi danau bergeser. Niatnya mau lihat indahnya danau kawah Ijen yang tampak hijau, seperti yang sering gue liat saat browsing sana sini. Namun setelah ditunggu beberapa saat, kabut nampaknya masih betah menyelimuti kawasan danau. 

Berhubung turis - turis asing di group gue enggan menunggu lebih lama, akhirnya group pun memutuskan mengambil arah kembali. Yahh...gue kecewa. Sengaja gue berjalan berlambat - lambat, berharap dalam sekejap kabutnya bergeser dan menghilang. Di beberapa spot lainnya emang tampak langit mulai cerah karena kabut sudah mulai bergeser. Tapi untuk area danau kawah Ijen, gue kurang beruntung, alias cuma bisa liat hamparan kabut putih tebal.

Kembali gue trekking selama sekitar 2 jam, sampai kembali tiba di pintu masuk yang gue lalui tadi subuh. Oya, gue jauh lebih menikmati perjalanan pulang sih, karna langit sudah terang dan gue bisa menikmati keindahan Ijen kemana pun mata gue memandang. Sepanjang jalan gue juga kadang berpapasan dengan penduduk yang menjual souvenir yang terbuat dari belerang. Sempat kepikiran mau beli karna unik, tapi untung ngga jadi, karena ternyata pihak bandara Banyuwangi melarang penumpang membawa belerang ke dalam pesawat.


Tiba di area parkir, peserta group lainnya sudah menunggu di dalam mobil. Mobil pun berangkat untuk mengantarkan semua peserta ke penginapan masing - masing. Sekitar jam 9.30 pagi, gue tiba kembali di Mango Tree. Gue lega banget karena ternyata trip ke Baluran baru akan dilakukan nanti siang. Saat itu mata gue terasa berat banget, ngantuk. Sepanjang perjalanan gue tertidur.

Tiba di Mango Tree, gue langsung melahap sarapan yang disediakan. Abis itu, gue pun mandi dan beristirahat sejenak sebelum jemputan menuju Baluran datang.

Kesan - kesan trip ke kawah Ijen kali ini.....trekkingnya lumayan banget, bikin ngos - ngosan. Pemandangannya luar biasa indah....tapi next time, kalau gue berkesempatan lagi ke Banyuwangi, gue lebih memilih untuk menyewa mobil aja yang akan mengantar gue sampai pintu masuk Gunung Ijen. Maksudnya supaya gue bisa lebih leluasa sampai puas menikmati indahnya Ijen, tanpa terburu waktu.

No comments :