I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Sunday, April 13, 2014

(Gereja) Ayam Yang Bikin Penasaran

GPIB Pniel (Gereja Ayam)
Pagi tadi, kaki gue yang panjang dan sulit dikendalikan ini, memutuskan untuk mendarat dan mengikuti kebaktian di sebuah gereja di kawasan Pasar Baru, GPIB Pniel, yang merupakan salah satu gereja tua dan bersejarah di Jakarta, dibangun pada tahun 1913. Untuk sampai ke sini, gue naik commuter line tujuan Kota dan turun di stasiun Sawah Besar. Dari stasiun Sawah Besar gue melanjutkan naik Mikrolet M12 arah Terminal Senen, dan turun tepat di seberang gereja. Ini adalah kunjungan gue yang kedua, sejak beberapa minggu yang lalu. Gue menikmati setiap kedatangan gue ke sini, karena selain sebagai tempat ibadah, gereja ini bagaikan sebuah museum yang menyimpan cerita sejarah, yang selalu menarik untuk gue.


Halo, ayam !
Apa yang menjadi daya tariknya untuk gue ? Sederhana : simbol ayam yang ada di di atap bangunan gereja. Kehadiran ayam ini membuat gue penasaran dan mendorong gue untuk mencari informasi mengenai alasan keberadaannya di situ. Menurut gue simbol itu unik banget, dan ternyata ada filosofi yang melatarbelakangi 'kehadiran' ayam itu di situ, yang bahkan menjadi ciri khas gereja ini, sehingga lebih dikenal sebagai "Gereja Ayam". Pertama, kehadiran 'si ayam' tersebut sebagai penunjuk arah mata angin. Kedua, "ayam" ini adalah simbol dari kisah yang diambil dari Alkitab, yaitu mengenai Petrus yang menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. "Yesus berkata kepadanya: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." ~ Matius 26:34. Simbol ayam dihadirkan untuk mengingatkan manusia untuk tidak menyangkal Yesus.

Meskipun gereja ini lebih dikenal sebagai "Gereja Ayam", namun gue juga tertarik dengan namanya yang unik : Pniel. Pniel diambil dari kisah mengenai Yakub di Kitab Kejadian. Pniel adalah tempat dimana Yakub diberkati dan namanya diubah menjadi "Israel". "Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!" ~ Kejadian 32:30.

Alkitab Belanda Usia Seabad Lebih
Selain itu, di gereja ini juga tersimpan sebuah Alkitab besar berbahasa Belanda peninggalan tahun 1855 yang ada di altar, dekat mimbar gereja. Karena kondisinya sudah sangat tua dan rapuh, Alkitab tersebut diletakkan dalam sebuah diorama kaca. Selain Alkitab tersebut, ternyata perabotan yang terdapat di dalam gereja, seperti bangku dan mimbar dari kayu jati, pun masih asli peninggalan jaman Belanda.

"Barang" menarik lainnya yang bikin gue penasaran dan langsung buka Alkitab adalah tulisan berbahasa Belanda yang terukir di sebuah marmer dan diletakkan di tembok belakang gereja. Gue ngga ngerti artinya, tapi begitu gue lihat tulisan "Jac 1:27", gue pun membuka Yakobus 1: 27 dan tulisan dalam bahasa Indonesianya adalah :


"Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia." 

Hhmmm....ayat ini sepertinya mau mengingatkan setiap warga gereja, terlebih gue, mengenai arti 'ibadah' sebenarnya, bahwa itu bukanlah semata - mata datang ke gereja, bernyanyi dan berdoa, mendengarkan firman Tuhan, memberikan persembahan, berjabatan tangan dengan sesama jemaat dan Pendeta, lalu pulang. Ini teguran untuk gue agar tidak menutup mata dan telinga terhadap sekeliling gue, terlebih orang - orang yang kekurangan dan membutuhkan.

Kebaktian jam 9 pagi tadi dipimpin oleh Bapak Pendeta Adriano Wangkay. Beliau bukan sosok yang asing buat gue, karena sebelumnya pernah menjadi ketua majelis jemaat di GBIP Gideon Kelapa Dua Depok. Dan agenda pagi tadi adalah peneguhan anggota sidi jemaat setempat. Di akhir ceremony peneguhan, para anggota sidi baru tersebut menyanyikan lagu yang selalu membuat gue terharu, judulnya : Di Setiap Janjiku. Entah kenapa setiap kali mendengarkan lagu ini, gue yang cuek ini akan bersusah payah membendung air mata untuk tidak menetes.

Di setiap janjiku
Dan setiap doaku
Juga langkah imanku
Tuhan bersamaku.
Tiap gunung ku tempuh
Harapanku pun teguh
Rahmat Tuhan beserta
Untuk selamanya.

Tuhan b'ri anugrahNya
Tuhan b'ri kuasaNya
Kristuslah didalamku
Ku 'kan menang bersamaNya

Bagian dalam gereja
Kayaknya lagu ini 'menyentuh' banget. Semua perasaan yang ada di hati gue tumpah seketika, lebur jadi satu....sedih, bahagia, putus asa, bersemangat, lelah, tegar, semuanya....Jadi teringat cobaan dan masalah - masalah hidup yang gue hadapi yang terkadang bikin galau dan lelah, namun langsung terhapus karena teringat walaupun gue 'sendirian' tapi Yesus senantiasa beserta gue, melindungi gue, dan memimpin gue menyelesaikan masalah satu persatu.

Lagu ini bikin 'sedih' sekaligus memberikan kekuatan. Baris terakhir dari lagu ini seperti mantra yang memberikan keyakinan : Ku 'kan menang bersamaNya. Lagu indah ini, yang gue dengarkan di bangunan gereja yang ngga kalah indahnya, adalah sepenggal kenangan indah yang akan selalu gue ingat mengenai GPIB Pniel atau Gereja Ayam.

No comments :