Seharusnya itu Minggu pagi yang ceria dan normal seperti biasa. Tepat jam 5:15 pagi gue dan Momo si Husky meninggalkan rumah menuju lapangan luas di seberang Gedung Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, di dekat perumahan Tanjung Barat.
Setelah mengelilingi lapangan 5 kali sambil berjalan, gue dan Momo pun kelelahan. Kali ini gue ngga bawa peralatan minum untuk Momo karena agak malas menyiapkannya tadi pagi. Gue pun berniat membawa Momo kembali ke rumah, dan setiba di sana, gue akan menyiapkan Bruncuz untuk sesi jalan - jalannya. Demikianlah rutinitas gue yang melelahkan, namun mau ngga mau harus dijalankan sebagai tanggung jawab pemilik anjing.
Semuanya lancar dan menyenangkan, sampai gue tiba di depan sebuah bengkel di Rancho, dimana gue melihat seekor anjing berwarna coklat lengkap dengan rantai di lehernya, sedang asyik di pinggir jalan. Gue sedang berusaha mengingat - ingat dimana gue pernah melihatnya, saat anjing coklat itu melihat Momo dan langsung dengan gerakan cepat mendekat dan menyerangnya. Momo pun bereaksi memberi perlawanan. Gue, yang kaget dengan situasi tersebut hanya bisa menarik tali Momo ke atas. Maksudnya adalah antara melindungi bagian wajahnya dari serangan si anjing gila, sekaligus menghindari konflik lebih parah. Saat itu gue berharap dengan menjauhkan mulut dan taring Momo dari anjing tersebut, perkelahian akan segera berakhir. Situasi sangat menegangkan. Momo menggonggong sejadi - jadinya. Gue yang sehari - hari jarang mendengarnya menggonggong, semakin panik karena itu pertanda si Husky yang gagah berani nih merasa terancam dan tersakiti.
Di satu titik, gue berhasil mengalihkan perhatian si anjing gila tadi dengan menghalaunya, dan memberi waktu untuk gue dan Momo berlari kabur. Namun ternyata si anjing gila mengejar ganas dari belakang, hingga gue terpaksa berhenti lagi di depan sebuah rumah berhalaman luas. Di saat itulah sekonyong - konyong gue teringat. Anjing gila itu adalah milik penghuni rumah ini. Anjing yang selalu terikat dan terantai, dan bereaksi ganas tiap kali gue dan anjing - anjing gue melalui rumah ini. Lagi - lagi Momo diserangnya secara fisik. Dan beberapa kali gue mendengar gonggongan Momo yang melengking, menandakan dia kesakitan. Di tengah kemarahan dan kepanikan, gue berteriak kepada pemilik tambal ban yang menempati secuil area di bagian depan rumah tersebut, meminta supaya dia menjauhkan anjing tersebut dari Momo.
Namun dia pun ketakutan, dia bilang itu bukanlah anjingnya, dan dia tak memiliki keberanian untuk mencegahnya. Dia bilang, hanya si pemiliknya saja yang bisa melakukannya. Gue ngga bisa melangkah maju, si anjing gila ada di hadapan gue dan Momo. Itu adalah detik - detik yang menengangkan.
Dari kejauhan gue melihat seorang pria, yang adalah pemilik rumah, keluar dan mendekat ke mobilnya. Gue asumsikan dia sedang bersiap - siap berangkat ke gereja. Dengan susah payah gue berteriak memanggilnya. Saat itu gue geram bukan main. Dia ngga boleh membiarkan anjing gilanya lepas dan meninggalkan rumah dan mengganggu lingkungan sekitarnya seperti itu ! Itu hal paling bodoh dan egois yang dilakukan pemilik anjing !
Dengan tergopoh - gopoh si pemilik anjing gila pun mendekat. Gue minta dia untuk menjauhkan anjingnya dari Momo karena dia menyerang duluan. Saat itulah si anjing gila kembali mendekati Momo dan lagi - lagi menyerangnya. Pemiliknya berusaha menghalau, namun sepertinya tak banyak yang bisa dilakukan. Entah mengapa yang gue bisa lakukan adalah menarik tali Momo ke atas. Sebenarnya gue ingin melindung wajahnya terlebih matanya. Namun saat itu gue ngga sadar bahwa itu pasti menyakiti bagian dadanya. Dan yang menyedihkan lagi, gue sempat mendengar jeritan Momo yang keras dan panjang, menandakan bahwa saat itu dia sedang sangat kesakitan.
Akhirnya si pemilik anjing yang bodoh itu berhasil menarik anjingnya. Gue pun spontan membawa Momo berlari. Tanpa gue sadari dari tadi, ternyata kejadian itu menjadi bahan tontonan orang - orang sekitar yang memandang dengan tatapan ngeri. Gue dan Momo berlari sekencang - kencangnya.
Tiba di rumah, Momo gue arahkan ke ruang samping, bukan ke halaman belakang. Saat gue sentuh badannya, tampak Momo masih sangat trauma dan kelelahan. Mungkin juga kesakitan. Momo pun langsung mencapai ember air dekat situ dan minum sebanyak - banyaknya. Kadang ia masukkan salah satu kakinya ke dalam ember. Selesai minum, dia pun menjauhkan diri dari ember. Gue mendekat dan mengelus kepala dan badannya, namun ia tak bereaksi. Nafasnya masih tersengal - sengal, mulut dan hidungnya hangat.
Gue menjauh ke arah pagar ruangan. Dari situ gue memanggil Momo beberapa kali. Momo tidak bereaksi. Gue sangat merasa bersalah. Gue adalah pemiliknya, namun tak bisa melindunginya tadi. Justru gerakan yang gue lakukan terhadapnya seakan - akan membuatnya tak berdaya untuk melakukan perlawanan. Itukah yang Momo rasakan ? Tatapan mata seekor Husky sangat tajam dan bermakna. Namun gue ngga bisa mencerna arti tatapan matanya saat itu. Dengan dia tidak mau merespon panggilan gue, itu sangatlah ganjil. Selama ini Momo adalah sosok anjing yang sangat manja, dan akan selalu meloncat - loncat ke arah gue setiap kali gue datang. Dan sekarang kekakuannya dan sikapnya yang dingin seakan - akan gue tidak ada di ruang itu, sangatlah membuat gue sedih.
Anjing ini pasti sudah memupuk kepercayaannya terhadap gue selama berada di rumah ini beberapa bulan terakhir. Kepercayaan bahwa gue akan merawat dan melindunginya dalam keadaan apapun. Kepercayaan bahwa gue adalah sahabat yang bisa diandalkan. Namun mungkin pagi tadi semuanya pupus begitu saja.
Gue pun meninggalkan ruangan. Berusaha memberinya waktu untuk beristirahat dan menenangkan diri dari kejadian yang pasti membuatnya stres tadi pagi. Sesekali gue masuk ke dalam, dan melakukan hal sama, memanggilnya, berharap Momo datang mendekati gue dengan antusias...seperti yang biasanya dia lakukan. Namun Momo tetap membaringkan badannya di pojok sambil matanya memandang tajam ke arah gue.
Setelah beberapa kali mencoba, gue kembali masuk ke ruangan dan memanggil Momo. Akhirnya kali ini dengan langkah berat Momo bangkit dari posisi tidurnya dan mendekat ke arah gue. Terharu. Si Husky yang gagah namun manja ini, akhirnya memutuskan untuk memaafkan gue dan memberikan kesempatan berikutnya. Kesempatan untuk menjadi pelindungnya yang bertanggung jawab, yang tahu apa yang dilakukan saat sahabatnya dalam keadaan terancam jiwa dan raga. Momo pun kembali membaringkan badannya yang besar, namun kali ini di sisi gue. Dia pasti masih sangat kelelahan dan tertekan. Gue memijiti pundak Momo dan tetap dalam posisi itu beberapa saat. Gue pun keluar sebentar untuk membeli roti, dan memberikannya kepada Momo. Entah terdengar bodoh atau konyol, saat itu dalam hati gue berjanji padanya, "Mo, lain waktu kita akan cari lapangan lainnya...atau jalanan lainnya menuju lapangan yang sama. Kita akan tetap jalan pagi setiap weekend. Anjing gila itu ngga akan menghentikan kita. Dan kejadian tadi ngga akan terulang lagi..."
Kejadian pagi itu adalah salah satu momen paling menegangkan serta mengerikan yang pernah gue temui. Malang benar si Momo....di rumah dia sering diserang oleh Bruncuz....dan kali ini di jalan pun, di saat seharusnya dia bersenang - senang menikmati sesi jalan paginya bersama gue, dia justru diserang oleh anjing lainnya. Gue merasa sangat menyesal dan bersalah, karena gagal memberikan rasa nyaman dan aman pada sahabat berkaki empat ini. Perasaan yang mungkin hanya bisa dimengerti oleh orang - orang yang menyayangi dan memiliki ikatan emosional dengan anjingnya.
Tatapan Momo yang trauma :( |
Semestinya insiden semacam itu ngga terjadi andaikan setiap pemilik anjing menyadari tanggung jawabnya, terutama terhadap lingkungan sekitarnya. Terlebih, di lingkungan yang kurang menerima kehadiran anjing seperti ini. Kali ini Momo yang jadi korban, bagaimana jika manusia korbannya ? Sampai sekarang gue ngga habis pikir dengan tindakan bodoh si pemilik anjing....mungkin dia lupa bahwa lingkungan dimana rumahnya berada bukanlah milik nenek moyangnya, sehingga dia membiarkan anjingnya berkeliaran tanpa pengawasan, dan lupa kewajibannya untuk menghormati kepentingan orang sekitarnya.
No comments :
Post a Comment