I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Thursday, July 22, 2021

Cerita Karantina : Ketika Covid-19 Menyerang Keluarga (2)

 22 Juli 2021

Kemarin beban (terutama psikis) yang gue rasakan, banyak berkurang. Tuhan Yesus memberikan banyak perkembangan dan jalan terbuka untuk situasi yang keluarga gue sedang hadapi. Di pagi hari Mama dan Bapak diantar oleh Pardo dan Carol (menggunakan mobil berbeda) ke RS Siloam TB. Simatupang untuk menjalani beberapa tes untuk mengetahui kondisi tubuh mereka secara detail, agar bisa diberikan obat - obatan yang spesifik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masing - masing. 

Untuk Rico dan Anggi, kami melakukan approach ke Puskemas. Kebetulan domisili Rico dan Anggi berbeda, jadi kami berbagi tugas. Tito mengurus pelaporan dan permintaan obat isoman Anggi di Puskesmas Srengseng Sawah, sementara gue dan Ony ke Puskesmas Tanjung Barat untuk mewakili Rico.

Di Puskesmas Tanjung Barat, gue ditemui oleh petugas bernama Ibu Tiwi yang sangat baik dan responsif. Gue melaporkan situasi Rico, memberikan detail informasi (nomor kontak, dll), dan juga gue sampaikan bahwa selain Rico, di dalam satu rumah yang sama, ada anggota keluarga lainnya yang sedang menjalani isoman. Ibu Tiwi mengatakan nanti petugas Puskemas akan menghubungi Rico, dan setelah itu obat - obatan yang diperlukan akan diberikan.

Gue sempat ke Apotik Roxy untuk membeli alat suntikan (tanpa jarum) dan transofix (pembuka ampul NaCl), karena gue mau mengajarkan Anggi cara mencuci hidung. Gue sudah melakukan kebiasaan mencuci hidung selama beberapa tahun terakhir, direkomendasikan oleh salah satu dokter di RS THT Proklamasi saat gue berobat karena masalah alergi debu. Di saat ini, segala action yang berpotensi membantu proses isoman dan penyembuhan, seberapa besar/kecil dampaknya, harus dilakukan. Sore harinya gue ke rumah untuk mengajarkan Anggi cara mencuci hidung, dengan posisi berdiri saling berjauhan, di taman rumah Mama.

Kemarin, Nantulang Jogi (Condet) mengirimkan segudang makanan (untuk makan siang dan malam), dan buah - buahan, yang diberikan melalui Pardo. Nantulang mengatakan akan menyiapkan dan mengirimkan makanan selama seminggu ke depan. Luar biasa wujud bantuan Tuhan Yesus yang datang dari berbagai pihak dalam berbagai bentuk. Entah bagaimana membalas kebaikan Nantulang sekeluarga. Rasanya terharu banget.

Di siang hari, hasil tes Mama dan Bapak keluar. Kondisi Mama secara umum baik, dan gejala ringan. Untuk Bapak, CRP atau C-reactive protein-nya agak tinggi, dan ada sedikit kabut di paru - paru. Obat - obatan yang diberikan disesuaikan dengan kondisi masing - masing. Untuk Fajar, Carol juga sudah mewakilkan untuk teleconsultation dengan salah satu dokter di RS Brawijaya, dan obat - obatan juga disiapkan. 

Di siang hari, Pardo (sebagai contact person saat melakukan tes di Bumame untuk seisi rumah Mama), menerima WA dari Kemenkes. Pesan WA tersebut memberitahukan bahwa masing - masing Bapak, Mama, Rico, Anggi dan Fajar telah terdata di Kemenkes sebagai pasien Covid-19, dan bisa mendapatkan konsultasi, pengobatan dan pengawasan gratis dari Kemenkes RI.

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan :

  1. Cek status NIK sebagai Pasien COVID-19 dari WA Kemenkes RI atau lakukan mandiri di https://isoman.kemkes.go.id
  2. Pilih layanan konsultasi telemedisin & masukkan kode voucher dalam layanan (gue memilih Halodoc). 
  3. Melakukan konsultasi dengan dokter dengan menginformasikan bahwa pasien mendapatkan WA dari Kemenkes RI atau bukti verifikasi NIK dari website ISOMAN (point nomor 1 di atas)
  4. Dokter akan memberikan resep digital dalam bentuk PDF atau JPG
  5. Lakukan penebusan resep di website https://isoman.kemkes.go.id/tebusresep  (melampirkan point nomor 4 di atas)
  6. Simpan tracking ID untuk cek status pengiriman dari Apotik Kimia Farma terdekat
Gue dan Anggi langsung mengikuti setiap langkahnya. Saat ini kami masih menunggu pengiriman obat dari apotik Kimia Farma Blok M yang sampai sekarang belum tiba juga. 

Gue sempat menghubungi nomor call center Kimia Farma (1500 255), hasilnya nihil, tidak ada yang merespon. Lalu gue mengirimkan pesan pribadi ke akun Instagram Kimia Farma Care. Dalam waktu singkat pesan gue dijawab dan intinya gue bisa melakukan pelaporan ke nomor kontak Halo Kemenkes : 1500 567 atau via WA. Gue mencoba menelepon ke nomor telepon tersebut namun tanpa hasil, dan Puji Tuhan, ketika gue kontak ke nomor WAnya, responnya sangat cepat. Saat ini status permintaan obat masih dalam verifikasi, tapi setidaknya ada perkembangan, yaitu laporan gue sudah terdaftar dan mendapatkan nomor.

Oya, keluarga gue bisa menerima pesan WA dari Kemenkes ini karena lab tempat seisi rumah Mama melakukan tes PCR, yaitu Bumame, termasuk dalam daftar laboratorium jejaring pemeriksa Covid-19 Kemenkes. Jadi, sepertinya begitu ada hasil tes PCR yang positif Covid-19, pihak lab (Bumame) yang langsung melaporkan ke Kemenkes, sehingga Kemenkes bisa mem-follow up dengan pihak pasien. 

Untuk kondisi Mama dan yang lainnya kemarin, gejala masih terbilang ringan. Mama dan Bapak cenderung kurang bernafsu makan, tapi kami desak terus agar mau makan, karena mulai kemarin Mama, Bapak (dan Fajar) sudah mulai mengkonsumsi obat dokter. Untuk Rico dan Anggi, mereka tetap mengkonsumsi vitamin D, vitamin C dan yang lainnya. 

Begitulah cerita dan perkembangan kemarin dan pagi tadi. Apapun yang terjadi, ngga ada pilihan lain, kami harus tetap berjuang, mengusahakan yang terbaik untuk anggota keluarga yang kami cintai ini, dan tetap berpikir positif. Kami yakin dan percaya, pertolongan Tuhan Yesus pasti tak akan pernah terlambat.

No comments :