I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Monday, May 03, 2010

03 April 2010 : Selamat Pagi, Melaka !


Bangun pagi dan langsung kabur ke kamar mandi, memastikan gue adalah mahkluk pertama yang mandi, tanpa perlu antri. Abis mandi gue sempet ngenet bentar, sambil nungguin Sam. Gue harus pindahan kamar hari ini. Semalem gue nikmatin aja sih tidur di fan room, tapi nyamuknya sadis - sadis banget !

Karena Sam belum nongol, gue langsung ninggalin Jalan Jalan. Sibuk nih, gak ada jadwal untuk menunggu. Pagi ini gue mau jalan kaki ke sekitar Stadhuys dan tepi sungai Malaka. Maksud gue jalan - jalan begini juga untuk mengisi waktu sampe jam 9, karena hampir semua museum disini buka mulai jam segitu.

Gue berjalan di tepi sungai Malaka, karena penasaran ngeliat Eye on Malaysia Melaka, roda raksasa setinggi 60 meter dengan 42 gondola. Eye on Malaysia ada di sisi berseberangan dari sungai Malaka...tapi cukup mengobati rasa penasaran gue aja dengan memandangnya dari kejauhan.

Abis itu gue mampir ke Menara Taming Sari di Bandar Hilir. Nama Taming Sari panjang sejarahnya. Taming Sari sebenarnya adalah nama seorang prajurit Kerajaan Majapahit. Once upon a time, Taming Sari berduel dengan Hang Tuah, prajurit dari kerajaan Malaka. Taming Sari kalah, dan untuk itu dia harus menyerahkan keris saktinya kepada Hang Tuah. Keris itu pun dinamakan Taming Sari, sesuai dengan nama pemilik sebelumnya. Perjanjiannya pun dibuat...Malaka boleh menggunakan nama Taming Sari untuk sky towernya, dan Majapahit akan menggunakan nama Hang Tuah sebagai nama jalan di negerinya, Indonesia. Dan dua kalimat terakhir adalah gosip murahan yang sama sekali gak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dari seorang bekpeker gembel bernama...Cherry Sitanggang.

Ternyata Taming Sari mirip Tiger Sky Tower di Sentosa Island, Singapura, dimana pengunjung bisa melihat kota Malaka dari menara dengan ketinggian 80 meter. Harga tiketnya RM 20. Karena harga tiketnya mahal...dan gue udah ngerasain sensasi naek menara ini waktu naek Tiger Sky Tower maka gue putuskan....untuk tidak naek Taming Sari.

Jalan kaki lagi...biar pun masih pagi, tapi Malaka udah panas menyengat. Tujuan berikutnya, Cheng Ho Cultural Museum yang terletak di 51 Lorong Hang Jebat, cuma beberapa puluh meter dari Jalan Jalan. Karena masih terlalu pagi, gue jadi pengunjung pertama di sini. Dari luar museum ini terlihat kecil, karena berada di antara rumah - rumah warga, tapi begitu masuk ke dalamnya, ternyata luas dan bertingkat.
Sejarah Malaka emang gak bisa dilepaskan dari sosok Laksamana Cheng Ho. Menurut catatan sejarah, selama 7 pelayarannya ke berbagai wilayah di Asia dan Afrika, armadanya datang ke Malaka sebanyak 5 kali. Menurut gue, Malaka adalah kota kecil yang sangat menghargai sejarah dan setiap sosok yang pernah mengisi lembar sejarah Malaka. Museum ini salah satunya. Isi museumnya menarik banget dan setiap pengunjung diajak untuk mengenai lebih dekat sosok Laksamana Cheng Ho, termasuk jasa - jasanya bagi Malaka dan dunia.

Salah satu benda di museum ini yang bikin gue takjub adalah patung jerapah yang geeddddeeeeeeeee.....banget !!! Gue udah pernah liat dari dekat jerapah beneren di Kebun Binatang Ragunan - yang gue kasih nama si Jangkung - dan jerapah yang satu ini ukurannya lebih geddddeeeee dari si Jangkung. Begini, kaki sampai badannya setinggi langit - langit lantai dasar, lalu begitu gue naek ke lantai satu, barulah gue bisa liat leher dan kepalanya. Apa hubungan Cheng Ho dan Jerapah ? Gue selalu excited kalo menyangkut binatang..apalagi jerapah gitu lhoo.....!!

Begini ceritanya....seorang penguasa di kota Malindi yang terletak di Afrika memberikan dua ekor jerapah kepada Cheng Ho sebagai hadiah bagi Kaisar Cina. Tiba di Cina, hadiah ini dianggap sangat besar, istimewa, dan mereka menganggap jerapah ini adalah unicorn. Menurut kepercayaan Konfusian, kehadirannya akan melambangkan kebijaksanaan serta kebajikan. Jerapah ini pun diperkenalkan langsung kepada Kaisar oleh seorang utusan dari Malindi. Hadiah yang istimewa ini membuat Kaisar sangat bersemangat dan penasaran mengenai Afrika. Cheng Ho pun memberitakan hal itu pada kerajaan - kerajaan yang ada di Afrika, agar mereka segera mengirimkan utusannya ke Cina....That's all folk...

Puas berkeliling di Cheng Ho Cultural Museum, gue balik ke Jalan Jalan. Gue harus ketemu sama Sam, karena mau pindahan ke mix dorm AC hari ini. Tiba di Jalan Jalan, Sam lagi ngeladenin tamu baru, jadi gue nunggu sambil tiduran di kamar. Gue sempet makan sebiji Panadol karena kepala rasanya sedikit pusing. Mungkin karena gue udah lama kepanasan di luar sana. Gue berharap bisa tiduran sekitar 15 menit sambil nunggu Sam selesai.

Tapi gue liat Sam lagi sibuk ngeberesin kamar buat tamu baru...jadi kasian kalo harus ditungguin gitu. Tiba - tiba gue inget sama nikmatnya ubi bakar yang kemarin gue makan. Pusing gue mendadak lenyap begitu ngebayangin ubi manis yang masih berasap - asap karena panasnya. Demi memuaskan perut kosong nyaring bunyinya ini, gue kabur dari Jalan Jalan untuk menuju Dataran Pahlawan Megamall. Ubbiiii...here I come !!

No comments :