I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Sunday, November 16, 2014

Menengok Keelokan Bromo (2)

Menjelang jam 7 pagi, gue memaksakan badan letih gue untuk bangun. Ini suatu keharusan setiap gue bekpekeran, kebiasaan yang gue tanamkan karena gue terbiasa tinggal di hostel. Motif utamanya karena gue harus berbagi (baca : rebutan) kamar mandi dengan penghuni hostel lainnya. Kedua, karena gue gak rela melewatkan jatah sarapan yang biasanya dijadwalkan hanya sampai jam 10 pagi. Dan ketiga, supaya gue punya waktu lebih panjang untuk berpetualang.


Sebenarnya bayangan dinginnya air mandi menghantui gue. Tapi karena gue punya tekad sekuat baja, gue pun bisa menikmati acara mandi tanpa masalah. Ini adalah mandi terdingin yang pernah gue lakukan. Tingkat kedinginannya bahkan sampai melewati level dimana gue merasa kedinginan dan menggigil. Begitu segayung air mengguyur kepala gue, mungkin sensasinya sama kayak ikutan ice bucket challenge yang lagi trend itu. Tapi setelah itu sekujur tubuh gue mendadak kebal terhadap dingin, dan gue pun melanjutkan mandi seakan - akan gue layaknya warga Malang yang terbiasa dengan rasa dingin.

Selesai mandi, gue berharap akan langsung dijemput oleh tim Langkah Kaki menuju Candi Jago. Kasihan deh....padahal gue udah siap berpetualang pagi itu namun ternyata gue dijadwalkan untuk di jemput jam 1 siang nanti. Meskipun kecewa, tapi sebenarnya begitulah pengaturannya, karena gue dan teman - teman yang merapat di Surabaya semalam, tiba lebih dahulu dibandingkan group yang akan tiba di Malang jam 7 pagi ini. Berhubung gue tiba lebih awal, artinya gue harus menunggu group Malang tersebut, dan mendapat kesempatan istirahat lebih panjang. 

Sambil menunggu, gue gak bisa kemana - mana karena gak ada alat transportasi. Dan berhubung di sekitar homestay pun tidak ada yang bisa dijelajahi, maka gue kembali naik ke kasur empuk dan mencari kehangatan di balik selimut tebal. Namun sebelumnya gue sempat minta (baca: ngotot) supaya dijemput lebih awal dari jam 1 siang. Dan tim Langkah Kaki yang baik hati setuju untuk menjemput jam 10.30 siang. Horayy !

Sebelum berangkat, pemilik homestay menyajikan menu sarapan yang benar - benar memanjakan lidah gue. Bayangkan, selain nasi, tersedia juga sekitar 4 menu tradisional lainnya yang porsinya banyak dan rasanya lezat. Bahannya sebenarnya sederhana, seperti tempe dan tahu, namun diracik jadi beberapa macam variasi menu. Gue ngga nyangka tinggal di homestay juga akan mendapat hidangan makanan selezat dan sekomplit ini.

Tepat jam 10.30 pagi mobil menjemput untuk menuju lokasi pertama yaitu Candi Jago yang ada di kawasan Tumpang. Lokasinya unik banget, kayak terkepung di antara perumahan warga. Ukuran candinya sendiri gak terlalu besar dan sudah tidak utuh lagi. Candi Jago adalah candi Buddha yang dibangun sekitar abad ke - 13 atas perintah Raja Kertanegara untuk menghormati ayahnya, yaitu Raja Wisnuwardhana.


Sekilas ketika berdiri di puncak candi ini mengingatkan gue pada Beng Melea, dimana terdapat susunan bebatuan yang nampak tertumpuk begitu saja. Gue langsung girang memanjat ke sana kemari. Ahh...rasanya gue harus kembali ke Beng Melea suatu saat, karena apapun mengingatkan gue pada temple indah yang unik itu.

Menuju Coban Pelangi
Dari Candi Jago, gue diantar untuk menikmati makan siang di Bakso Malang Ronggolawe, yang enak, murah dan meriah. Kelar makan, gue kembali ke homestay. Menurut team leader dari Langkah Kaki, gue akan dijemput lagi jam 1 siang nanti untuk menuju Coban (Air Terjun) Pelangi. Artinya, gue punya waktu istirahat lagi. Ini sebenarnya bertolak belakang banget dengan ritme gue kalo bekpekeran. Waktu gue sangat ketat, nyaris ngga ada waktu untuk istirahat. Kadang acara makan siang atau makan malam pun jadi kilat. Dan sekarang, "istirahat" berarti gue bisa leyeh - leyeh di kasur empuk dan selimut tebal.



Sekitar jam 1 gue pun menuju Coban Pelangi. Dari awal niat gue mau main air, syukur - syukur kalo bisa berenang, di sini. Tiba di sana, normalnya medan yang harus dilalui untuk menuju lokasi air terjun, gue harus melewati jalan setapak yang kadang menanjak kadang menurun. Tapi begitu gue melihat air terjunnya dari dekat rasanya semua lelah dan pegal lenyap. Saat itu hujan rintik - rintik mulai turun, dan arus airnya deras dahsyat. Keren dan indah banget !  Setelah puas bermain - main air, dalam keadaan basah sekujur tubuh, gue pun meninggalkan air terjun, menuju kamar mandi, untuk mengganti baju gue.

Meninggalkan Coban Pelangi yang super indah dan eksotis itu, tujuan berikutnya adalah Agrowisata Apel. Tiba di sana, setelah diberikan pengarahan sebentar, gue dan teman - teman diperbolehkan untuk memetik apel di sebuah lahan yang cukup luas dan memakan sebanyak - banyaknya apel yang gue petik.

Begini, gue sebenarnya bukan penggemar buah apel. Meskipun buah itu terkesan mewah dan mahal... meskipun kaya manfaat....dan meskipun sampai ada pepatah "An apple a day keeps you away from the doctor'....tetap aja selama ini gue bukanlah penggemar buah apel dan gak pernah ngiler tiap kali lihat buah apel. Gue lebih ngiler ngeliat buah kecapi (maklum, gue besar di Condet, Jakarta Timur) dibanding buah apel. Sejak kecil gue selalu bingung dan jijik lihat daging buah apel yang langsung menjadi kecoklatan setiap kali sudah dikupas, diiris atau digigit.

Tapi, sejak masih di homestay tadi, gue udah menikmati sekitar 3 - 4 buah apel yang disajikan oleh pemilik homestay. Itu belum termasuk 3 butir lainnya yang gue simpan untuk Mama (biar Mama bisa mencicipi apel asli Malang). Tujuan gue awalnya untuk memperlancar pencernaan. Tapi mencicipi apel Malang yang segar dan orisinal tampaknya udah bikin gue ketagihan. Dengan apel - apel yang gue makan selama agrowisata apel ini, mungkin total gue udah makan sebanyak 10 buah apel hingga sore itu. Ini adalah salah satu dari sedikit hari paling sehat dalam hidup gue!

Di agrowisata apel ini gue cuma berminat untuk memetik dan makan buah apel sebanyak yang lambung gue mampu. Gue gak berminat untuk membeli apel di sana yang harganya Rp. 20,000/kg. Selain karena saat itu agak susah mencari apel yang ukurannya besar dan sudah matang, menurut gue harganya juga lumayan premium kalau segitu. 

Jarak antara lokasi agrowisata dan homestay Ibu Kartika gak terlalu jauh. Kembali ke homestay, gue mandi dan bersantai dengan mengobrol dengan peserta tour lainnya yang ada di homestay sebelah. Malamnya, gue dan teman - teman kembali disajikan hidangan tradisional nan lezat dan variatif oleh pemilik homestay.

Ini benar - benar hari yang menyenangkan. Semua yang gue lakukan hari ini seru dan menyenangkan, bersama teman - teman yang kompak dan 'gila'. Ditambah lagi, gue tinggal di tengah keluarga (pemilik homestay) yang sangat ramah dan bersahaja. Makasih Yesus !

No comments :