I laugh, I love, I hope, I try, I hurt, I need, I fear, I cry, I blog...Welcome to my blog, welcome to my life !!

Wednesday, November 12, 2014

Selintas Waktu di Kinabalu (2)

26 Oktober 2014

Kucing Kuching

Walaupun judulnya liburan...walaupun kasur empuk dan selimut tebal ini bikin gue betah bermalas - malasan...walaupun gue pengen istirahat lebih lama karena baru beberapa jam merebahkan badan.... tapi gue tetap bangun pagi hari itu. Motivasinya : biar ngga ketinggalan jatah sarapan yang disediakan oleh Hotel Grand Continental. Begitu selesai mandi, gue pun langsung ke ruang makan hotel. Di sana gue menikmati kesempatan emas untuk makan sepuasnya menu sarapan yang variatif dan enak. Mungkin setelah puas mengisi perut selama 1 jam, gue pun meninggalkan ruang makan. 

Kalau lagi tinggal di HOSTEL, waktu sarapan gue terbilang singkat. Pertama gue mengolesi 4 lembar roti tawar dengan butter atau mentega, lalu dibakar di toaster sambil gue menyiapkan kopi atau teh panas, dan setelah rotinya gosong, gue pun segera melahap menu sarapan tersebut, dan diakhiri dengan mencuci piring dan gelas yang gue gunakan. Total paling cuma 15 menit, kalau gak pake antri toaster sama penghuni hostel lainnya. Bahkan gue bisa melakukan seluruh ritual itu tanpa sempat duduk di meja makan.

Selesai sarapan gue naik lagi ke kamar, dan sempat melanjutkan acara bermalas - malasan gue di ranjang empuk. Abis itu gue meninggalkan kamar, turun ke resepsionis untuk mencari informasi mengenai rencana penerbangan ke Kinabalu. Ternyata Airasia sudah memasang selembar surat pengumuman, bahwa rombongan pesawat gue sejak semalam, akan diberangkatkan ke Airport Kuching jam 2 siang nanti. Berhubung gue adalah si panjang kaki yang ngga bisa diam, jadi gue putuskan untuk jalan - jalan melihat kota Kuching. Ngga mungkin gue betah menghabiskan waktu di kamar hotel.

Gue pun meminta peta Kuching dari pihak Hotel, dan memulai perjalanan tanpa rencana itu. Tujuan pertama adalah mencari kios telepon selular. Di sana gue isi ulang pulsa kartu perdana lokal, dan segera menelepon Mama. Mama lega banget bisa mendengar suara gue, serasa udah bertahun - tahun. Gue agak sedih mendengar "perjuangan" Mama mencari informasi soal penerbangan gue semalam. Mula - mula Mama menelepon ke Air Asia, namun ngga berhasil bicara dengan petugas. Lalu berusaha menelepon ke Airport Soekarno Hatta, hasilnya nihil juga. Kemudian menelepon ke Air Asia lagi, dan katanya pihak Air Asia Indonesia saat itu juga belum mendapatkan konfirmasi pendaratan pesawat gue. Gue bisa membayangkan gimana paniknya Mama saat itu. Mama baru bisa sedikit tenang ketika akhirnya menerima sms gue. 

Setelah menelepon Mama, gue pun menjadi lebih santai, dan siap menikmati apapun yang Kuching miliki sejauh masih dalam jangkauan waktu gue yang sempit, dengan berjalan kaki tentunya. Di siang yang panas terik itu, gue sempat menemukan dan mampir ke beberapa lokasi menarik di sekitar hotel :

Siew San Teng (Tua Pek Kong) Temple
Tua Pek Kong Temple

Keberadaannya agak unik karena diapit oleh gedung - gedung pencakar langit. Kuilnya dibangun sejak 1770 dan posisinya yang menghadap ke air (sungai Sarawak) dan gunung (gak keliatan gunung mana yang dimaksud), dipercaya membawa feng shui baik.


Sungai Sarawak


Gue sempat melintasi sepanjang pinggir Sungai Sarawak, mulai dari Jalan Main Bazaar sampai Jalan Gambir, dan melihat bangunan - bangunan menarik di seberang sungai, yaitu Dewan Undangan Negeri Sarawak dan Fort Margeritha. Sebenarnya gue pengen banget bisa lihat dari dekat, namun sayangnya saat itu gue ngga tahu bagimana cara menyeberangi sungai menuju kedua bangunan megah itu. Jadi apa boleh buat, gue cuma bisa memandangi dari kejauhan.

Dewan Undangan Sarawak
Fort Margeritha
Sarawak Tourism Complex

Berhubung gue adalah penggemar bangunan - bangunan tua dan bersejarah, mata gue langsung tertarik melihat bangunan - bangunan yang ada di area Sarawak Tourism Complex ini. 

Court House Complex

Saat itu sebenarnya hari yang super cerah, dan ditambah dengan bangunan - bangunan tua yang keren dan terawat, namun sayangnya gue gak berdaya untuk mendapatkan foto diri gue sendiri. Alasannya karena saat itu gue males membawa tripod, dan malas meminta orang untuk memotret gue.


Hiang Thian Siang Ti Temple



Hiang Thian Siang Ti Temple

Bagian dalam temple

Templenya berada di Jalan Carpenter, dan dibangun sejak 1,5 abad yang lalu. Namun awalnya letaknya bukan  di Jalan Carpenter ini, melainkan di area Main Bazaar. Yang terletak di Jalan Carpenter ini dibangun tahun 1863. Dimana pun dan kapan pun, gue selalu senang melihat dan berkunjung ke temple - temple. Apalagi klenteng yang satu ini, warna merah dan emasnya yang mencolok, seakan - akan ngga mau kalah dengan terang benderangnya langit Kuching siang itu.

Gue sempat menyusuri Jalan Carpenter, yang kebanyakan bangunannya adalah kios - kios pengrajin emas.

Jalan Carpenter
Dari Jalan Carpenter, kaki gue yang sebenarnya udah mulai pegal ini melanjutkan petualangannya ke lokasi berikutnya. Gue sempat berhenti di Gereja St. Thomas, namun sayangnya gak bisa mampir melihat ke dalamnya berhubung pintu pagarnya terkunci.

Perhentian berikutnya adalah Art Museum yang berdekatan dengan Museum Sejarah Semulajadi. Gue sempat memasuki keduanya, yang menurut gue biasa aja. Yang menarik dan menonjol justru pemandangan di taman yang ada di tengah kedua museum ini, yang indah dan rindang, dengan beberapa pohon pinang yang tinggi menjulang.

Museum Sejarah Semulajadi

Mengingat waktu sudah tepat tengah hari, gue pun mengambil langkah kembali ke hotel. Dalam perjalanan balik, sekali lagi gue melewati kawasan Main Bazaar. Main Bazaar adalah pusat penjualan barang - barang seni dan oleh - oleh khas Kuching. Gue sempat mampir ke beberapa toko sekedar untuk melihat - lihat, tapi belum sampai tergoda untuk membeli apapun. Boro - boro mikirin belanja. Nasib gue aja rasanya ngga menentu saat itu...kejutan apalagi yang akan gue dapatkan hari ini.....kapan gue akan tiba di Kinabalu....jangan - jangan gue akan terdampar di kota lain lagi gara - gara masalah listrik...

Main Bazaar

Tiba di hotel, di parkiran gue sudah melihat beberapa bus Air Asia menunggu. Salah satu busnya sudah hampir terisi penuh. Gue segera naik ke kamar untuk mandi, santai sejenak dan membereskan ransel gue. Setelah siap, gue turun dan menuju bus nyaman yang akhirnya mengantarkan gue kembali ke Airport Kuching.

Tiba di Airport, gue mendapat informasi bahwa pesawat gue akan berangkat menuju Kinabalu sekitar jam 5 sore. Gue masih 'takjub' dan terheran - heran dengan apa yang terjadi dua hari belakangan ini. Rencana gue mendarat di Kinabalu tertunda hampir 24 jam dari yang seharusnya. Trus kalau gue tiba di sana baru nanti malam, kapan waktu gue bisa menikmati kota itu, sementara besok sore gue udah akan terbang kembali ke Jakarta. Ini liburan terakhir gue sebelum gue masuk kerja di kantor baru hari Senin. Tapi sejauh ini rasanya....Arrrgghhh ! 

Gue pun menunggu keberangkatan menuju Kinabalu berbekal burger dan coke McDonald yang disediakan oleh Air Asia.

Ketika akhirnya mendarat di Kinabalu, hari udah gelap dan hujan. Sempurna! Seketika gue langsung merubah rencana, gak akan ke Tune Hotel, melainkan mencari hotel lain. Gue mencari taksi, dan begitu sang sopir bertanya tujuan gue, gue masih bingung dan belum pasti mau jawab apa. Tiba - tiba dari bibir gue keluar, "Gaya Street". Entah kenapa gue mendadak minta diantar ke sini. Gue pernah membaca sekilas bahwa ini adalah salah satu kawasan backpacker di Kinabalu. Itu adalah salah satu keputusan paling asal yang gue buat, karena sebenarnya gue belum tahu apapun mengenai kawasan ini dan bahkan belum tahu mau tinggal di penginapan mana. Tapi gue pikir, liburan gue sudah berantakan dari awal, jadi gak mungkin akan lebih buruk lagi.

Sopir taksi menurunkan gue di Gaya Street, dan begitu turun gue benar - benar ngga ada ide mau tinggal dimana malam itu, bahkan gak tau mau melangkah ke arah mana. Gue pun mulai menyusuri jalan - jalan yang sebenarnya asing sama sekali buat gue, dan mulai mencari - cari papan nama "hostel", di bawah guyuran hujan rintik - rintik. Gue sempat beberapa kali keluar masuk penginapan. Ada yang harganya gak sesuai budget, ada yang full, ada juga yang penampakannya ngga bikin gue nyaman.

Kaki dan pundak gue udah pegal bukan main ditambah basah karena diguyur hujan. Langkah gue terhenti di sebuah penginapan kecil bernama Citypark Lodge, yang ada di Jalan Pantai. Gue akhirnya check in di sana, yang harga kamarnya MYR 30/malam. Di sini ngga ada dorm room, hanya private room. Gue menempati sebuah twin bed room, yang sempit namun dilengkapi dengan TV, kamar mandi dan jendela ke arah jalan utama. Untuk badan gue yang kelelahan dan nyaris putus asa, itu adalah sebuah kemewahan.

City Park Lodge
Kamar di City Park Lodge

Setelah mandi, gue kembali ke Gaya Street untuk sekedar mencari makan malam, tetap ditemani oleh hujan rintik - rintik. Sebelum kembali ke hostel gue sempat mampir ke Miliwela Superstore di seberang jalan dari hostel untuk mencari makanan ringan, air mineral dan....payung! Setelah itu, gue kembali ke kamar sempit dan mencoba menikmati apapun yang tersaji di TV, lagi - lagi sambil merenungi perjalanan petualangan gue yang.....apa ya namanya....di luar rencana ? di luar harapan ? Ah, sudahlah. Apapun yang terjadi gue harus tetap bersyukur, karena akhirnya tiba di Kinabalu dengan selamat. Makasih, Yesus!

No comments :