Sabtu, 26 Maret 2016, gue main ke Museum Layang Layang Indonesia di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan. Awalnya, sebenarnya ngga terlalu niat ke sini, cuma berhubung kondisi kesehatan gue lagi kurang fit karena diganggu oleh si sinusitis nakal, jadi gue dan Ony bermaksud mencari tempat refreshing yang ngga terlalu jauh dari rumah.
Di luar harapan, ternyata museum ini cukup menyenangkan, dan ngga melulu pas untuk anak - anak. Begitu tiba di sini gue langsung kagum dengan bangunan - bangunannya yang etnik berbentuk joglo. Ditambah dengan pekarangan yang rindang dan teduh, bikin nyaman dan betah.
Gue dan Ony membeli tiket masuk seharga Rp. 15,000 per orang. Dengan tiket seharga ini, selain bisa melihat-lihat museum, gue juga bisa ikutan bikin layang layang.
Selain bisa lihat-lihat museum, ada juga paket yang ditawarkan seperti bikin keramik, lukis payung, membatik, dan lainnya, dengan harga tiket Rp. 50,000 per orang.
Mula - mula setiap pengunjung yang datang dipersilahkan untuk ke ruang audio visual dimana pengunjung dapat menyaksikan video berdurasi kurang lebih 15 menit, mengenai sejarah layang layang, jenis - jenis layang layang, dan festival layang layang di berbagai tempat.
Setelah itu, dengan diantar oleh petugas yang berperan sebagai guide, gue dan Ony pun menuju bangunan pendopo yang merupakan ruang pamer koleksi layang layang. Meskipun bukan penggemar permainan layang layang, namun koleksi yang dimiliki museum ini cukup bikin gue takjub. Pertama, karena baru kali ini gue melihat langsung berbagai jenis layang layang dalam bentuk, warna, dan ukuran yang tidak biasa. Sebagian bahkan menurut gue berukuran sangat besar alias raksasa dan berbentuk unik, sampai - sampai harus dipajang di langit - langit rumah. Seluruh layang layang tersebut sudah pernah digunakan atau dimainkan dalam berbagai kesempatan atau festival.
Kedua, museum ini memiliki koleksi layang layang tidak hanya dari berbagai propinsi di Indonesia, melainkan juga dari negara-negara lainnya. Dan gue bahkan baru tahu, untuk beberapa propinsi di Indonesia, layang layang merupakan bagian dari adat dan kebudayaan. Misalnya digunakan sebagai bagian dari prosesi adat perkawinan, upacara panen, dan lain sebagainya.
Ketiga, ada spot yang menarik di museum dimana dipamerkan contoh layang layang jadi, berikut bahan - bahannya yang masih tradisional banget...yaitu bambu, daun, dan sebagai benangnya menggunakan serat nanas. Yang biking takjub, koleksi layang layang yang terbuat dari daun ini seakan ngga hancur atau rapuh dimakan waktu.
Puas melihat - lihat koleksi museum, kunjungan gue di sini ditutup dengan workshop kecil - kecilan 'bikin layang layang'. Setiap pengunjung diberikan sebuah rangka layang layang berbentuk konvensional yang terbuat dari bambu dan benang, lalu kertas khusus, dan peralatan lainnya. Lumayanlah....cara refreshing yang menyenangkan.
'i am cherry' |
Sebelum pulang, kenalan sama Yaba |
Secara keseluruhan, Museum Layang Layang Indonesia ini worth to see kok ! Sebelumnya, tahun 2010, gue pernah mengunjungi Museum Layang Layang di Melacca, Malaysia. Seingat gue, dalam hal koleksi dari ruang pamer, Museum Layang Layang yang ada di Jakarta ini ngga kalah. Dan yang terpenting adalah selain tempatnya nyaman dan teduh untuk dikunjungi, dan bikin betah bersantai - santai di sini, museum ini juga menyajikan banyak informasi (seputar layang layang) yang menarik dan menambah wawasan pengunjung.
No comments :
Post a Comment